Akhir: Surat dari Langit.

234 48 28
                                    

Hai Nara, hehe. Kamu pasti baca ini, pas saya sudah nggak ada, ya? Saya yakin itu. Nara, saya menulis ini untuk memberitahu kamu. Bahwa saya bahagia bisa ketemu kamu, yah walaupun hanya sebentar, tapi tidak apa. Saya suka, bahkan saya candu dengan senyum kamu (ini alasan saya menyuruh kamu untuk senyum satu menit waktu itu).

Alasan saya mendonorkan mata untuk kamu adalah: saya tau, kamu ingin sekali melihat dunia, 'kan? Alasan lain saya, saya terkena leukimia, Nara. Saya sedikit melupakan leukimia saya saat berdua dengan kamu, makanya setiap hujan, saya coba ke halte untuk menemui kamu. Kalau dihitung, kurang lebih tujuh kali saya ke halte saat hujan, hehe. Tapi kamu tidak ada di sana. Dan saat pertemuan kedua, saya kelewat senang saat melihat kamu ada di sana.

Nara, jaga mata kamu baik-baik, oke? Jangan pernah gunakan mata kamu untuk menangis, Nara. Jangan pernah sedih, saya rasa kamu nggak layak dapat kesedihan. Cari pendamping hidup yang lebih baik, Nara. Maaf, saya cuma bisa bicara saya cinta kamu saat itu. Saya nggak berani ngikat kamu jadi pacar saya, karena saya tau hidup saya nggak akan bertahan lama.

Wah, tiga paragraf. Ini terlalu banyak, ya Nara? Maaf maaf, saya nggak maksud ngebuat kamu baca tulisan sebanyak ini. Terlebih lagi, isinya tidak penting, hehe. Saya taruh foto yang diambil Arin waktu itu, untuk kenang-kenangan saya ke kamu (selain jaket yang saya kasih, hehe).

Kamu perlu tau, Nara. Saya sayang kamu, saya cinta kamu, bahkan saat saya sudah nggak ada lagi di dunia. Saya, akan tetap ada di hati kamu.

Cintanya Nara,
Kak Arion.

Tetesan air mata menjatuhi kertas surat tersebut. Ia mengambil sebuah foto yang dimaksud oleh Langit. Foto yang akan menjadi kenang-kenangan untuk keduanya. Nara mengelus wajah Langit yang ada di foto tersebut. Wajah Langit tampan sekali, sama seperti hatinya.

Nara menangis di kamarnya. Langit sudah tenang, Langit sudah tidak lagi sakit di sini. Langit sudah bahagia. Dan Nara, juga harus bahagia. Tanpa Langit. []

Terima kasih yang sudah mengikuti cerita ini dari awal sampai akhir, hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih yang sudah mengikuti cerita ini dari awal sampai akhir, hehe. Saya sayang kaliaaan. Oh iya, nanti malam saya akan up bonus chapter :D

Sejauh ini, bagaimana perasaan kalian saat membaca cerita ini? Feel dalam cerita sampai ke kalian nggak? Hehe.

HAPPY ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang