"Oppa, tunggu dulu!" seru Hyemi sambil keluar dari mobil Changmin, berlari kecil mengejar sang kakak yang berjalan dengan langkah besar di depan sana.
Iya, Hyemi tahu. Kakaknya itu pasti sedang marah padanya karena dekat-dekat dengan Kyuhyun tadi. Walaupun Changmin tidak tahu apa yang Hyemi lakukan dengan Kyuhyun, tapi tetap saja kakaknya itu sempat melihat tangan Kyuhyun yang menahan tisu di bajunya yang basah. Membuat kakaknya itu memilih untuk langsung membawanya pulang dalam diam.
Percayalah, Hyemi bersyukur dalam hati. Hyemi bersyukur karena Kyuhyun menarik diri di waktu yang tepat tadi. Pikirnya, itu lebih baik. Setidaknya Changmin hanya tahu sebatas itu saja.
Perihal perasaannya pada Kyuhyun, oke, ini sudah jelas. Hyemi akui benteng pertahanan dalam hatinya sudah hancur lebur saat Kyuhyun kembali memanggilnya dengan sebutan 'sayang'. Kini dia sepenuhnya jatuh pada bos rentenir itu.
"Oppa, ayolah, jangan marah." Hyemi memegang lengan Changmin saat mereka sudah berada di dalam lift. "Oppa lihat sendiri tadi, Kyuhyun hanya memberiku tisu. Tidak lebih. Jangan marah eoh?"
Tak ada jawaban. Changmin hanya menghela nafas pelan sambil terus menatap ke depan, membuat Hyemi tak berhenti membujuknya.
"Aish ayolah, Oppa. Jangan mendiami ku seperti ini." pinta Hyemi untuk ke sekian kalinya, berkali-kali mengayun lengan Changmin untuk menarik perhatian pria itu agar mau bicara padanya. Namun, ya, percuma saja.
Bahkan setelah mereka keluar dari lift hingga sudah sampai di apartement studio saja Hyemi masih terus diacuhkan, sang kakak yang kini sudah duduk di sofa panjang masih saja bungkam.
Hyemi yang berdiri di hadapan Changmin merasa bingung bukan main, dia tidak tahu lagi harus bagaimana membujuk sang kakak agar tidak marah padanya. Hyemi baru tahu, sang kakak bisa semerepotkan ini kalau marah.
Hyemi menghela nafas sambil melemaskan kedua bahunya, pura-pura sedih. "Baiklah, maafkan aku. Aku tahu Oppa hanya terlalu khawatir dan terlalu sayang padaku. Tapi, sungguh, kuharap Oppa memarahiku jika memang kau marah. Jangan mendiami aku seperti ini."
Setelah itu Hyemi berjalan melewati Changmin, berniat menghambur ke atas kasur di depan sana dan bersiap untuk pura-pura merajuk. Namun, belum sampai langkah ke tiga setelah melewati Changmin, pria itu berbisik dengan sangat pelan hingga membuat Hyemi menghentikan langkah kakinya.
Hyemi membalikkan badannya pada Changmin yang juga sedang menatap ke arahnya.
"Apa yang Oppa bilang?" tanya Hyemi karena suara Changmin terlalu pelan tadi.
"Aku bilang, aku sudah berjanji akan membahagiakanmu." jawab Changmin dengan senyuman tipis di bibirnya, sorot matanya terlihat menyesal. "Karena itulah aku tidak mau kau terlalu dekat dengan teman-temanku, terutama Kyuhyun."
Tapi...
"Kau tahu, Kyuhyun itu pria yang seperti apa. Bukan maksudku sengaja menjelek-jelekkan temanku sendiri padamu. Tapi, percayalah, kau hanya belum tahu serumit apa masa depanmu jika terus berhubungan dengannya. Aku... hanya ingin kau bahagia."
"Oppa~" seru Hyemi sambil menghambur memeluk Changmin dari samping.
Dia tahu ini salah karena sudah membohongi Changmin yang setulus ini. Dan kalau diingat-ingat, ini kali pertama Hyemi mendengar seseorang begitu khawatir hanya karena ingin dia bahagia di masa depan. Ya Tuhan, bahkan ibu kandungnya sendiri saja belum pernah seperti ini padanya. Tapi, apa yang dia lakukan? Dia justru berbohong dan berpihak pada Kyuhyun, melindungi bos rentenir itu dari kesalahan dan malah berpura-pura di depan Changmin. Astaga, mengingat fakta itu membuat Hyemi banyak meminta maaf dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time With You
FanfictionSupport me with Follow, Comment, and Vote! Big thanks for you, readers 💕 "Kau tahu hatiku, hanya kaulah senyumku satu-satunya. Itu akan menjadi indah, itu adalah kesungguhanku. Kebersamaan kita... tidak bisa digantikan dengan uang." -Cho Kyuhyun- ...