1

1.5K 62 12
                                    

   Drrttt … drrttt … Drrttt ....

"Engh ...." lenguh seorang gadis yang tidurnya terusik akibat dering sebuah ponsel. Masih dengan mata tertutup, tangan gadis itu meraba-raba sisi tempat tidur. Berusaha menggapai benda asal suara yang berhasil mengusik kenyamanan tidurnya.

"Ya halo?" sapanya tanpa melihat layar terlebih dahulu.

"Hiks Cha, hiks hiks hiks tolongin aku hiks please ...."

Gadis itu menguap sesaat sambil mencoba membuka kelopak matanya yang terasa sangat berat. Ia mengernyit saat mendengar lawan bicaranya berbicara sambil menangis. Tanpa melihat layar pun, sekarang ia sudah bisa menebak siapa yang meneleponnya. Menjauhkan sebentar ponselnya untuk melihat jam berapa sekarang ini.

02:54

Hoaaammm ....

"Lo kenapa, La?" tanyanya dengan suara serak khas orang bangun tidur. Bahkan dirinya belum sepenuhnya sadar.

"Mama masuk rumah sakit, jatuh dari tangga hiks. Papa nggak bisa dihubungi hiks, aku takut Cha, hiks tolongin aku hiks hiks," jawab orang di seberang sana masih dengan isak tangis.

Seketika mata gadis itu terbelalak. Ia langsung terduduk, dan kesadaran yang tadinya masih di awang-awang langsung terkumpul seutuhnya. "RS mana?" tanyanya langsung.

"HB, tapi ini aku masih nunggu di UGD," jawab orang tersebut lagi.

"Okay Zila … lo tenang yaa, gue ke sana sekarang. Tunggu gue, okay?" ucapnya yang langsung bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Kemudian mengganti piyamanya dengan baju yang lebih pantas dipakai untuk ke rumah sakit.

Gadis itu tidak perlu repot-repot izin pada orangtuanya. Karena ibunya sedang menginap di rumah kerabat mereka bersama adiknya. Sedangkan sang ayah tengah berada di luar kota, mengurus pekerjaannya di sana. Mereka sibuk sendiri, seperti biasanya. Dan Raesha berusaha untuk tidak memusingkan hal tersebut.

Gadis itu bernama Raesha Almahyra, yang lebih sering disapa Echa oleh keluarga, kerabat dan sahabat-sahabatnya. Gadis yang tahun ini menginjak usia tujuh belas tahun itu saat ini duduk di bangku kelas dua belas, di sebuah SMA tidak jauh dari rumahnya.

Memiliki seorang adik bernama Zoya Ayudia yang masih duduk di bangku kelas sembilan. Usia mereka terpaut tiga tahun. Namun, jika mereka berjalan bersama, tidak akan ada yang mengira jika mereka sebenarnya adalah saudara. Karena wajah mereka yang sama sekali tidak memiliki kemiripan. Terkecuali mata mereka. Jika dilihat secara teliti, maka akan ditemukan kesamaan pada mata dua gadis itu.

Raesha dan Zoya ialah anak dari pasangan suami istri, Maulana Arkie dan Nurmaulina. Dua orang yang begitu berarti dalam hidup Raesha. Dua orang yang sangat ia sayangi. Dua orang yang telah membesarkan dan mendidik dirinya hingga bisa seperti sekarang ini. Sekaligus dua orang yang tidak pernah mengharapkan kehadirannya.

Langkah kaki Raesha berjalan tergesa saat sudah memasuki rumah sakit. Saking tergesanya, ia sampai tidak sengaja menabrak seseorang. 'Astaga Echa!' rutuknya dalam hati.

"Ehm, sorry-sorry saya nggak sengaja, beneran. Maaf yaa, saya lagi buru-buru soalnya. Sekali lagi maaf ya, saya permisi dulu. Mari." Terkesan tidak sopan memang, tapi Raesha benar-benar ingin segera menemui Zila dan menenangkan gadis satu itu.

Khaila Fazila, sahabat Raesha sejak SMP. Zila itu anaknya panikan dan cemasan. Raesha jadi tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan gadis itu saat ini. Mengingat Zila yang pernah menangis sesegukan dan merasa cemas yang menurut Raesha berlebihan, hanya karena dirinya yang tidak sengaja melempar botol bekas mineral ke kepala orang yang tidak dikenal. Apalagi yang seperti saat ini?

Surga Yang DiImpikan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang