9. Maaf (2)

1.9K 191 3
                                    

.
.
.
.
.
Happy Reading
Typo bertebaran
.
.
.
.
.
.
.

Jimin tersenyum kecil, melipat tangannya di dada. "Pergi dari rumah ini, dan akui dirimu sebagai Min Taehyung. Maka, hidup mu akan lebih bahagia" ujarnya santai.

Bukannya menjawab tawaran jimin. Jungkook bertepuk tangan membuat jimin mengernyit.

"Ternyata kak jimin tau tentang itu? Hmm.. Jadi, kak jimin mengikutiku? Sejak kapan? Sejak kapan kakak melakukan itu padaku. Jawab!!!" geram jungkook.

"Aku tak mengikuti mu jungkook, aku punya banyak mata yang berada disampingmu." Jawab jimin santai.

Jungkook mengepalkan kedua tangannya, seraya bangkit dan menarik kerah kemeja jimin "Sudah kuduga bahwa kau, orang brengsek, beraninya kau menghianati kakakku"

Bugh

Satu telak pukulan diterima jimin, hingga darah mengalir disudut bibirnya. Ia hanya terkekeh saat menyeka darah di bibirnya.

"Sepertinya kau mulai membela kakak mu yah? Padahal kau tau dia bukan kakak kandungmu" ucapnya seraya bangkit mendekati jungkook yang sudah geram mendengar perkataannya

"Perlu ku ingat kan kau Tuan Kim Jungkook. Aku punya alasan melakukan ini. Dan aku tak segan segan melukai kakakmu jika kau tak menuruti perintahku, Menjadi Seorang Min Taehyung!" lanjutnya menatap Jungkook yang juga menatapnya tak kalah tajam.

Jimin tersenyum miring, meninggalkan jungkook yang masih mematung di tempatnya. Haruskah ia menjadi min taehyung agar kakaknya bisa bahagia?

Jungkook terduduk lemas, air matanya tumpah begitu saja. Sebuah kenyataan terungkap begitu saja, dua fakta dalam waktu bersamaan. Bahwa Taehyung bukan kakak kandungnya, dan jimin yang berkhianat pada keluarganya. Padahal ia sempat meyakini bahwa jimin bisa menjaga taehyung selama ia bisa menyembuhkan luka di hatinya. Tapi, semua salah.

"Ayah.. Bunda.. Maafkan, Maaf-kan a-ku. Aku terlalu egois." ucapnya menahan suara tangisnya. Ia tak ingin taehyung mendengarnya.

Ia meremas perutnya yang sedari tadi sakit. Apa maag nya kambuh lagi? Tapi, ia merasa pola makan nya teratur. Lalu, kenapa perutnya terasa sakit sekarang?

"Ada apa denganku?"

***ABOUT ME AND YOU***

Taehyung hanya terdiam, menatap kosong benda dihadapannya, yah hanya gelap yang ia lihat. Ia mengangkat tangannya di udara. Merasa ragu meraba benda di depannya. Sejenak, ia menghela nafas lalu memberanikan diri memegang nya. Senyumnya terukir begitu saja, saat ia berhasil meraba benda itu.

Tuut

Taehyung tersentak. Ia menekan salah satu tuts piano. Yah, benda yang sedari tadi ia pandang -walau gelap-, yang ingin ia raba adalah piano. Benda yang selalu ia ingin mainkan.

Sedari dulu, taehyung ingin menjadi musisi. Pandai memainkan segala jenis musik, pandai menyanyi, pandai membuat nada dan lagu. Tapi, hal itu tak akan pernah terjadi akibat kecelakaan yang merenggut penglihatan dan kedua orang tuanya.

"Sepertinya kau merindukanku?" lirih taehyung berusaha menampakkan senyumnya.

Ia memainkan piano itu asal, tanpa nada dan lagu yang ia mainkan. Hanya menekan tuts yang satu ke tuts yang lainnya. Ingin rasanya taehyung berteriak agar diberi penglihatannya kembali. Ia hanya bisa menangis melihat keadaannya.

Terlalu meratapi nasib, taehyung tak menyadari kehadiran seseorang disampingnya yang ikut memainkan jemarinya, kali ini dengan nada yang cukup indah.

About Me And You (Vkook Brothership) [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang