8. He's My Love

1.2K 102 20
                                    

Seminggu berlalu.

Hyemi sudah selesai dengan ujian sekolahnya dan saat ini sedang berada di taman belakang yang cukup sepi, duduk di bangku kayu yang berada di bawah pepohonan. Kedua tangan Hyemi sibuk mengetik berbagai pesan dan beberapa kali juga berusaha untuk menelepon seseorang, namun seperti seminggu terakhir ini, usahanya sia-sia. Selalu saja pesannya tak dibalas dan teleponnya tak diangkat.

Jujur, Hyemi mengkhawatirkannya. Khawatir pada Kyuhyun yang pergi begitu saja saat hari ulang tahunnya seminggu yang lalu. Ya, Kyuhyun memang berpesan akan menghubunginya lagi nanti, tapi kapan? Kenapa sampai detik ini Kyuhyun masih tidak menghubunginya ataupun membalas pesannya? Kemana pria itu?

Beberapa kali Hyemi juga mencoba datang ke kantor Kyuhyun, namun pria itu tidak ada disana. Semua anak buah Kyuhyun disana pun tidak ada yang mau memberitahunya. Mereka hanya berkata bahwa Tuan Marcus sedang bertugas di tempat lain.

Dan yang paling menyebalkan adalah Yesung dan Siwon. Kedua pria itu justru tak menjawabnya sama sekali dan malah suka mengalihkan pembicaraan, membuat Hyemi benar-benar kesal.

Hyemi menunduk lemas dan memegangi kalung berlian cantik pemberian Kyuhyun. Hadiah ulang tahun dari Kyuhyun.

Hhhhh… Hyemi merindukan bos rentenirnya itu.

“Hei, jalang!” seruan itu membuat Hyemi terkejut dan langsung mengangkat pandangannya.

Seantero sekolah memang tidak suka padanya, rumor negatif memang selalu mengiringi namanya. Bahkan tak jarang orang-orang di kelasnya sering mem-bully-nya. Hyemi tahu itu. Tapi, orang di sekolah ini yang berani memanggilnya dengan sebutan ‘jalang’ hanya satu, yaitu Ahn Jiyeon.

Ahn Jiyeon yang tak lain adalah teman sekelas Hyemi, kini berdiri sambil berkacak pinggang. “Kau sengaja mengadu pada mereka hah?!”

Sekilas Hyemi memandang bahu kirinya yang sempat didorong kasar oleh Jiyeon, sebelum memutar matanya malas.

“Sebenarnya apa yang kau katakan?! Kenapa mereka jadi sering datang dan mengacaukan rumahku hah?! Kau pasti sengaja menyuruh mereka meneror keluargaku karena kau dendam padaku ‘kan?! Dasar jalang! Kau menjual tubuhmu hanya untuk membalasku!” cecar Jiyeon masih dengan sebelah tangannya yang beberapa kali mendorong bahu Hyemi bahkan sampai memukul kepala gadis itu.

“Kenapa diam saja?! Kau takut?! Cih, jalang sepertimu hanya bisa mengadu dan menjual tu—”

“Aku tidak takut!” sentak Hyemi sambil bangkit dari duduknya dengan mendadak, membuat Jiyeon reflek mengambil langkah mundur. “Dan aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan! Kau bicara seperti orang gila!”

Jiyeon membelalakkan matanya, tidak terima dikatai seperti itu oleh Hyemi. Akhirnya Jiyeon menjambak rambut tergerai Hyemi hingga sang empunya meringis kesakitan, “Kau yang gila! Berhenti pura-pura bodoh dan suruh para rentenir sialan itu agar berhenti mengacaukan rumahku!”

“Akh! Sialan! Kau yang bodoh! Aku tidak tahu apa-apa!” Hyemi berusaha melepaskan tangan Jiyeon yang semakin menarik kasar rambutnya.

Ahh benar-benar, rasanya rambut Hyemi bisa botak jika begini terus.

“Jalang sialan!” Jiyeon melepaskan rambut Hyemi sambil memukul kepala gadis itu, “Ayahku yang berhutang tapi mereka justru mengancam atas nama dirimu! Kau pikir siapa lagi dalangnya kalau bukan dirimu hah?!”

Time With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang