Eleventh

558 74 1
                                    

Lagi asik-asik ngelamun, nikmatin semilir angin di rooftop, eh tiba-tiba Ryujin dikagetkan dengan tiga orang yang datang tanpa diundang kayak jelangkung.

"Woy Jin, cerita-cerita lah sama kita gimana bisa lu jadi sama Yuna?" tanya Changbin yang memulai obrolan mereka.

"Harus banget gitu gue cerita ke kalian?" kesal Ryujin dengan wajah sinis nya.

"Harus lah. Kata lu, kita-kita ini keluarga lu, tapi masa kita gak diundang di hari bahagia lu sama Yuna," kini giliran Yeji yang berbicara.

Ryujin mengeluarkan napas pasrah dan menceritakan semua kronologinya secara detail.

"Gila sih, hidup lu udah kayak cerita-cerita di ff, hahahahaha...." itu komentar Changbin.

"Drama banget sih Jin, huahahaha...." itu Yeji.

"Udah 2020 masih jaman jodoh-jodohan apa, Jin?" itu komentar Hyunjin.

Jelas kan siapa yang paling ngakak? Sudah pasti itu, tidak perlu diragukan lagi.

"Eh iya, denger-denger Chan sama temen-temennya masih gak kapok. Lusa dia mau nyerang lagi!"

"Brengsek!"

"Sialan tuh anak!"

"Gak tau diuntung. Syukur-syukur masih kita kasih hidup."

"Jin, kita udah terlalu sering diserang duluan sama mereka, kita gak mau nyerang balik?"

Ryujin terdiam dan berpikir sesaat.

"Nanti malem kita abisin basecamp mereka!" titah Ryujin.

Ketiga temannya tersenyum senang, akhirnya kini mereka bisa balas dendam atas apa yang sudah Chan dan geng nya lakukan pada mereka.

"Lu masih mau di sini Jin?" tanya Yeji ke Ryujin.

"Gue bakal cabut sampe istirahat mungkin."

"Yaudah gue balik ya."

Ryujin ngangguk.

"Eh sipit, tungguin."

"Bacot bogel."

"Wkwkwk, eh dower, lu kagak balik ke kelas?"

"Sialan bogel. Lu duluan aja, nanti gue nyusul."

"Ok. Duluan ya gengs."

"Hmm," jawab Ryujin dan Hyunjin.

Hyunjin mengambil satu bungkus rokok dari dalam saku kemeja nya dan menawarkan kepada Ryujin. Ryujin ambil satu batang, Hyunjin juga. Dan akhirnya mereka ngelepus bareng.

"Jadi ini alesan lu nolak gue?" tanya Hyunjin secara tiba-tiba.

"Gak cuma ini, Je. Kalaupun gue terima lu, bokap gue yang gak akan terima lu. Lu kan tau gue gimana Je. Sekalipun kita bersama, kita gak akan punya keturunan."

Ok ini pembicaraan yang cukup serius.

"Gue gak peduli kita bisa punya keturunan atau enggak Jin."

"Lu gak peduli, atau bahkan gak ingin, tapi orang tua kita pasti sangat ingin, Je."

"Tapi Jin, rupa lu itu wanita. Kodrat wanita ya bersanding dengan laki-laki."

"Kodrat wanita ya? Tapi kayaknya kodrat itu gak berlaku buat gue Jin."

"Lu serius sama Yuna?"

Ryujin menoleh ke arah Hyunjin yang masih menghisap rokoknya dengan santai lalu kembali menghadap ke pemandangan jalan raya yang ada di depan mata mereka.

ICYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang