••04••

305 18 0
                                    

Saat bel pulang sekolah Flara langsung membereskan buku-bukunya. Flara memiliki tujuan sekarang, yaitu Alfa.Dela menatap Flara yang sedang buru-buru

"Tenang, tuh doi ga bakal ninggalin lo kali ra" sindirnya.

"Ih apaan sih" jawab Flara malu-malu.

"Yaudah deh kita duluan, kayaknya ada yang mau berduaan tuh" ledek Della membuat Flara tersenyum malu.

Setelah sepeninggalan teman-teman Flara, Flara menghampiri Alfa yang sedang berbincang dengan kedua sahabatnya.

"Yaudah gue duluan, mau ngapel nih punya pacar baru" ucap Rean dengan bangganya lalu meninggalkan kelasnya

"Yee si badak, kalo soal perempuan mah nomor satu" cibir Kelvin kepada Rean yang sudah menjauh

"Yaudah gue mau rapat basket dulu Al, gue tinggal ye" pamit Kelvin

"Hmm" hanya gumuman saja untuk mengakhiri percakapannya.

Saat Alfa sedang mengecek apakah ada buku yang tertinggal atau tidak tiba-tiba Flara menghampirinya.

"Al, sepulang sekolah sibuk ngga?" Tanya Flara dengan hati-hati.

"Sibuk" jawab Alfa singkat lalu menggendong tasnya.

"Gue boleh tolong anterin gue pulang gak Al?" Tanya Flara terlebih dahulu. Langkah Alfa terhenti, lalu ia menghela nafasnya. Sepertinya Flara kebawa baper sama gosip disekolahnya. Apalagi saat kemaren mengantarnya pulang?

"Al, ga mau ya nganterin gue?" Tanya Flara dengan pelan.

"Gak" jawab Alfa singkat dan melanjutkan langkahnya yang tertunda. Ada tatapan kecewa dari Flara, tapi Alfa tak mempedulikannya.

Saat Alfa ingin berbelok menuju parkiran, matanya menyipit melihat seorang gadis yang sedang berdiri sendirian digerbang? Cewek itu! Batinnya. Buru-buru Alfa masuk kedalam mobil dan menacapkan gasnya.

Mobil Alfa berhenti tepat disamping gadis itu, tersadar ada yang berhenti disampingnya lalu pandangan Asya menyernyit melihat ada mobil yang terhenti disampingnya.

"Masuk!" Suara dingin Alfa membuat siapa saja bergidik ngeri. Terutama Asya. Dia ngajak siapa sih? Disinikan ga ada orang selain gue Masa iya ngajak gueh? Kalau ngajak gue, apa Alfa suka sama gue, aaa Alfaku sayang Batin Asya tergelitik.

"Lo budek??!!" Tanya Alfa sedikit keras membuat Asya tergejolak kaget. Lalu memandang wajah dingin Alfa.

"Ka-kakak ngomong sama saya?" Tanya Asya hati-hati.

"Menurut Lo?!, masuk atau gue paksa masuk!" Bentak Alfa membuat Asya gemeteran dan langsung masuk mobil Alfa.

Tanpa mereka sadari, ada orang yang memperhatikan gerak-gerik mereka.

●●●●


Belum jauh dari area sekolah, Alfa mengehntikan mobilnya. Alfa menghela nafasnya kasar lalu mendekat kearah Asya. Asya menahan nafasnya kala jarak antara Alfa dan dirinya hanya sebatas 5 centi saja. Asya berdoa supaya ia tak terhasut godaan sayton.

Saat Alfa semakin dekat refleks Asya memekik kaget

"Eh jangan! Gue ga mau!" Racaunya membuat Alfa menaikkan sebelah alisnya.
Ni anak ngira gue mau ngapain? Oke sekalian gue kerjain aja Batin Alfa

"Emang lo tau gue mau ngapain?" Tanya Alfa dengan nada seraknya membuat Asya bergidik ngeri.

"E-e- enggak kok kak" jawab Asya gelagepan.

Asya memejamkan matanya kala wajah Alfa sangat dekat dengan wajahnya. Setelah beberapa detik, ia merasakan seatbeltnya sudah terpasang didirinya.

"Buka mata lo" perintah Alfa membuat Asya refleks membuka matanya. Saat membuka matanya, Alfa tak sedekat tadi, ia membuang mukanya malu karena sudah berfikir yang tidak-tidak.

"Lo kira gue mau ngapain hah sampe lo tutup mata segala, berharap gue cium?" Tanya Alfa. Alfa merasa sedikit aneh dengan dirinya, kenapa ia bisa ngomong sepanjang tadi dengan gadis disampingnya ini.

"E-enggak kok! Enggak! Siapa bilang, kakak kan homo, masa mau cium gue" jawab Asya membuat Alfa menunjukkan smirknya lalu melajukan mobilnya lagi.

"Lo tau gue homo dari siapa?" Tanya Alfa

"Kata temen-temen lah, emang ia kan ka Alfa itu homo. Buktinya kakak ngga pernah deket tuh sama perempuan" Alfa menaikkan sebelah alisnya lagi dan lagi. Bukannya gadis disampingnya ini yang memberikan gosip bahwa dirinya pacaran dengan Flara? Dan ini, kenapa ia bilang dirinya tak pernah dekat dengan perempuan.

"Bukannya lo perempuan?" Tanya Alfa sambil mengangkat kedua alisnya

"Eh iya, ehehe yaudah ga usah dipikirin, gue udah ga takut kok, tadinya sih gue udah bayangin kalo gue mau dicium sama kakak, tapi berhubung kakak homo ya- yaudah" cerocosnya membuat Alfa menggeleng-geleng kepala.

"Lo mau tau gue homo apa ngga?" Tanya Alfa setelah menghentikan mobilnya ditempat yang cukup sepi. Asya jadi gugup saat Alfa melihatnya dengan intens.

"Gue bisa aja perkosa lo disini" ucap Alfa sambil menunjukkan smirknya. Lantas Asya membulatkan matanya terkejut.

"Ja-jadi ka Alfa ngga homo?" Tanya Asya dengan nada terkejutnya.

"Mau bukti?" Tanya Alfa lagi membuat Asya refleks menggelengkan kepalanya. Sekarang Asya tau, bahwa Alfa itu tidak homo seperti yang dikatakan teman-temannya.

Suasana menjadi hening beberapa saat, sampai Alfa membuka suara lagi.

"Lo ada masalah sama gue?" Tanya Alfa to the point

"Hah maksudnya?" Tanya Asya bingung

"Kenapa lo nyebarin gosip kalo gue pacaran sama Flara?" Tanya Alfa dengan tatapan tajamnya.

"Ha-hah! Apa? Gue nyebarin gosip? Enggak!" Jawab Asya tak menyangka bahwa Alfa menuduhnya.

"Kemaren gue liat dengan mata kepala gue sendiri kalo cuma lo yang liat gue pulang bareng Flara" ucap Alfa membuat Asya menggelengkan kepalanya.

"Kemaren emang gue liat kak, tapi aku bukan__" ucapan Asya kepotong karena Alfa

"Alah ga usah nyangkal!"

"Sekarang, lo turun!" Bentak Alfa membuat Asya tergejolak kaget. Nampaknya Alfa menaruh dendam begitu besar kepadanya atas kesalahan yang tak pernah ia buat.

"Ta-tapi kak disini sepi, gue takut ada yang nyulik gue, terus gue diperkosa terus nanti gue bunuh diri, kan enggak banget endingnya kek gitu kak" cerocosnya membuat Alfa pusing menghadapi gadis bodoh ini.

"Gue ga peduli!" Bentaknya lagi membuat mau tak mau Asya turun dari mobilnya.

Baru saja turun dari mobil Alfa,Asya ingin membuka suara lagi tetapi Alfa sudah menancapkan gasnya seperti orang kesetanan.

"Ah! Banjingan lo kak! Bangsat!" Teriak Asya yang diyakini bahwa Alfa tidak mendengar teriakannya.

"Eh Astaghfirullah gue ga boleh ngomong kasar kata mama" gumum Asya merutuki dirinya sendiri.

Lalu Asya mendengus kesal dan melanjutkan untuk berjalan.

"Ah! Kenapa harus diturunin dirempat sepi sih! Bajingan kau kak! Gue sumpahin lo jadi pacar gue!!" Teriaknya lagi dengan sungguh-sungguh.

Asya bergidik ngeri saat melihat jalanan sepi, tak ada bus, taksi bahkan ojek sekalipun.

Huft!

AlfAsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang