"Mark?"
"Jay. Kau di sini?"
Keduanya mendekat dan berjabat tangan, aku hanya menatap dari jauh.
"Kenapa kau di sini? Bukankah Sirius sedang di serang?"
"Mark. Keadaan sedang tak terkendali di sana. Akan makin bahaya jika aku tetap di sana. Ini saatnya Mark. Beritahu aku dimana pedang itu" ujar Jay.
Mark terlihat diam sejenak, sampai dia mengangguk lalu membawa kami masuk ke aula istana.
Saat kami masuk semua orang menunduk hormat, apa Mark benar benar raja di sini? Bukankah dia terlihat terlalu muda untuk menjadi raja.
"Jay? Siapa dia?" bisikku senetral mungkin.
"Mark. Raja Di Sharang" jawabnya santai.
Oh. Dia benar benar raja? Waah pemuda yang hebat, tampan, muda, dan seorang raja. Bukankah dia terlalu sempurna?
"kalian istirahatlah dulu, pelayanku akan menyiapkan segalanya. Ehmm boleh ku tahu siapa gadis cantik di sampingmu Jay?"
Benar. Mark memang terlalu sempurna, tutur katanya halus dan menyenangkan tidak seperrti lelaki tinggi yang satu ini.
"Dia? Dia sama sepertiku. Kalau begitu. Kami pamit dulu"
Jay lantas menarikku untuk mengikuti langkahnya. Apa dia tak bisa halus sedikit? Sedikit saja. Menyebalkan.
*****
"Kau Gila?! Kita Sekamar?!" teriakku pada Jay. Aku mendongak menatap sejenak langit langit kamar. Lalu kembali menatap lelaki di depanku dengan tajam. "Hei. Apa istana ini tak punya kamar lagi"
"Bukankah bagus?" entengnya sambil melipat tangan di depan dada. Senyuman menyebalkannya muncul, "Semakin kita dekat, semakin bagus bukan. Itu bisa meningkatkan ikatan kuat antara kita. Kau kan rekanku dan kita harus terus bersama. Mengerti?" ocehnya. Aku hanya tersenyum tak percaya.
"Mengerti?" ulangnya lagi.
"Jay. Lalu apa hubungannya kerjasama rekan dengan tidur seranjang seperti ini? Eoh?!" jariku menunjuk ranjang kingsize di sebelahku dengan frustasi.
Jay kembali tersenyum. "anggap saja latihan"
"Latihan?"
"perjalan kita masih jauh Yoo. Kita harus membunuh Canopus itu. Dan di perjalanan kita mungkin saja akan tidur bersama, makan bersama, bahkan mandi bersama"
Aku menghela nafas kasar.
"tunggu tunggu. Kenapa kita harus membunuh Canopus?"
"Jika kita tak berperang melawan Canopus, kitalah yang mati"
"Kita?"
Jay membuang nafas kasar, lalu menatapku "Canopus datang untuk membunuh Iblis. Dia juga membunuh Aios, dan kitalah Aios itu. Canopus harus membunuh kita jika dia ingin jadi raja. Dan jika dia sudah menjadi raja, dia akan menyingkirkan semua anggota kerajaan, membangun sistem baru, dimana bangsa Canopus akan merdeka, para dewa akan membangkang dan lebih memilih tinggal di Sirius bersama Canopus yang lain. Semua akan kacau, Iblis dan manusia harus terus ada. Kejahatan dan kebaikan harus terus berdampingan, tidak ada kehidupan yang sempurna, itulah sebabnya"
Ucapannya menggantung. "kita harus mempertahankan semuanya, Bangsa kita, iblis, dan segalanya. Atau kita akan di perbudak para Canopus itu. Mengerti?"
Aios? Aku seorang Aios? Bagaimana bisa? Aku bahkan hanya warga biasa dari Orphad. Kenapa aku bisa terlibat dalam masalah ini? Ibu, bisa jelaskan kenapa aku terlibat dengan semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of Sirius
FantasyAku tidak tahu tentang Sirius. Aku bahkan hanya rakyat biasa dari Arphad yang tak punya maya seperti keluarga kerajaan. Aku bukan siapa siapa, kenapa aku terlibat dengan pangeran dan iblis itu.