Bab 40

4.2K 578 35
                                        

Kameramen mulai menyalakan kamera dan alat-alat yang lain, Arumi sudah standby di depan kamera bersama, Tika, Azar dan Pak Hasim. Kameramen memberi aba-aba, dan..

Rolling an Action..

Arumi mulai menyapa para penonton di rumah, memberi tahu kalau ia sudah berada di tempat dimana, yang kata Youtuber itu bilang, rumah berhantu, sangat berhantu. Sampai-sampai konten Video klarifikasinya di Youtube Viral, dan masuk media cetak maupun Tv.

Arumi memperkenalkan siapa yang ada di sebelahnya, "Ya. pemirsa, disini saya sudah ditemani dengan kedua anak Indigo dan juga warga setempat, ini ada Tika dan Azar, mereka indigo bersaudara. Dan ini pak Hasim, warga setempat."

"Dan kami juga sudah meminta izin kepada pemilik rumah yang baru, mbak Vira, terimakasih sudah meng-izinkan kami untuk meliput disini."

"Iya sama-sama," Vira hanya tersenyum canggung saja, saat mic diarahkan ke depan bibirnya. Vira gugup, ia tidak biasa di depan kamera seperti saat ini.

"Gimana nih, menurut penerawangan Tika?" Mic di serahkan kepada Tika, dan anak indigo itupun mengedarkan pandangannya sejenak, lalu menatap kamera lagi.

"Yang aku rasain sih disini 'penuh' ya, maksudnya itu, 'mereka' banyak banget. Padahal baru di halaman rumah aja, dan Azar mukanya udah agak was-was nih.."

Azar mengarahkan mic yang ia pegang tadi ke depan bibirnya, "ia, bener kata Tika, disini penuh banget. Yang paling mendominasi itu Hantu Belanda ya, mundar-mandir terus."

"Waduh, merinding asli nih saya." Ujar Arumi, memperlihatkan bulu kuduknya yang berdiri, ke depan kamera. "Gak bo'ong, suer!"

Sang Tuan rumah hanya diam, sambil berfikir, mungkin itu ajudan Dirk dan orang-orang yang mengisi rumah ini dulu. "Ini dari mana aja? Apakah dari luar atau memang asli hantu yang di dalam saja?" Tanya Arumi pada Tika dan Azar.

"Ini rata-rata dari dalam semua ya, berkaitan sama cerita rumah ini dulu. Paling kalo dari luar itu hantu lokal, tapi ga banyak mereka." Jawab Azar.

Arumi menoleh pada Vira, "gimana mbak, ada yang mau di tanyain? Oiya, mbak tahu sedikit sejarah rumah ini gimana?" Tanya Arumi penasaran.

"Eh, hehe. Gak tau banyak sih, saya taunya cuman rumah ini di jual murah, karena udah dijual dari sepuluh tahun yang lalu. Sama dulu pemiliknya orang Belanda kaya, itu aja sih mbak." Jelas. Sebenarnya Vira tahu seluk beluk rumah ini, tapi tak mungkin ia beberkan ke publik. Cukup Vira saja yang tahu.

"Ouh, terus mbak suka dapet terror gak?" Tanya Tika sekarang.

"Iya dulu, tapi Puji Tuhan sekarang udah enggak."

"Kalo pak Hasim, suka denger atau liat kejadian apa aja, kalo keliling lewat rumah ini?" Tanya Arumi, mengarahkan mic nya pada Pak Hasim.

"Iya neng, banyak banget. Saya udah jadi satpam disini itu udah tujuh tahunan, memang sih pas kosong juga rumah ini dirawat sama pemiliknya dulu sebelum neng Vira, tapi serem banget neng. Sering denger derap langkah tentara gitu, teriakan, orang nangis tuh di dalem sini, terus banyak. Suara tembakan tuh yang paling sering di denger sama warga sekitar, termasuk saya." Penjelasan Pak Hasim membuat Vira merinding, dulu, ia juga pernah mengalami itu semua.

Sementara itu, Dios mengintip dari balik jendela, ada ramai-ramai apa di diluar rumahnya. Kenapa banyak kamera? Dan Wartawan?

Ck.

Pasti mereka sedang mencari tahu, kenapa rumah ini Hororr, padahal, sama sekali tidak. Ia sedari dulu menempati rumah ini, tidak ada masalah kok.

Dios berdecak, lalu beranjak ke ruang keluarga, dimana Kakaknya dan Ares sedang tertawa terpingkal-pingkal hanya karena sebuah acara Kartun, Dora. Dan hebatnya Vira suka membeli kaset kartun si anak poni menyebalkan itu.

MR. DIRK (up again GITM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang