Sial. Benar benar sial. Sangat. Lihatlah keadaan menyedihkan ku ini. Di culik oleh orang gila seperti Bobby, lalu di dandani seperti kucing peliharaan saja. Dan yang sangat menjengkelkan, adalah senyuman lelaki itu. Dia terus menatap penuh nafsu ke arahku, apa yang bisa aku lakukan, kaki dan tanganku di ikat, perbanku sudah lepas, dan dia sudah tau tentang aku. Dia menyuruh beberapa pelayan untuk mendandaniku semenarik mungkin, dengan gaun warna coklat dan potongan bahu sabrina yang cukup terbuka dan tidak nyaman ini, matanya terus menatapku. Setidaknya dia hanya melihatku dari jauh, aku bersyukur dia tak melakukan lebih.
"Hei! Brengsek! Aku lapar!" ucapku penuh kesombongan, biarkan saja jika dia marah, malah lebih baik bukan jika dia tak menyukaiku.
"Akhirnya"
Aku menoleh tak percaya ke jendela kamar ini, Jay? Kenapa bisa di sini? Bagaimana dia bisa?. Dia berjalan dengan percaya diri dan langsung memukul Bobby dengan keras. Sangat keras sampai Bobby terlihat tak kuat untuk bangun.
"Jadi Ini taktikmu? Dasar brengsek, Maya mu tak bekerja padaku. Aku masih bisa dengan mudah menggunakan Maya ku di tempat menjijikkanmu ini" celotehnya, dia menarik kerah Bobby kasar, matanya menyulut kemarahan. "Sekarang katakan. Dimana? Dia?"
Oh. Apa Jay jauh jauh kesini untuk mencariku? Sungguh?
Bobby menunjukku dengan dagunya, lalu Jay menoleh ke arahku, Sebisa mungkin ku tunjukkan wajah manisku ke dia, walau dia sangat menyebalkan dan kasar, setidaknya dia bisa mnolongku dari tempat ini.
"BUKAN DIA BRENGSEK!"
APA?! BUKAN AKU?! LALU?
"Youjung, gadis penuh perban itu. Aku tahu kau membawanya. Katakan! Dimana dia!"
"Hai Bodoh! Aku disini" timpalku tak tahan, kenapa dia begitu bodoh sih.
Jay terlihat ragu, dia kembali menatap Bobby. "Apa yang dia katakam benar?"
Bobby hanya diam. Lalu sebuah aura merah tiba tiba keluar dari tubuhnya. Jay melepas cengkeramannya, mundur sedikit dan menatap tak percaya.
"KAU?! DASAR PENGHIANAT?!" Sebelum Jay mengibaskan pedangnya pada Bobby, tiba tiba Bobby menghilang, dia menjadi gumpalan asap berwarna hitam dan hilang entah kemana.
Jay berlutut, dia menunduk agak lama, sampai dia berdiri dan berjalan ke arahku. Dia melepas ikatan pada tubuhku.
"Dimana Youjung?"
Aku di depan matamu Bodoh!
Sabar... Dan tersenyum "Lepaskan aku dulu. Nanti ku beritahu"****
"Bisa ku Tahu kenapa kau mencari Youjung?"
"Kau tak perlu tahu" Singkat Jay, lihat sifat menyebalkannya kembali.
Aku melangkah lebih dulu, menatapnya dalam. Dia menatap aneh lalu mulai mundur beberapa langkah, tapi aku terus mendesaknya sampai pergerakannya terhenti karena tembok di belakangnya. Dia semakin memicingkan matanya, tapi aku terus menatapnya lekat. "K. K. Kau Mau apa?... "
"Yak! "
"jangan macam macam ya. Ini di istana dan asal kau tahu aku in-" celotehnya.
"Kau Iri ya dengan Youjung" curigaku., menatapnya sinis.
Dia sedikit terbatuk tadi, bahkan dia melebarkan matanya. Memang ada yang salah, bisa saja kan dia iri karena aku lebih jago dalam berkuda dan memanah, yah walau kemampuan berpedangnya sedikit lebih baik dari aku, hanya sedikit.
"Kau bodoh Ya" Dia mengacak rambutnya. "Anggap saja aku sedang berusaha membuatnya Jatuh Cinta"
"Jatuh Cinta? Jatuh cinta dengan Siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of Sirius
FantasíaAku tidak tahu tentang Sirius. Aku bahkan hanya rakyat biasa dari Arphad yang tak punya maya seperti keluarga kerajaan. Aku bukan siapa siapa, kenapa aku terlibat dengan pangeran dan iblis itu.