Bab 38

3.2K 590 16
                                    

Malamnya Vira sedang menyusui Isaac, di kamar bayi mereka. Dirk tidak pulang karena ia khawatir pada kekasihnya dan tentu saja bayi mereka, Dirk yang sedang memperhatikan bagaimana Vira sangat lihai dalam mengurus anak membuat hati lelaki tampan itu menghangat. Merasa sedang diperhatikan Vira menoleh, dan balas tersenyum.

“ada apa?” tanya Vira pelan, Dirk hanya mengeleng dan mengangkat bahunya lalu menghampiri mereka berdua. Dirk membungkuk lalu mengecup kening Vira dan Isaac bergantian. Menyalurkan rasa sayang dan cintanya yang begitu besar, untuk Vira, Isaac dan tentu saja Hans.

Dirk duduk di sofa sebelah Vira, “dulu, aku gak pernah membayangkan ini sebelumnya. Hidupku seakan berhenti saat aku mati, lalu kembali untuk hidup menjadi arwah penasaran. Aku tak pernah memiliki keinginan banyak, dulu aku hanya ingin segera pergi ke alam yang seharusnya, tapi saat bertemu denganmu, aku kembali mengoreksi keinginanku. Yaitu aku ingin hidup sekali lagi, dan itu hanya untuk kamu. Membangun keluarga kecil yang bahagia, dan menua bersama.” Dirk mengungkapkan apa yang selama ini, terpendam dalam di lerung hatinya.

Ungkapan hati Dirk tadi membuat Vira sangat terharu, disaat dulu, pertama kali ia menginjakkan kaki disini, ia sedang dalam masa patah hati karena diselingkuhi calon suaminya sendiri, lalu bertemu arwah Dirk adalah kesialan hidup kedua bagi Vira setelah gagal menikah. Tapi, rencana Tuhan lain.

Justru karena itulah sekarang mereka saling mengisi dan melengkapi satu sama lain. Karena kejadian itulah, membuat kesialan berbalik menjadi suatu Anugerah yang paling tak akan pernah terlupakan sepanjang hidup mereka.

“memang yang sekarang kamu lihat secara fisik, itu bukan aku. Tapi jiwa ini tetaplah Dirk yang kamu kenal dulu. Dan dia tak akan pernah berubah sampai kematian kedua menjemputnya, maupun saat di akhirat kelak.” Dirk membawa sebelah lengan Vira dan menaruh telapak tangan Vira di dadannya.

Mereka berdua saling bertatapan, Dirk mendekatkan tubuhnya pada Vira, lalu detik selanjutnya kedua bibir mereka bersatu.

Untungnya Isaac dan juga Hans sudah tidur, kalau tidak akan betapa hebohnya mereka saat melihat langsung adegan ciuman kedua Orangtuanya. Setelah beberapa menit berciuman, pagutan bibir keduanya terlepas danVira meraup oksigen sebanyak-banyaknya.

Dirk hanya tersenyum simpul lalu mengusap ujung bibir kekasihnya itu menggunakan ibu jarinya.

Ia bangun dan mengambil alih Isaac, mengecup kening anaknya sebentar lalu menaruhnya di ranjang bayi mereka. Hans’pun diberi kecupan yang sama.

 Hans’pun diberi kecupan yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“ayo tidur, udah malam.” Ajak Dirk pada Vira yang tengah membereskan popok anaknya yang tergeletak di sofa.

Perempuan itu mengangguk lalu merentangkan tangannya di depan Dirk minta digendong.
Dirk hanya tertawa pelan, lalu meraih tubuh Vira dan menggendongnya ala Bridal style. Dirk berjalan cepat ke kamar mereka. Sebenarnya dekat sih tapi, ingin cepat sampai saja dan tidur dengan nyaman di samping ibu dari anak-anaknya. Menutup pintu dengan sebelah kakinya, Dirk kemudian menaruh Vira lembut di ranjang mereka.

Vira beringsut membenarkan posisi berbaringnya, sedangkan Dirk berbalik mengganti bajunya dengan kaos bahan dingin. Lalu ikut bergabung berbaring di samping Vira. Vira berbaring miring memeluk Dirk, begitupun sebaliknya. Vira begitu menghayati mendengarkan setiap detak jantung Dirk. Sedangkan Dirk menatap ke atas, langit-langit kamar.

“di kamar ini, dulu aku mati, bertemu pertama kalinya denganmu lalu di kamar ini pula aku menghilang.” Ujar Dirk, Vira hanya berdehem saja meng’iya-kan. Laki-laki itu mengeratkan pelukannya.

“aku menyukaimu bukan karena kamu mirip Fatimah, Vira. Tapi karena dirimu sendiri.” Lanjutnya.

“aku tau sayang. Sekarang bukan itu yang pengen aku tanya sama kamu, tapi tentang masa lalu kamu.” Mendengar itu, rasanya Dirk seperti melihat kilasan film yang sudah sedikit rusak.

Kehidupannya di masa lalu sebenarnya, ia tak ingin mengingat-ingatnya lagi, apalagi banyak sekali rentetan kejadian buruk yang membuatnya trauma dan enggan untuk bercerita lagi, seperti apa kehidupannya di masa lampau. Dirk ingin menutup buku usang penuh darah dan nanah itu, dengan buku baru yang bersih dan indah. Dan berisi tulisan kehidupan yang bahagia di dalamnya.

“aku juga tau ini berat buat kamu cerita—pun juga Dios, tapi kamu harus terbuka Dirk. Aku ini calon istri kamu, dan sudah menjadi ibu dari anak-anak kamu.”

Dirk menghela nafas pasrah, menjatuhkan pandangannya pada kekasih yang sangat di cintainya itu. Mereka bersitatap beberapa detik, lalu Dirk yang memutus tatapan itu. “aku gak inget banyak, tapi mungkin ini bisa membuat rasa penasaran kamu, sedikit demi sedikit terjawab.”

“jadi, awal aku kesini itu benar-benar gak bisa bahasa Hindia Belanda atau Indonesia. Aku dan Dios menginap di Batavia tiga hari dan dua malam. Kami bertemu banyak orang Netherland disini, dan memang tujuan awal aku dan Dios datang kesini untuk keperluan Bisnis saja tidak ada hal yang lain, yang kami fikirkan pada  saat itu. Aku juga tidak tahu kalau sebenarnya negerimu sedang di jajah oleh bangsaku.”

“lalu?”  sela Vira.

“kata kakek, dia punya rumah di Bandung, ya! Disini. Sudah ada para pembantu yang siap melayani segala keperluan kami. Kakek tidak balik ke Hindia Belanda lagi karena kesahatan tubuhnya menurun, maka dari itu aku ditunjuk untuk melanjutkan bisnis yang sudah kakek bangun disini. Hari-hari yang kami lalui biasa saja, mengelola bisnis dan berbaur dengan warga pribumi disini maupun orang Netherlands yang tinggal disini. Tidak ada yang aneh, rumah ini juga sudah dibangun sejak tahun 1800-an, di lahan atas kosong. Tapi entah kenapa saat peristiwa pembantaian yang terjadi di rumah ini dulu, membuat rumah ini berhantu. Tapi, aku rasa mungkin karena pembunuhan berantai ini menjadikan rumah ini penuh misteri dan berhantu.” Lanjut Dirk panjang lebar.

Vira membentulkan posisi berbaringnya. “masa biasa-biasa aja kehidupan kamu di masa lalu?” Dirk hanya mengangkat bahunya, mengelus pucuk kepala Vira pelan.

“biasa aja, agenda ku setiap hari ketika masa hidup dulu, hanya mengecek bisnis mau itu laporan dalam bentuk tulisan maupun laporan lisan dari para pekerjaku. Lalu pergi ke tempatnya langsung mengecek langsung kinerja para pegawai, mendengarkan keluhan mereka, apa-apa yang harus aku penuhi dan perbaiki agar bisnisnya semakin lancar.

Bertemu dengan para konglomerat untuk membahas kerja sama bisnis, berjalan-jalan di pasar atau sekitar rumah. Menghadiri acara penting atau pesta orang Netherlands disini, hanya itu saja. Kalau soal banyak misteri di rumah ini, aku juga tidak tahu karena saat aku datang kesini dengan Dios rumah ini juga sudah berusia lumayan tua. Apalagi sekarang’kan?”

Gadis itu hanya diam, mencerna semua omongan Dirk barusan. Berarti misteri di rumah ini kakek Dirk yang menciptakannya. Rumah yang luas, dan terdapat ruangan-ruangan tersembunyi di dalamnya, dan segudang rahasia.

“sudah malam, ayo tidur. Selamat malam my love.

Vira tersadar dari lamunan nya saat Dirk mengecup bibir dan keningnya singkat, lalu mulai memejamkan matanya.

“malam juga Dirk, my true love.” Vira juga ikut memejamkan matanya, ikut tenggelam dalam lautan mimpi yang indah dan dalam.

--

Halo, jangan lupa vote and komen. Kayaknya naskah ini ga terbit di playstore tapi terbit di Web Novel😂. Nanti tapi selo aja, tapi di Wp tamat, di Wn ada lanjutannya panjang😂😂.

Sil's🐇

MR. DIRK (up again GITM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang