••03••

347 19 0
                                    

Alfa melangkahkan kakinya menuju ruang kelasnya. Banyak yang berbisik-bisik sampai teman-teman kelasnya sambil melihat Alfa dengan tatapan yang entah...apa itu. Tak bisa diartikan. Sampai ia duduk ditempat duduknya barulah tak lama kedua sahabatnya duduk dibangku depannya dengan memasang wajah bingung. Alfa menghiraukan itu sampai pada saat ia akan membuka bukunya, Kelvin bersuara.

"Al, emang lo beneran pacaran?" Tanya Kelvin membuat Alfa menaikkan sebelah alisnya.

"Menurut gue sih si Alfa ga mungkin pacaran, diakan homo, ya kan Al?" Tanya Rean dan mendapatkan geplakan dari Kelvin.

"Awss sakit bangsat!" Umpatnya

"Kata siapa?" Tanya Alfa membuka suara.

"Kata siapa apanya nih? Lo pacaran atau lo homo?" Tanya Rean membuat Kelvin lagi-lagi menggeplaknya.

"Aduh! Asu emang lo! Gue kan nanya bener!" Umpat Rean tapi dihiraukan oleh keduanya.

"Gue pacaran" jawab Alfa.

"Hah! Lo beneran pacaran sama Flara? Wahat!! Berarti lo ga homo dong!" Ucap Rean histeris membuat lagi-lagi ia kena tempol, tapi bukan dari Kelvin melainkan dari Alfa.

Seketika tawa Kelvin pecah "Whahaha kena kan lo sama si bos! Makanya pahamin kalo bos ngomong!, wahaha"

"Anjing lo Al, dikira ga sakit apa goblok!" Umpat Rean.

"Hahaha, maksudnya Alfa itu kata siapa dia pacaran, bukan lagi ngomong kalo dia itu pacaran Tuti!" Jelas Kelvin "iya kan Al?" Lanjutnya tanya pada Alfa

"Hmm" jawab Alfa dengan deheman saja

"Lo udah buka grup angkatan kita belum?" Tanya Kelvin.

"Apa hubungannya?" Tanya Alfa

"Jadi gini nih ceritanya, ada yang nyebarin gosip bahwa lo itu pacaran sama Flara. Soalnyakan kemaren lo pulang bareng dia, secara ini pertama kalinya lo pulang bareng cewek bro" jelas Kelvin pankang lebar

"Ga peduli" Jawab Alfa cuek membuat Kelvin dan Rean menghela nafasnya, pasalnya harus ekstra sabar ngomong sama Alfa itu. Terkadang mereka saja sampai dibuat kesal karena tak mengerti apa maksud dari Alfa.

Sebenarnya Alfa sendiri bingung, siapa yang nyebarin gosip itu? Sampai ingatan terlintas diotaknya, kemaren ia melihat cewek yang menabraknya saat dikorider di halte depan sekolah. Tak salah lagi pasti dia yang menyebarkannya. Lihatlah apa yang dilalukan Alfa nanti.

"Al, mau ikut ngantin ga? Gue belum sarapan nih, Rean juga mau ngikut" ajak Kelvin.

Tanpa ngomong sepatah katapun Alfa bangkit dari tempat duduknya dan melenggang pergi.

"Dasar si kuntil, diajak malah maen nyelonong aja tuh anak" kesal Rean.

"Kaya kagak tau dia aja lo Re, ayuk lah buruan gue laper banget sumpah"

"Yeeuuu ga makan berapa hari si lo"

Tak lama dari kepergian tiga cowok tadipun Flara datang membuat teman-temannya menghampirinya. Bisa dikatakan teman-teman Flara itu biang gosip di kelasnya. Jadi, masalah sekecil apapun ia harus tau.

"Ini dia nih orang yang kita tunggu-tunggu dateng juga!" Pekik Della lalu ikut mengerubungi meja Flara.

"Ada apa sih?" Tanya Flara.

"Lo jadian sama Alfa ya? Ngaku lo!" Ujar Dela berdecak pinggang. Flara mebyernyitkan dahinya.

"Enggak kok, siapa sih yang nyebarin gosip" jawabnya apa adanya sambil terkekeh.

"Ga usah bohong njir" ucap Salsa, temannya.

"Gue emang belum jadian anjir, udah napa jangan kaya penggosip tingkat akut, jijik gue sama kalian"

"Belum?" Tanya Dela

"Udah lah, kalian itu! Mending blajar sana blajar!" Finalnya langsung membuat teman-temannya membuang nafas kasar. Beginilah kalau ngomong sama Flara, tak jauh dari kata belajar dan belajar.

●●●●

Alfa dan kedua sahabatnya melangkahkan kakinya santai menuju kantin. Langkah Alfa terhenti membuat Kelvin dan Rean yang berjalan dibelakangnya langsung menubruk.

"Anjir! Kenapa pake berhenti segala sih!" Ucap Rean sambil mengusal keningnya.

"Tau tuh kuntil! Maen berhenti segala!" Tanggap Kelvin kesal.

"Kalian duluan aja, nanti gue nyusul". Ucap Alfa menghiraukan ocehan mereka.

Alfa melangkahkan kakinya menuju perpus kala melihat gadis yang begitu sangat familiar. Ya, gadis yang menabraknya kemaren dan juga Alfa menduga bahwa ia adalah biang gosip? Karena setaunya kemaren saat pulang hanya ada dirinya dan Flara. Dan saat melewati halte ia melihat gadis tersebut? Tapi apakah mungkin dia yang nyebarin gosipnya? Kalau bukan dia, siapa lagi? Pikirnya.

Lo gak tau kehidupan gue batin Alfa sambil menatap tajam kearah Asya dan juga ada Tasya disampingnya. Tapi mereka belum menyadari akan hal itu.

Saat asyik bercakap dengan Tasya, pandangan Asya bertemu dengan wajah datar Alfa yang sedang menatapnya tajam. Sontak langkahnya terhenti. Jantungnya berpacu lebih cepat. Asya menengok kanan kiri dan belakang tapi tak ada siapa-siapa kecuali dirinya dan Tasya.

"Lo kenapa dah sya?" Tanya Tasya bingung.

"A anu anu gue gatel" jawabnya membuat Tasya menyernyit heran.

"Apanya yang gatel sih?" Tanyanya

"Ah anu, anu, ah ayuk cepetan jalannya" jawab Asya sambil menarik tangan Tasya dan melangkah dengan tergesa.

"Lo kenapa dah! Gatel apanya? Mau gue garukin hah?" Tanya Tasya disela tarikannya.

Asya menoleh, saat ia melihat kebelakang Alfa masih menatapnya tajam membuat jalannya semakin cepat dan

"Tasya! Ayo cepetan lari! Anu gue pengen dimasukin pisang! Ah goblok bukan itu, ayo dibelakang lo ada kecoa!" Sontak Tasya lari sekencang-kencangnya saat mengetahui disekitarnya ada kecoa.

"Aaaa Asya cepetan bunuh tuh kecoa cepet!" Rengek Tasya disela larinya.

Ya,Tasya memang sangat takut pada kecoa.

Saat dirasa aman, Asya menghentikan larinya. Tetapi Tasya masih terus saja berlari sambil teriak-teriak supaya kecoanya dibunuh. Sontak Asya meledakkan tawanya.

"Whahahahaha hos hos anjir lo Tas! hos hos Ga ada kecoa goblok!! Wahahaha"

Tasya mengehentikan larinya dan nagasnya memburu sekarang. Apalagi ditambah kesal dengan Asya yang sudah membohongi dirinya.

"hosh hohh Babi!! hosh hosh kenapa lo boongin guee!!" Teriaknya. Lalu menghampiri Asya sedang tertawa terpingkal-pingkal.

"Kalo ga ada kecoa! Kenapa lo ajak gue lari babi!" Ucap Tasya masih dengan kekesalannya.

"Anu, sebenarnya tadi gue liat ka Alfa ngeliatin gue Tasya, terus tuh ya tatapannya itu tajem banget setajem anunya Manu Rios ah pokoknya kaya psikopat!" Jelas Asya yang nafasnya memburu.

"Dimana? Kok gue ga liat sih?" Tanya Tasya.

"Kan gue bilang tadi, Toni! Bukan sekarang!!"

"Katanya lo suka" ucap Tasya.

"Ya suka lah, suka banget malah. Tapi tadi tuh kaya beneran mau bunuh gue asli! Tajem banget tuh matanya" jelas Asya.

"Ya mau kaya psikopat kek, kaya apa kek kalo suka ya suka aja lah ucok!" Ucap Tasya tak jelas membuat emosi Asya memucuk

"Ngomong sama lo itu ngabisin tenaga tau ngga Tas!" Kesal Asya

"Ya elo, lagian ngomong pake urat" cibir Tasya

"Au ah babi! Gue kesel sama lo!" Ucap Asya lalu meninggalkan Tasya sendirian.

"Dasar dugong! Hobi kok ninggalin orang sih!" Cibir Tasya lalu ikut melenggang pergi mengejar Asya.

AlfAsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang