Twelfth

858 90 9
                                    

Ryujin terbangun saat bel pulang berbunyi. Astaga, rasanya baru saja ia akan memejamkan mata, namun sekarang sudah harus bangun karena mungkin sebentar lagi tiap ruangan di sekolah akan dikunci.

Baru saja Ryujin turun dari tempat tidur, namun pintu UKS terbuka dari luar dan menampakkan seorang gadis dengan tinggi di atas rata-rata sedang di ambang pintu.

"Permisi sunbaenim, aku Ahn Yujin, teman sekelas Yuna. Aku kemari ingin menemui Yuna dan memberikan tasnya."

Ryujin mengerutkan keningnya, "Yuna? Lu mabok? Yuna udah balik ke kelas dari jam pelajaran terakhir tadi."

"Mian sunbaenim, tapi sampai jam pelajaran berakhir Yuna tidak kunjung kembali ke kelas."

Ryujin kaget, "Cek semua ruangan di sekolah sekarang! Kalo udah, kita kumpul di depan UKS."

Ryujin dan Yujin langsung berpencar satu sekolah, mencari Yuna. Tak lupa juga Ryujin meminta bantuan ke teman-teman gengnya.

"Jin, gimana? Udah ketemu?" tanya Yeji yang berpapasan dengan Ryujin saat sedang mencari Yuna di lantai tiga.

"Enggak Ji. Gue gak nemuin dia."

"Ya udah, kita ke bawah ya, Changbin sama Hyunjin udah di bawah."

Mereka kembali ke lantai satu yang sudah ada Hyunjin, Changbin, dan Yujin di sana.

"Gimana?" tanya Ryujin kepada teman-teman dan adik tingkatnya itu.

"Gue gak nemuin apa-apa Jin!" kata Hyunjin.

"Gue juga gak nemuin apa-apa, Jin!" kata Changbin.

"Lu?" Tanya Ryujin ngeliatin Yujin.

Yujin geleng lemah, "Semua ruangan di lantai satu udah di cek, kecuali ruang guru, sunbae."

"Kenapa gak lu cek juga?"

"Jin, gak sembarang orang bisa masuk ke ruang guru. Dia yang termasuk daftar anak emas guru mana berani ngelanggar hal itu," kata Yeji.

Dengan cepat Ryujin langsung berlari ke ruang guru.

Brak!

Pintu yang dibuka dengan kasar oleh Ryujin itu mampu membuat para penghuni yang masih ada di dalam ruangan menoleh ke arah pintu.

Ryujin meneliti semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut. Setelah mendapatkan apa yang dicari sejak tadi, ia langsung mendekatinya dan menarik keluar secara paksa.

"Jin, apa-apaan sih?!"

"Ssaem, saya rasa ini sudah waktunya semua murid pulang, jadi saya akan membawa Yuna pulang sekarang!"

Ryujin langsung membawa Yuna ke parkiran dan memaksanya masuk ke dalam mobil.

"Tas aku masih di kelas, Jin!"

Ryujin tak mempedulikannya dan tetap memaksa Yuna masuk. Setelah Yuna masuk, Ryujin juga masuk ke dalam mobil.

Ryujin menghubungi salah satu temannya yang mungkin masih menunggu di depan UKS.

"Langsung ke apartemen aja."

Hanya satu kalimat itu yang Ryujin ucapkan, lalu ia langsung mematikan sambungan telpon tersebut. Ryujin menyalakan mesin mobilnya dan mulai tancap gas menuju apartemen.

Yuna yakin bahwa Ryujin sedang begitu emosi, karena sejak tadi napas Ryujin terlihat tidak teratur. Namun Yuna tidak tau mengapa Ryujin bisa sampai se-emosi ini.

Setelah sampai di basement apartemen, Ryujin langsung keluar ninggalin Yuna dan Yuna cuma bisa ngikutin Ryujin dari belakang kayak biasa.

Ryujin melemparkan almamaternya ke sembarang arah lalu masuk ke dalam kamar mandi.

ICYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang