14. Pasar malam

2.3K 124 15
                                    

Bel pulang berbunyi sekitar 10 menit yang lalu. Tetapi tetap saja tidak sedikit siswa yang masih berada disekolah. Entah untuk nongkrong ataupun melakukan kegiatan ekstrakurikuler.

Aga dan teman-temannya sedang berada di parkiran, menunggu Alka datang.

Rencananya sih, mereka mau nongkrong ke kafe deket sekolah. Tapi karena Arra ngerengek minta ke pasar malam, akhirnya rencana mereka berubah.

"Cepetan! Udah ditunggu daritadi malah jalan kayak miss universe," gerutu Aga.

Alka hanya terkekeh. "Maaf, tadi ada masalah dikit di kelas,"

Setelah semua sudah siap, mereka pun berangkat bersama. Pasar malam itu berada disekitar sekolah, mungkin jarak tempuh nya hanya 20 menitan.

×××

Aga turun dari motor, menepuk lalu membenarkan rok nya. Gadis itu mendongak ketika Alka memanggilnya.

"Apa?", Tanyanya.

"Mau naik apa? Gak usah yang aneh-aneh", peringat Alka.

Aga hanya nyengir, lalu dia menarik tangan Alka menuju komedi putar. Mereka semua memutuskan untuk berpencar sendiri-sendiri lalu kembali berkumpul di parkiran ketika pukul 9.

Tanpa basa-basi Alka langsung membelikan tiket untuk keduanya. Mereka duduk bersampingan.

"Ka, fotoin dong!", Pinta Aga yang dengan mudahnya disetujui oleh Alka.

Gadis Aga itu berpose dengan bermacam-macam gaya. Dan si lelaki Alka hanya memotret dengan keahliannya.

"Aku udah, sekarang gantian kamu",

"Nggak", jawab Alka datar.

"Kenapa sih?", Tanya Aga sebal. "Ini kan background nya bagus juga", tambah gadis itu.

Alka mencubit pipi gadisnya gemas karena entah mengapa hari ini Aga sangat cerewet.

"Iya udah. Terserah", putus Alka.

Aga mengambil ponselnya dari tangan Alka, lalu, mulai memotret cowok ganteng itu. Gaya Alka monoton. Hanya senyum terpaksa saja berkali-kali.

Aga mendengus. "Gayanya yang lain dong!", Omel Aga.

"Yang lain itu yang gimana Aga sayang", balas Alka gemas.

Pipi Aga merona karena sebutan dari Alka. Gadis itu mencibir Alka untuk menutupi rasa salah tingkah nya. Alka hanya tersenyum penuh arti melihat tingkah gadisnya yang menggemaskan.

Aga mempraktikkan gaya-gaya nya yang membuat Alka tertawa. Dan, dia pun menuruti apa yang Aga inginkan, meskipun terkadang terkesan alay dan lebay.

Setelah selesai dikomedi putar, dua sejoli itu kemudian memutuskan untuk mencari makanan. Kebetulan belum makan malam, seenggaknya dapat camilan daripada nggak makan— begitu kata Alka.

Alka mendudukkan gadisnya disebuah bangku dibawah pohon. Gadis itu hanya mengangguk dengan tampang polos ketika Alka memerintahkan dia untuk tetap duduk disana.

Alka dengan langkah jenjangnya mulai mengantri di salah satu stand pasar malam.

20 menit kemudian...

Alka kembali ke tempat dia mendudukkan Aga. Namun, nihil, tidak ada orang disana. Alka mulai panik, dengan orang sebanyak ini kemana Aga pergi? Lelaki itu tahu kalau Aga nggak bisa ditempat ramai dan sesak. Gadis itu pasti merasa sesak nafas.

Alka sudah kalang kabut, dia kesana-kemari mencari Aga nya.

Lalu, dia tersenyum simpul ketika melihat Aga bermain air mancur. Seperti anak kecil. Lucu.

Alka mulai meneliti pahatan wajah gadis yang sudah sah menjadi istrinya. Angin menerpa rambut gadis itu, membuatnya beterbangan dan menambah kesan cantik alami dari seorang Agalia. Alka tahu, Aga bukan gadis yang cantiknya kebangetan sampai menjadi most wanted dan selalu gonta ganti pacar.

Aga hanya gadis dengan wajah cantik standar. Namun, entah mengapa, pembawaan gadis itu dan daya tariknya berbeda dari wanita lain. Bukan dari fisik, meskipun Alka tahu Aga tergolong seksi untuk ukuran cewek.

"Lagi ngapain?" Tanya Alka ketika sudah berada dibelakang gadis itu.

Aga menoleh lalu menyunggingkan senyum. "Ini main air mancur. Jadi inget drake deh!"

"Apa? Coba ulangi", pancing Alka.

"Gapapa kok. Hehehe",

"Nih, makanannya. Dimakan", ucap Alka menyodorkan cup makanan dengan wajah muram.

Aga langsung melahapnya dengan lahap. Tanpa menghiraukan tatapan gemas Alka. Saat sedang asyik makan, tiba-tiba Alka duduk dengan bertumpu lutut didepan Aga.

Aga mengurungkan suapannya lalu menatap Alka heran.

"Kamu ngapain, Ka?" Tanyanya.

Alka tak menjawab. Cowok itu fokus pada kaki Aga, lalu, menarik kaki kiri Aga diatas paha kanannya. Membenarkan tali sepatu Aga yang amburadul dengan telaten. Aga hanya mematung, ternganga tak percaya.

"Biar nggak jatoh", ucap Alka setelah selesai mengikat tali sepatu.

Alka berdiri lalu membersihkan celananya. Duduk disebelah Aga dan mengambil alih sendok plastik ditangan Aga, menyuapi gadisnya dengan membuka mulut. Seperti om yang menyuapi keponakannya.

"Aaaa...",

Aga seperti terbius dengan tatapan mata Alka. Gadis itu tanpa sadar memakan suapan dari Alka.

Yaallah, hilangkan hamba sekarang juga! Teriak Aga dalam hati.

.
.
Gimana chapter ini? Masih ingat drake?

Jangan lupa kasih bintang. Inget, seseorang yang ngebuat orang lain seneng itu bakalan dapet pahala. Maka dari itu ketika kalian pencet bintang bakalan buat saya senang.

Komennya juga jangan lupa. Bayy!

My Senior My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang