18

1.7K 73 6
                                    

Gadis Aga itu turun dari sepeda onthel yang disewa David. Sekarang sudah pukul 09.00, mereka menghabiskan waktu dengan baik hari ini.

Aga tersenyum hangat kepada David.

"Thank's bro buat hari ini". Ucapnya.

"Yoi, kapan-kapan bolos lagi. Btw, itu mobil siapa? Seinget gue lo tinggal sendiri deh kayaknya".

"E-eh, itu mobil sepupu gue. Dia lagi nginep disini".

"Ohh. Yaudah gue balik ya!"

"Ya, hati-hati".

Setelah David hilang dari pandangannya, Aga berjalan pelan memasuki rumah. Mood-nya kembali jelek setelah mengingat Alka lagi.

"Assalamualaikum".

"Waalaikumsalam. Darimana aja?"

"Main".

"Sama siapa".

"Temen".

"Oh, beneran David cuma temen? Sampe pulang semalam ini?"

"Jadi Davina cuma temen? Sampe sedekat itu?"

"Ga... Kamu tau kan aku dari SMP sahabatan sama Davina".

"Gue baru tahu tuh. Itu pun dari Jovanka".

Alka diam. Ternyata pemikirannya salah selama ini, dia pikir Aga tahu semua tentang dia. Bahkan termasuk hubungannya dengan Davina. Ternyata tidak.

"Ga, aku bukan gue. Aku kira kamu udah tahu Davina siapa aku selama ini". Ucap Alka melembut.

"Udah Ka. Gue capek pengen tidur".

"Gak laper?"

"Udah makan sama David".

Alka menarik tangan Aga yang sudah menaiki tangga menuju kamarnya. Namun gadis itu dengan cepat menarik tangannya kembali.

Ditatapnya Alka dengan pandangan marah yang membuat mukanya terlihat lucu. Kemarahan Alka hilang seketika ketika melihat mimik wajah gadisnya.

"Kamu mau marah apa ngelucu?" Tanya Alka diiringi kekehan.

"Apanya sih yang lucu".

"Kamu".

Aga mematung. Apakah dia terlalu berlebihan terhadap Alka, apa dia terlalu childish padahal ini masalah kecil?

Alka menarik Aga dalam pelukannya menenangkan gadis itu kalau semuanya akan baik-baik saja. Dia dan Davina hanya teman, ya, hanya itu.

Samar-samar suara isak Aga terdengar.

"Kamu nangis?" Bisik Alka.

"Nggak. Cuma terharu aja kenapa bau badan kamu lebih wangi dari aku". Cicit Aga.

Alka tertawa sambil membelai surai indah Aga. Cowok itu melepas pelukannya, lalu menangkup pipi Aga gemas.

"Aku sama Davina gak lebih dari teman. Jadi, bisa jaga jarak sama David, Agam, dan teman cowok mu lainnya?"

Aga hanya mengangguk lalu beranjak pergi meninggalkan Alka. Dia terlalu lelah hari ini, ingin cepat bersih-bersih lalu tidur.

×××

Alka dan Aga berjalan beriringan menyusuri koridor sekolah yang masih sepi. Sepertinya mereka berangkat terlalu pagi hari ini, dan sepertinya juga suasana hati kedua muda-mudi itu pun sama nggak baiknya dengan cuaca pagi— mendung.

"Pagi cantik!" Sapa Agam dan Kris berbarengan, bedanya Kris dengan raut dan nada yang datar.

"Pagi juga rakyatkuu". Jawab Aga dengan tangan direntangkan seperti ingin memeluk keduanya.

My Senior My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang