two

157 26 6
                                    


Untung saja, aku bertemu Pak Ardian, salah satu guru di sana, dan dia menolongku untuk menemukan kelas, Jaemin sialan itu. Dia meninggalkanku yang tak tahu apapun, awas saja nanti di rumah.

Aku tak tahu aku di taruh di kelas mana, Yang aku tahu semua anak di sini seperrti anak anak lainnya.

"Perkenalkan. Aku Youjung" salamku sopan. Tapi tak ada respon, semuanya hanya diam menatapku datar.

APA SEBEGITU TAK MENARIKNYA DIRIKU INI?!?!?

Seorang gadis dengan rambut Blonde di ikat 2 yang duduk di bangku nomor 2 baris pertamaa tiba tiba mengangkat tangan.

"Pak. Kenapa dia di perban? Jangan jangan dia punya penyakit menular? Hahahaha" oke. Skarang suasananya lebih tenang, semua orang menertawakanku, hanya satu atau dua orang yang tetap diam dan menatap datar.

"Diam. Diam semuanya" relai Pak Ardian, yang membuat semua anak jadi lebih tenang, walau ada beberapa yang masih tertawa dan menaatap remeh ke aku. "Youjung, kamu... Duduk di..." Pak Ardian menatap sekeliling. " Oh di sana. Bersama Wendy" tunjuk Pak Ardian ke salah satu siswi di bangku paling depan.

"Tidak Pak! Saya menolak, saya tak mau" Gadis itu menggeleng keras tak terima.

"Ehmm kalau begitu..." pandangannya berhenti di bangku pojok paling belakang, di sana ada seorang siswa yang hanya tidur menenggelamkan wajahnya sejak tadi. "Di sana. Dengan Sehun"

Aku mengangguk lalu berjalan ke tempat yang di tunjuk Pak Ardian, Anak anak mulai cekikikan ketika aku lewat, bisa ku dengar mereka berbisik "WAAH bukankah mereka cocok, si buruk rupa dan si penyakitan kikikiki"

Buruk Rupa?

Oh siapa namanya tadi? Sehun. Iya Sehun, dia yang akan jadi temanku. Pasti dia mengalami pernderitaan yang sama seperti aku.

Ternyata tak mudah mendekati trman sebangku ku ini. Dia terus saja tidur, bahkan saat makan siang, dia juga tidur. Aku hendak membangunkannya, tapi. Aku takut. Bagaimana jika dia juga tak menyukaiku.

Sampai bel sekolah berbunyi, Aku terus berdiam diri. "Sehun"
Panggilku pelan saat dia ingin berdiri.

 "Sehun"Panggilku pelan saat dia ingin berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"OH TUHAN" Aku kaget. Dan mulut lancangku ini. Aissssh pasti dia tersinggung.

"Jangan bicara padaku" Ucapnya sinis lalu pergi.

Oowwwh aku meruntuki sikapku tadi. Kenapa aku harus kaget?!! Pasti dia tersinggunng, bagaimana ini?! Aku benar benar takkan punya teman.

****

Jaeminsudah menungguku di depan gerbang, sepertinya anak itu masih ingat tentang aku, kupikir dia sudah lupa jika puny saudara baru.
"lama sekali sih" kesalny saat aku baru datang.
Hey, bukannya seharusnya aku yang marah karena, dia tadi meninggalkanku. Dasar.
Jaemin memegang tanganku dan menarikku entah kemana, yang pasti ini bukan jalan pulang.
"hah? Apa ini?"
Jaemin hanya tersenyum. "kau harus terus melatih kekuatan pedangmu itu nona. Jika di di biarkan saja lama laam kau hanya akan menjadi orangb bodoh yang taktahu apapun" jelasnya. Dia mambawaku kesebuah pelatihan pedang?
Dan lihat. Lagi lagi tak ada gadis di sini hanya aku seorang.
"Paman" jaemin memanggil seseorang, lelaki tinggi yang masih terlihat lebih tua berjalan ke arah kami.
"Paman, kenalkan. Dia saudariku, mulai sekarang dia akan berlatih disini"
Lelaki yang sejak tadi di panggil paman itu hanya mengangguk.
"aku pergi dulu ya" ucap Jaemin, lalu pergi begitu saja. Lagu lagi aku di tinggal.

Queen Of SiriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang