19.Camping

98 3 0
                                    

Dan sialnya Ia satu mobil dengan Sheryl,meskipun Ia duduk di depan bersama Devon namun tetap sama saja mereka satu mobil.Sedangkan Julian,Arkan,Dewa,dan Aldrich memakai mobil Aldrich.Selama di perjalanan yang berbincang hanya Devon dan Laura.Sheryl tertidur karena Ia ingin menghindari pertanyaan Devon,Sheryl tau Devon pasti akan menannyai macam macam tentang hubungannya dengan Dafan yang sekarang sudah putus.

Carlos asik sendiri dengan dunianya,Ia asik melamun.Hari sudah mulai malam dan mereka baru setengah perjalanan.Carlos bergantian menyetir,mobil Aldrich mengikuti dari belakang.Sebenarnya Carlos mengantuk namun Ia melihat Sheryl yang terbangun.Devon dan Laura tertidur jadi hanya Carlos dan Sheryl yang masih berjaga jaga.

Sheryl membuat kopi instan.Ia lalu memberikannya kepada Carlos,Carlos menerimanya meskipun sedikit canggung.Sheryl menyenderkan kepalanya di kaca mobil.Ia bersedekap,Ia mudah sekali kedinginan.Ia menatap Laura yang nyenak dengan posisi tidurnya.

Mereka sampai di vila pukul 4 pagi.Carlos menguap,Ia capek sekaligus mengantuk berat.Ia lalu berjalan masuk ke vila dan langsung tidur,biarkan yang lain membawa barang barangnya.Vila milik orang tua Devon sangat besar,terdapat 5 kamar,kolam renang,bar mini,di dekat vila mereka ada air terjun yang sangat memanjakan mata.

"Si Carlos mana sih?enak banget kita yang suruh bawain barang dia,"gerutu Arkan.

"Dia molor,udah gausah banyak ngeluh.Lo cowok bukan sih?"celetuk Devon.

"Tuh mulut pedes banget,Lau lo kok tahan sih sama modelan kaya Devon?"adu Arkan kepada Laura.

"Yang penting dia ganteng,jauh lebih ganteng dari lo!"Devon tertawa Ia lalu ber high five dengan Laura.Arkan mencebikan bibirnya kesal.

"Banyak jomblo ngiri nih,"celetuk Julian.

"Makanya muka kalian tuh jangan dianggurin.Banyak yang mau sama kalian tapi kalian aja yang gak berani buat nembak,"cibir Laura.

"Nggak cowoknya nggak ceweknya sama aja nyebelin.Cocok dah,tinggal tunggu undangan nikahnya aja kita,ye gak bro,"Sahut Aldrich lalu merangkul bahu Devon.

"Ngomong sama siapa lo?"

"Sama lo lah bambang,ah lo mah ngeselin banget tapi gue tetep cinta kok."Aldrich mengedipkan matanya.Laura mendorong Aldrich menjauh dari Devon.

"Minggat lo sono!enak aja nempel nempel pacar gue!"

Devon tertawa Ia lalu mencium kening Laura.Sheryl memutar bola matanya malas,Ia tidak terlalu dekat dengan teman teman Devon.Ia lalu menggeret kopernya ke kamar.Ia duduk di tepi ranjang sambil melihat seisi kamarnya.Cukup luas,dan nyaman.Ia lalu merebahkan dirinya ke kasur.

Ia mengecek ponselnya siapa tahu ada pesan dari Dafan,Ia lupa jika Ia sudah putus dari Cowok itu.Sheryl menepuk jidatnya.Ia memang tidak terbiasa dengan situasi ini biasanya Cowok itu sudah mengirimkan pesan manis dan membuat Sheryl senyum senyum sendiri namun sekarang kebiasaan manis itu hilang dan tidak akan pernah terulang kembali.

Sheryl menghela napas gusar.Kira kira Dafan sedang apa ya sekarang?apakah Cowok itu sedang bermain game?atau sedang berolahraga pagi?atau sedang pergi dengan seseorang?Sheryl menggelengkan kepalanya.Stop mikirin Dafan!Sheryl memperingati dirinya sendiri agar tidak memikirkan Dafan terus namun apa lah daya Sheryl yang tidak bisa move on dengan mudahnya.Dafan memang bukan cinta pertama Sheryl namun Dafan yang paling lama berpacaran dengan Sheyrl itu yang membuat Sheryl susah move on,bahkan walpaper ponselnya belum diubah.Foto waktu dirinya dan Dafan kencan pertama kali,foto foto dirinya dan Dafan juga belum Ia hapus,kontak Dafan bahkan belum dihapus,semua terasa sulit untuk Sheryl lakukan,berat rasanya.

Sheryl mendudukan badannya.Ia lalu menatap ponselnya lekat lekat.Ia sudah bertekad.Ia membuka galeri ponselnya dan mulai mengapus foto dirinya dengan Dafan,meskipun akhirnya Ia menangis karena tak sanggup dan tangannya pegal karena foto mereka sangat banyak sekali.Sheryl menyeka air matanya,Ia mengubah walpaper ponselnya menjadi foto Justin si kucingnya.Kontak Dafan juga sudah Ia blokir,dan yang terakhir case ponsel pemberian Dafan.Sheryl melangkahkan kakinya keluar vila.Ia menghirup udara segar.Selanjutnya Ia buang case ponselnya ke tong sampah.Sheryl berhasil melakukannya dan sekarang Ia harus melupakan Dafan.

"Sheryl!"panggil Laura.Laura berlari menghampiri Sheryl.

"Ayo makan."

Sheryl mengangguk.Mereka berdua masuk ke dalam rumah.Semua sudah duduk di meja makan,kecuali Carlos.Cowok itu sepertinya masih tertidur nyenyak.Mereka makan tanpa Carlos,jika Cowok itu lapar,cowok itu bisa makan sendiri toh.

Carlos mengerjap ngerjap,perutnya lapar.Ia lalu berjalan sempoyongan ke meja makan.Sepertinya ini sisa makan tadi pagi,ah yang penting makan Ia tidak peduli.Carlos makan dengan tenang di meja makan,sendirian.Ia menatap sekeliling rumah,mengapa jadi sepi begini?

Setelah selesai makan Carlos kembali ke kamar untuk mengambil ponselnya.Ia menemukan secarik kertas di meja kamarnya.

"Gue sama yang lain,lagi main di air terjun.Kalo lo mau nyusul,lo tanya orang yang lewat pasti mereka tunjukin jalan.Gue gak mau ganggu kebo tidur makanya lo gue tinggalin."

Carlos mengacak ngacak rambutnya,Ia lalu memilih menyusul Devon.Banyak ibu ibu yang menatap Carlos kagum.Carlos tersenyum saat ada ibu ibu yang menyapanya.Carlos akhirnya menemukan air terjun seperti yang Devon katakan.

Carlos mengagetkan Devon.Cowok itu terkekeh,Devon mengajaknya untuk terjun dan berenang namun Carlos masih ogah ogahan.Ia menatap Sheryl yang sedang bermain air dengan Laura.Ia tersenyum Sheryl terlihat  imut saat bermain ciprat cipratan dengan Laura.Carlos lalu membuka kaosnya menampilkan shirtless.Ia lalu meloncat dan ikut berenang,airnya sangat jernih.Ia mengibas ngibaskan rambutnya menciprati Sheryl.Sheryl yang kesal langsung balik menciprati Carlos.Pemandangan mereka tidak lepas dari Laura dan Devon,Devon tersnyum saat melihat Carlos kembali senang.Dan keduanya terlihat dekat.

"Gimana kalau kita lomba tahan napas?"usul Sheryl.

"Gak takut kalah?"ejek Carlos.

"Kita liat aja."

"Oke."

Mereka berdua lalu berlomba menahan napas dalam air.Carlos sempat meremehkan kemampuan Sheryl karena dulu Ia selalu menang jika melawan kedua kakaknya.Dan ternyata dugaannya salah.Sheryl lebih lama menahan nafas di air dari pada dirinya.Sheryl menampilkan smirknya.

"Lo kalah!"

"Lo mau apa kalo gue kalah?"

"Gendong gue sampai ke vila."

•••

Tbc.

Toxic Relationship✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang