Kringg!!
Kringg!!!Bel sekolah berbunyi, para siswa sibuk berlarian menuju kelasnya, kehidupan sekolah biasa, di sekolah yang biasa, tak ada yang spesial, hanya saja ada seorang gadis berambut pendek se-leher dengan sweater hitamnya yang menarik perhatian, sepanjang koridor sekolah seluruh siswa memperhatikan dia yang berjalan dibelakang seorang guru, pandangan dingin dan kosong, cantik, walau tanpa riasan diwajahnya.
'XI IPA 3'
plakat penanda sebuah ruang kelas" Perhatian, hari ini ada siswa baru, perkenalkan dirimu"
Ucap guru tadi yang bernama Sri Astuti."Nama saya Tera"
Jawab gadis itu singkat.Seisi ruang kelas hening, hingga ada siswa perempuan yang membuyarkan keheningan.
"Nama kepanjangan?"
Ucapnya sambil tersenyum."Cari saja di absen"
Jawab Tera ketus, membuat siswa yang bertanya tadi memandang kesal kepada Tera."Apa kau tak punya etika berbicara kepada orang lain?" Siswa laki-laki dengan perawakan tinggi ±175cm, menyandang tas hitam besar, yang bersandar di pintu kelas bertanya santai.
Cieee...
Seluruh isi kelas bersorak riuh."Akhirnya Amel dapat lampu hijau dari Denis" celetuk salah satu siswa.
"Yoi, akhirnya Denis ngebela Amel"
Siswa yang duduk di samping siswa bernama Amel unjuk bicara, sambil menyikut Amel.Amel tersenyum malu kepada siswa laki laki yang bernama Denis itu.
" Cukup!, Tera kamu duduk di bangku yang kosong, perkenalan kalian lanjutkan saat jam istirahat , dan kamu Denis, sudah telat masih saja santai di depan pintu, cepat minta surat izin.." ucapan Bu Sri terhenti melihat surat izin masuk sudah ditangan Denis.
Denis dengan santai duduk di kursi pojok paling belakang dekat pintu, dan memandangi Tera yang duduk di kursi paling belakang dekat jendela.
Tera hanya termenung diam sambil menatap kosong kearah luar jendela.
.....
Bel istirahat berbunyi Tera tak berkutik dari tempat duduknya, atas mejanya bersih tak ada buku yang ia keluarkan saat jam pelajaran.
"Tera Amanda, hmm akhirnya aku tau nama mu, aku Amel Carla" sapa Amel ramah sambil menyodorkan tangannya.
Tera menatap tipis Amel lalu mengabaikan nya, membuat Amel canggung menurunkan tangannya.
"Mau ke kantin bareng Tera?"
Tanya Amel lagi.
Amel berusaha mendekatinya, mengajaknya ke kantin bersama, tetapi Tera tidak menggubris ajakan Amel."Sudah lah Mel, dia gak mau, biarkan saja dia, tidak tahu diri, sudah diajak baik baik malah gak digubris" ucap ketus teman Amel yang bernama Bella.
"Ssttt..." Amel memberi isyarat pada Bella untuk diam
"Yasudah Ra, aku duluan" Amel mengakhiri kalimatnya dengan senyum."Wahh juara umum kita ini ternyata selain pintar, juga baik bangett, aduhh terharu aku" canda Bella kepada Amel yang beriringan berjalan ke kantin. Amel hanya tersenyum salah tingkah.
Tak lama Amel meninggalkan kelas dengan teman nya, Denis memberi roti dan jus kotak kepada Tera.
Tera memandang Denis aneh
"Aku tak lapar!""Dan aku sudah kenyang" ucap Denis meniru gaya bicara Tera.
Tera bangkit dari kursinya menggenggam jus dan roti pemberian Denis, Denis tersenyum senang merasa bahwa ia berhasil membujuk Tera, tapi nyatanya Tera malah membuang roti dan jus itu ke tempat sampah dengan keras.
"Aku tak mengenal kau, dan aku tidak ingin tahu tentang kau"
Tera kembali ketempat duduknya, mengabaikan Denis yang berdiri di depan Tera.
Denis memandang heran Tera, ia mangut mangut seakan mengerti harus enyah dari hadapan Tera......
Jam istirahat telah usai, semua siswa kembali ketempat duduknya memperhatikan guru yang mengajar, tapi tidak dengan Tera ia malah memendam wajahnya ke dalam tangannya yg ia lipat.
Plak!
Penghapus papan tulis tepat mengenai kepala tera, debu hitam yg berasal dari hapusan spidol memenuhi kening Tera."Kau anak baru kan, tidak ada sopan santun sama sekali, setelah pulang sekolah temui saya di ruang guru, satu lagi, lepas sweater itu!!" Bentak seorang guru bernama Hartono.
Tera dengan tatapan dinginnya melepas sweater, terlihat ada lebam di beberapa bagian lengannya, ia kembali termangun tanpa memperhatikan pelajaran matematika pak Hartono.
Pelajaran pak Hartono usai, Tera mengikuti langkah guru itu dengan langkah malas, di ruang guru pun ia dimaki habis habisan.
"Kau siswa baru tetapi tidak punya sopan santun, atau kau dikeluarkan karena sikap kau ini, atau orang tua mu tak pernah mengajari mu etika ha!!" Bentak pak Hartono.
Tera hanya diam menunduk, menahan amarahnya dengan mengepalkan tangannya.
"Sudah sana pulang, kalau kau masih sama di jam pelajaran ku, kau lebih baik keluar" ujar pak Hartono ketus.
Tera langsung pergi tanpa pamit kepada guru dan berhenti sebentar menatap Bu Sri lalu melanjutkan langkahnya lagi.
Koridor sekolah itu sepi, langit pun tiba tiba kelabu, Tera menyusurinya dengan langkah malas, malas untuk kembali kerumah, malas melihat kondisi rumah, malas kembali ke kehidupan rumah yg mengesalkan, malas untuk mengingat kenangan pahit bak racun yang harus ditelan tanpa adanya penawar.Bersambung..
Halo teman-teman ini chapter 1 cerita antara Tera dan Denis
Semoga kalian suka, kritik dan saran sangat aku harapkan agar karya aku menjadi lebih baik.
Support cerita aku dengan vote ya teman teman
Terimakasih 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
The Opportunity
Teen FictionAku bahkan lupa bagaimana rasanya bahagia. -Tera Amanda- "Kebahagiaan setiap orang berbeda, jangan memaksakan diri agar kamu bahagia dengan mencontoh bahagia orang lain." -Tirta Denis- Sebuah kisah perjalanan menemukan arti dari kebahagiaan yang sej...