•Nanda's•
"Besok mau kemana? Aku ngga ada ide buat besok." Tanya Rey dari sebrang.
"Pengen es krim sih." Jawabku.
"No Bask*n R*bbins ya. Belum gajian tau! Minggu depan aja es krim nya." Ujarnya sedikit membentak. Iya, sedikit. Karena pada dasarnya Rey sangat kalem.
"Aku bayar sendiri Rey, ayo yaa. Ngidam nih aku"
"Nda"
"Ya?"
"Kita hari Minggu kemarin cuman makan bakso sama nemenin kamu cari kado buat Eva loh"
"Lah iya emang. Terus?"
"Nda, aku ga pernah ngapa ngapain kamu loh, kam-"
Oke aku baru paham.
"NGGA REY NGGA GITU HEY! UDAH POKOKNYA BESOK BELI ES KRIM TITIK!."
Segera ku putuskan sambungan telepon tidak jelas tadi. Entah kenapa aku merasa wajahku memanas. Segera aku melihat wajahku di cermin. Seperti kepiting rebus.
Jeffrey💕
Kok dimatikan, sih?
Belum selesai diskusi nih
Angkat ya aku telepon lagi.Belum sempat aku membalas pesannya, satu panggilan video masuk. Jeffrey. Segera ku angkat.
"Wajahnya kenapa merah gitu sih, yang?"
"Ngga usah ketawa ya kamu! Sudah, jadi besok bagaimana?"
"Katanya mau es krim?"
"Beli es krim doang? Ah ga asik."
"Sama nemenin aku cari gitar."
"Lah? Katanya belum gajian? Duit dari mana? Nyolong ya?"
"Enak aja. Itu papa yang suruh cariin, katanya lihat gitarku Bagus Bagus jadi pengen aku yang beliin."
"Oh"
"Besok jam sepuluh harus sudah siap."
"Lah? Kok malem malem? Sebentar dong ketemunya?"
"Pagi Nanda pintar."
"Pagi juga Rey."
"Apaan sudah siang gini kok."
"Serahku lah. Sudah dulu."
"Iya"
-8 AM
"NANDA BANGUN! Jadi jalan sama Rey ga!? Sudah jam sepuluh nih Rey dibawah tuh!" teriak mama sambil menggebukiku.
"HAH!? GIMANA SI MA? KAN JAM 9 AKU NYURUH MAMA BANGUNIN." Ujarku panik.
"Ya jangan salahin mama donk! Itu alarm dari tadi bunyi ga bangun bangun. Budek beneran tau rasa!" Mamaku ini ada ada saja.
Segera aku ke kamar mandi, untuk mandi tentunya. Untung semalam aku sudah menyiapkan baju. Hanya kaos hitam, jeans, dan jaket denim. Setelah mandi dengan super kilat akhirnya aku selesai dan segera mengecek handphone.
08.12
Tolong siapapun, apakah ibu kalian juga seperti ini!?Alhasil, aku memiliki waktu satu jam lebih untuk menunggu Rey. Aku mengenakan kaos oblong putih kesayanganku yang warna putihnya sudah tidak karuan saking seringnya ku pakai dan bawahan celana pendek yang biasa ku gunakan di rumah.
"Ma, inimah jam delapan"
"Yaudah sih, sana duduk lihat TV atau apa, gitu aja repot. Sarapan nih, ga sarapan juga gapapa biar mama yang makan." ibu macam apa ini.
"Enak aja! Sarapan lah aku mubazir tuh ada tiga roti. Orang mama sudah makan dua piring nasi goreng kata abang."
"Ya kalau kamu gamau sarapan, mama masih mau"
"Ga! Aku sarapan sekarang"Habislah tiga roti dalam perutku. FYI, seluruh keluarga ku doyan makan. Mulai dari kak Taeil, mama, papa, Jisung --Adikku, hingga aku sendiri. Pernah waktu itu tiga bungkus roti, setiap bungkus berisi sepuluh roti, habis dalam sekali sarapan. Hebat sekali keluargaku.
10 AM
"Tante om, pinjam Nanda dulu ya." ucap Rey berpamitan.
"Iya, bawa aja gausah dibalikin. Nyusahin. Makannya kebanyakan." Iya itu papaku. Bercandanya benar benar membuatku ingin menjadikannya pecel ditemani lele sebagai lauknya.
"Bawa aja, gausah dibalikin. Kak Rey aja nanti balik kesini sendiri bawa jajan. Jangan sama kak Nanda." Kali ini Jisung yang ingin ku jadikan 'jisung penyet'.
"Bodoamat udah, minggat beneran gue."ujarku dan langsung pergi menuju mobil Rey.
-"Langsung beli es krim apa gimana?" Tanya Rey dengan pandangan tetap pada jalanan.
"Aku ngikut yang nyetir dong, kacang yang aku beli minggu kemarin mana? Ketinggalan waktu itu." Tanyaku sambil mengubrak abrik isi dasbor mobil Rey.
"Loh? Punya kamu? Aku pikir punyaku yang ketinggalan. Aku kasih ke mama deh buat camilan lihat TV" katanya.
-"Mau rasa apa?"
"Coklat"
"Vanila"Kami menyahuti penjual es krim bersamaan, membuat mbak mbak penjual es krim sedikit tertawa. Kami memesan es krim cone agar bisa dibawa ke timezone.
Woy tolong ganteng banget ini pacar gue😭 -Author
"Rey main itu yuk, pump it up. Tau gak?" tanyaku sambil menyeret tangannya.
"Apa itu? Yang gimana sih?" tanyanya bingung.
"Itu yang diinjek injek ah udah ayo cepet keburu antri ih lemot."
Tak terasa kami bermain di timezone lama juga. Terbukti sekarang hari sudah sore. Tidak, belum. Masih pukul dua siang. Kami memutuskan makan siang karena Rey mendengar bunyi keroncongan dari perutku.
"Sushi yaaa?" pintaku sambil melihat lihat.
"Kamu itu makannya banyak. Kalau sushi ya bakal habis banyak dong sayang. Aku kan belum gajian." ujarnya sambil menepuk nepuk ujung kepalaku.
"Yaudah tuh pecel lele aja, gambarnya enak bener." kataku seraya mencari duduk.Jadilah aku pesan pecel lele dan Rey memesan pecel telur. Dengan minum es teh manis. Tahu gini makan di warung pecel depan rumahmu saja tidak usah ke mall, kata Rey. Tak lama pesanan kami datang. Kami makan dengan tenang.
-"Yang ini atau yang ini?" tanya Rey dengan menenteng dua buah gitar akustik. Aku mendekat, mencoba melihat harganya dan terkejut detik itu juga. Yang satu dua belas juta lima ratus sembilan puluh sembilan ribu, yang satu dua belas juta lima ratus ribu. Sama mahalnya.
"Mahal banget ini woy, hasil nabungku satu tahun ini. Dibeliin motor dapet kali ini Rey." ujarku sedikit teriak yang langsung ditinggal pergi Rey. Malu kali ah.
Aku terkejut saat dikasir Rey membayar cash, tidak dengan kartu. Padahal tadi waktu makan di dompet nya hanya ada kartu dan uang cash seratus ribu saja.
Setelah selesai dengan urusannya di toko alat musik, Rey mengantarku pulang. Tapi sebelumnya mampir sebentar beli donat untuk orang rumah.
-➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Heyyo wassap gengs! 🐣
Saya balik lagi setelah menghilangkan rasa malas saya wkwk
Aslinya tuh pengen ada foto waktu Rey makan, tapi ya mana ada Jeffrey rl makan pecel😭Semoga suka❤
Vomment! ✌
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunday Date! || Jeffrey Jung
FanfictionOneshoot story🌸 • • [Jeffrey Lokal] 📍Jakarta, Indonesia. Bagaimana rasanya Date dengan seorang Jeffrey setiap hari Minggu? • Pasangan bar-bar. Tidak, hanya sang perempuan lah yang bar-bar. Untuk lelakinya kalem, sungguh kalem. "Jadi pergi ga s...