Gym

90 7 0
                                    

•Nanda's•

Tak terasa, matahari sudah mulai malu malu memancarkan sinarnya. Artinya, sudah sekitar dua jam aku hanya membuka dan menutup mataku. Tadi pagi aku terbangun pukul empat. Lalu, tidak bisa melanjutkan tidurku.

Kudengar suara pintu kamarku yang dibuka. Sontak aku menoleh, mendapati siluet seorang laki laki yang kuyakini kak Taeil.

"Bangun woy jangan simulasi mati terus, mandi sono gue ajak jalan." suaranya sangat merusak minggu yang tenang ini.

"Bacot keluar lu! Eh btw jalan kemana?" tanyaku sembari melangkah menyiapkan baju untuk jalan jalan dengan kak Taeil, katanya kan begitu.

"Ya jalan dari kamar lu ke ruang TV lah, yakali jalan keluar yang ada bangkrut gue." Aku menahan emosiku yang sudah terkumpul di ujung kepalaku. Menyebalkan.
-

Jeffrey💕
Hari ini temenin aku nge gym ya?
Nda?

You
Y. Jamber?

Jeffrey💕
Jam delapan aku kesana, sekalian ada makanan ini dari mama.

You
YANG BENER AJA REY! INI JAM DELAPAN KURANG LIMA MENIT
AKU BELUM DANDAN
Tapi udah mandi sih. Bangga banget aku mandi pagi.

Jeffrey💕
Aku sudah dibawah ya.
Jangan lama lama. Cepetan.

Mataku terbelalak. Sedikit tak percaya Rey sudah dibawah. Pasalnya, minggu lalu Rey mengerjaiku. Katanya sudah dibawah, ternyata dia sendiri masih baru bangun tidur.

Aku mengecek keberadaan Rey dengan melangkah ke arah tangga. Dan benar, Rey disana sedang berbincang dengan papa. Ia melambaikan tangannya padaku, dan tersenyum. Menampakkan lesung pipinya. Manis.

Kalian mau lihat tidak?
Tidak usah ya, nanti kalian naksir.

Baiklah aku kasih lihat. Tapi jangan naksir. Rey punyaku dan aku tidak ingin berbagi.

Sudah jangan dipandang terus! Itu punya author! 😡 -author/ditampol Nctzen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah jangan dipandang terus! Itu punya author! 😡 -author
/ditampol Nctzen.

Segera aku berganti baju. Simple, hoodie baby pink kado dari Rey dengan bawahan jeans hitam dan sneakers. Tidak perlu tas, karena Rey membawa tas, jadi aku menitipkan dompet ku di tas Rey saja. Hehe.

Aku mendudukkan diriku disamping papaku. Mendengarkan obrolan antara papaku dan Rey. Seputar perbisnisan yang tidak ku mengerti sama sekali. Tak lama, Rey meminta ijin untuk membawaku keluar.
-

"Rey ini liptint ku bukan?" tanyaku saat menemukan liptint di dashboard mobil Rey.
"Iya kali, orang yang duduk disitu ya kamu aja." kata Rey sambil tetap fokus menyetir.

Tiba tiba saat melewati penjual es potong keliling aku ingin membelinya. Sudah lama sekali aku tidak makan es potong, rindu dengan masa kecilku.

"Rey stop stop bentar." kataku heboh. Membuat Rey dengan tiba tiba memberhentikan mobilnya. Dan wajahnya menahan emosi, tetapi tetap, saat berbicara nadanya tetap lembut.

"Kenapa? Ada yang ketinggalan?" tanya Rey. "Nggak, aku pengen es potong hehe. Maaf tadi buat kaget." kataku dengan wajah memelas.

Tanpa banyak bicara, Rey turun dari mobil dan membelikanku es potong. Tak lama, ia kembali dengan satu es potong ditangannya.

"Lain kali jangan ngagetin gitu. Untung tadi jalanan sepi, dibelakang gaada orang. Coba kalau ada? Kan kasihan orangnya." kata Rey sambil menyodorkan es potong. Aku jadi merasa bersalah.

"Iya maaf. Tadi aku tiba tiba pengen banget. Maaf ya, janji ga ngulangin." kataku sambil menunjukkan jari kelingkingku, yang langsung dikaitkan dengan jari kelingking Rey. Rey mengacak rambutku.
-

Kami tiba di tempat Rey biasa gym. Aku pernah kesini beberapa kali. Tidak, bukan untuk nge gym seperti Rey, mana punya niat aku. Ya hanya untuk menemani Rey saja.

Aku melihat Rey sedang melepas hoodie yang dipakainya dan melepas celana panjang yang dipakainya, menyisakan kaos hitam tanpa lengan dan celana selutut. Jarang jarang aku melihat pemandangan ini. Kekeke.

Aku yang sedang memandangi Rey dari belakang terkejut karena tepukan di bahuku. Aku menoleh. John. Teman dekat Rey.

"Kaya gapernah liat Rey pakai begituan aja lu." ucap John.
"Yeu emang gapernah. Eh pernah deng, tapi ya sekali dua kali. Kan, Rey orangnya pemalu juga." kataku sambil meneguk air mineral yang dibawa Rey dari rumah.
"Perutnya juga belum pernah lihat?" tanya John.
"Lu ngomong apa sih John. Gausah ngajarin Nanda yang ngga ngga ya!" ucap Rey yang tiba tiba sudah ada dibelakangku dan melemparkan handuknya ke John.

Aku hanya tersenyum. Setelahnya, Rey dan John pergi ke treadmill bersama. Jika disini sampai malam tanpa handphone pun aku sanggup, dengan catatan terus melihat Rey olahraga. Kekeke.

Rey selesai dengan acara gym nya sekitar pukul satu siang. Lama juga ya. Aku memberinya botol air mineral yang langsung diteguk habis oleh Rey.

Wah ganteng banget kaya jodohku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wah ganteng banget kaya jodohku. -Author

Aku segera menyuruh Rey untuk mandi. Karena baunya sudah menyebar ke seluruh ruangan. Tidak, hanya bercanda. Rey tetap Wangi bagaimanapun dia.

Sekitar tiga puluh menit kemudian Rey keluar dari kamar mandi dengan hoodie couple yang kami beli minggu lalu, tetapi aku tidak memakainya sekarang.

Rey mengajakku makan pecel lele di dekat rumahnya. Rencananya hari ini aku akan menginap di rumah Rey karena besok aku tidak ada jadwal kuliah. Ada, satu matkul yang dosennya sedang sakit. Jadilah besok hari libur.

Eits tenang, aku tidur di kamar tamu. Tidak satu kamar dengan Rey. Kekeke.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
I'M BACK UWUWUU😗
Saya telah melawan rasa malas saya wkwk :v
Mana saya nulis ini h-1 simulasi  udah bodoamat saja :v

Semoga suka❤
Vomment! ✌

Sunday Date! || Jeffrey JungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang