Tenth

792 82 11
                                    

Happy reading!


Tok tok tok tok!

Yuna yang sedang menonton terkejut karena pintu apartemennya digedor begitu kasar dari luar.

"Iya sebentar." Yuna sedikit berlari ke arah pintu utama.

Baru saja Yuna membuka pintu, ia kembali dikejutkan oleh kehadiran lima orang yang sudah ada di hadapannya sekarang. Namun satu orang yang sedang dibopong itu menjadi pusat perhatian Yuna.

"Astaga, Ryujin kenapa?"

"Yuna, bisa geser dulu gak? Kita bahas semuanya di dalam. Semua pertanyaan kamu akan kita jawab kalo Ryujin udah selesai diobatin."

Mendengar ucapan Changbin barusan Yuna pun menggeser tubuhnya untuk memberi akses agar mereka bisa masuk. Setelah semuanya sudah masuk, Yuna menutup pintu dan menyusul mereka.

"Yuna, kotak P3K ada?" tanya Yeji.

"Ada eonni," Yuna bergegas menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamar untuk mengambil kotak P3K.

Hyunjin sudah menengadahkan tangannya. "Biar aku aja, Hyunjin oppa," tolak Yuna dengan sopan.

Hyunjin mengalah dan berdiri dari tempatnya duduk. Yuna duduk di pinggir ranjang menatap Ryujin dengan tatapan sendunya. Dengan perlahan Yuna mengobati luka-luka lebam yang ada di wajah Ryujin.

Beberapa kali mereka sempat saling menatap, namun Yuna yang terlalu canggung lebih dulu memutuskan kontak matanya dengan Ryujin. Dari tatapan yang Yuna berikan, Ryujin bisa merasakan betapa tulusnya gadis yang akan menjadi istrinya kelak.

Rasa bersalah Ryujin semakin besar, karena disaat seperti ini, Yuna masih mau mengurusnya, meskipun Ryujin sering memperlakukan Yuna dengan kasar.

Yuna merubah posisi Ryujin yang sebelumnya bersandar pada kepala ranjang menjadi tiduran dengan beralaskan bantal dibantu Hyunjin dan Changbin. Ryujin memejamkan matanya mencoba untuk terlelap agar pening di kepalanya menghilang.

"Kamu istirahat ya, aku sama temen-temen kamu di luar aja ngobrolnya."

Ryujin tidak menjawab dan tetap memejamkan matanya.

Yuna menutup pintu kamar setelah semua keluar dari kamarnya dan Ryujin, tak lupa juga sebelumnya ia sudah mematikan lampu kamar agar Ryujin dapat beristirahat dengan nyaman.

"Silakan duduk, sunbae!" Yuna mempersilahkan kakak-kakak tingkatnya itu untuk duduk.

Yuna kembali bergabung dengan kakak tingkatnya setelah menyiapkan beberapa cemilan dan minuman untuk para tamunya itu.

"Gak usah pake sunbae gitu kali, kita juga lagi di luar sekolah," Changbin buka suara lebih dulu.

"Ne, oppa. Jadi apa Ryujin ikut tawuran lagi?" tanya Yuna menatap keempatnya.

"Iya. Dia maksa untuk ikut. Gue udah ngelarang padahal!" Yeji menjawab pertanyaan Yuna.

"Ya wajar lah, kebiasaan dia kan emang kayak gitu." kini giliran Hyunjin yang buka suara.

"Tadinya mereka mau bawa Ryujin pulang ke rumah orang tuanya tapi, karena katanya Ryujin gak mau pulang ke rumah, mereka hubungin aku. Ya alhasil aku kasih alamat apartemen kalian ke mereka, dan kita ketemuan di sini," jelas Chaeryeong.

"Sekarang giliran kita yang minta penjelasan ke lo. Kenapa lo sama Ryujin bisa tinggal satu atap?" Hyunjin menatap Yuna dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Yuna sama Ryujin itu udah tunangan, ya wajar lah kalo mereka tinggal satu atap!" ucapan Chaeryeong mampu membuat Hyunjin, Yeji, dan Changbin terkejut.

ICYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang