Kacamata

103 7 0
                                    

•Nanda's•

Ting tung..

"Woy Jisung! Budek apa gimana!? Itu belnya bunyi dibukain kek." Teriakku dari depan kamar di lantai dua. Sedangkan Jisung sedang bermain handphone diruang TV dekat ruang tamu yang otomatis dekat dengan pintu depan juga.

Akhirnya aku sendiri yang turun dan membukakan pintu dengan tetap mengomel yang benar benar tidak disahuti satu katapun oleh Jisung. Adik laknat.

"Selamat pagi, Nanda!" Seru Rey saat aku membuka pintu.

"Lah? Janjiannya jam sebelas Rey, ini masih jam tujuh."

"Aku kan ingin bertemu kak Taeil dulu sayang. Ada janji mau main game hehe"

Aku hanya memutar kedua bola mataku. Tidak heran. Tak lama, kak Taeil keluar dari kandangnya alias kamarnya dengan masih mengenakan piyama. 'Ini janjian main game tapi baru bangun tidur?' batinku.

"Kak, kok baru bangun? Ini udah ada Rey katanya mau mabar" ujarku.

"Rey nya aja kepagian, gue janjian jam delapan kok." ujarnya.

"Yaudah aku main sama Jisung dulu aja. Jisung! Sini sama kakak."

Setelahnya mulut Jisung tak henti hentinya berteriak. Rey juga berteriak, tetapi tidak sekeras dan sesering Jisung.

"Mau kemana hari ini sama Rey?" Tanya kak Taeil yang pandangannya tak lepas dari handphone ditangannya.

"Itu nganterin Rey beli kacamata, kemarin periksa minusnya nambah katanya" jawabku.
-

11 AM

"ayo Rey! Keburu tutup optiknya ih buruan!" teriakku di pintu kamar mandi. Bagaimana tidak, saat kami sudah di mobil dan tinggal menginjak pedal gas saja, Rey dengan santainya mematikan mesin mobil lagi.

'Bentar ya mau BAB nih' katanya. Setelahnya, Rey sedikit berlari ke dalam rumahku untuk numpang BAB.

"Iya sebentar sayang, mules nih bentar lagi ya!" ujarnya sedikit berteriak.

Sekitar sepuluh menit kemudian, Rey keluar dari kamar mandi dengan wajah lemas habis ngeden (bahasa jawanya sih ngeden, aku gatau indonya huhu. Yang gatau artinya cari aja di gugel ^^).

"Bentar ya istirahat dulu aku, capek." ujarnya seraya berjalan kearah ruang tamu. Dan duduk dengan menepuk nepuk perutnya.

"Kencanku terhalang berak, itu judul kalau lu berdua mau bikin sinetron." Ujar kak Taeil yang entah sejak kapan ada di ruang TV.

Bukannya kesal, aku malah tertawa sangat keras. Tidak ada jaim jaimnya walau ada Rey yang notabenenya adalah pacarku.

"Rey tabok aja itu mulut, kalo ketawa ngeselin bet anjir." kata kak Taeil.

"Udah ah ayo, Nda. Kak, gausa pamit lagi ya kan tadi sudah." ujar Rey dan menarik tanganku menuju mobilnya di halaman depan.
-

"Langsung ke optik aja ya." kata Rey dengan pandangan tetap pada jalanan.

"Iya, ini gimana sih kok ga bisa Rey?" tanyaku dengan mengutak atik radio mobil Rey. Ingin ku sambungkan dengan bluetooth handphone ku. Biasanya aku duduk dimobil sudah tersambung sendiri kalau aku menyalakan bluetooth dari handphone ku. Kali ini Rey membawa mobil papanya.

"Mobil ini ngga bisa disambungin bluetooth handphone, nda." ujarnya yang ku balas dengan dengusan.

Sesampainya di optik, Rey langsung memilih beberapa frame kacamata dan dicoba lalu ditunjukkan kepadaku.

"Yang, cocok ngga ini di aku?" tanya nya yang belum sempat ku jawab langsung dilepas lagi frame nya.

"Kalau yang ini?" "atau yang ini?" aku pun geram.

"REY AKU BELUM LIHAT UDAH DILEPAS LAGI FRAME NYA, MANA BISA LIHAT" Teriakku.

Oke, sekarang pegawai optik menjadikan aku dan Rey sebagai pusat perhatian karena teriakanku yang menggelegar. Rey? Hanya tertawa sedikit.

"Ditunggu ya, mungkin sekitar satu minggu. Nanti kami beritahu jika sudah selesai, tolong catat nomor telepon disini ya mas" ujar pegawai optik dengan memberikan sebuah buku.
-

Setelah selesai dengan urusan kacamata, Rey mengajakku ke Gr*media. Bukan untuk membeli buku, mana punya uang dia. Hanya untuk membaca buku yang tidak tersegel. Itu tujuan utamanya.

Matanya aja ganteng, gimana muka -Author

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya aja ganteng, gimana muka -Author

Aku mengambil satu novel yang tidak tersegel dan mulai membacanya. Sebelumnya, aku melihat jam di handphone ku, pukul satu lebih tiga menit. Aku mulai terbawa suasana dalam novel ditanganku.

"Ayo makan dulu, itu mau beli yang disegel? Kayaknya kepo gitu sama bukunya." suara Rey membuatku sedikit terkejut.

"Ga ah, ga terlalu Bagus juga, ayo makan" ujarku sambil meletakkan buku kembali pada tempatnya.
-

Pukul tujuh lebih sepuluh menit aku tiba dirumah. Tadi setelah makan tiba tiba aku ingin melihat film. Alhasil aku dan Rey melihat film pukul tiga sore dan selesai sekitar pukul lima sore. Lalu lanjut makan lagi karena perutku sudah lapar.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Ini apa dah unfaedah kali :')
Sepertinya ini akan ada part duanya :v

Semoga suka ❤
Vomment! ✌

Sunday Date! || Jeffrey JungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang