Fifth

747 89 10
                                    

Seperti biasa, Ryujin dan teman-temannya memilih untuk cabut pelajaran dibanding di kelas mendengarkan ocehan guru yang membuat mereka mengantuk.

Sementara itu, Yuna tengah mondar-mandir di depan kelas Ryujin, beberapa kali melirik ke dalam ruang kelas itu untuk melihat apakah ada Ryujin atau tidak di dalam.

Chaeryeong yang memperhatikan Yuna sejak tadi dan memperhatikan ekspresi khawatir di wajah Yuna pun akhirnya menghampiri adik kelasnya itu, "Yuna, kamu ngapain daritadi mondar-mandir gitu? Ada yang kamu cari?"

"Aku nyari Ryujin, eonnie. Aku mau ngasih roti ini ke Ryujin karena dari semalem Ryujin belum makan, eonnie."

"Ryujin kayaknya cabut jam pelajaran pertama kayak biasa deh, Yun. Soalnya tadi aku cuma liat dia naro tas di kelas terus keluar lagi. Kamu udah coba telfon ke nomornya?"

Yuna bingung harus jawab apa. Dia sama Ryujin aja gak pernah kontak-kontakan. Cari aman aja deh.

"Udah eonnie, cuma gak ada balesan dari Ryujin."

Yuna melihat jam tangannya. Sekitar tiga menit lagi bel masuk akan berbunyi. Dengan terpaksa Yuna pamit ke Chaeryeong untuk pergi ke kelasnya.

Saat masuk jam istirahat pertama, Yuna kembali mengunjungi kelas Ryujin, dan hasilnya sama seperti tadi pagi. Tidak ada tanda-tanda Ryujin di dalam kelas itu. Yuna hanya bisa duduk dan menunggu kedatangan Ryujin.

Sepanjang istirahat Yuna benar-benar duduk diam di depan kelas Ryujin hingga Chaeryeong kembali menghampirinya.

"Yun, Ryujin nya belum balik. Itu susu sama roti nya mending kamu yang makan. Kamu juga belum makan siang kan?"

"Aku bawa bekal, eonnie."

"Bekal mu di kelas dan sejak bel istirahat kamu sudah ada di sini. Itu tandanya bekal mu masih utuh."

Yuna hanya tersenyum menanggapinya.

"Atau engga gini deh, sekarang kamu balik ke kelas nah nanti istirahat kedua kamu balik lagi. Masih ada waktu lima belas menit untuk memakan bekal yang kamu bawa."

"Tapi eonni...."

"Ryujin akan datang ketika istirahat kedua," lanjut Chaeryeong yang membuat Yuna akhirnya mengangguk setuju dan meninggalkan kelas Ryujin.

Dan benar saja, saat istirahat kedua Yuna kembali ke kelas Ryujin. Tak perlu lama menunggu, Ryujin datang dari arah yang berlawanan.

"Eonni!" Yuna langsung berdiri di hadapan Ryujin hingga membuat Ryujin mundur beberapa langkah karena terkejut.

"Sialan, kau membuat ku terkejut!"

"Mianhae, eonni. Aku hanya ingin memberimu ini, karena yang ku tau sejak semalam kau belum makan," Yuna mengulurkan tangannya yang sedang memegang plastik putih yang berisi susu dan roti.

Ryujin hanya memperhatikan bungkusan tersebut tanpa ada niat untuk mengambilnya.

Lama keduanya diam, tangan Ryujin pun bergerak. Yuna yang sebelumnya tersenyum perlahan berganti dengan wajah sedihnya. Ryujin dengan seenaknya mengambil bungkusan tersebut dan melemparnya ke sembarang arah.

Ryujin mencengkram pergelangan tangan Yuna hingga membuat Yuna meringis kesakitan dan hendak menariknya, namun dapat dihentikan oleh Chaeryeong.

"Lo gila ya Jin?" Ryujin hanya diam.

"Yun, Ryujin yang kayak gini jangan didiemin aja," yang diajak bicara pun hanya bisa menunduk.

"Kalo kamu gak bisa ngasih dia pelajaran, biar aku yang kasih."

ICYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang