Fourth

769 91 5
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, namun tidak ada tanda-tanda bahwa Ryujin sudah kembali. Yuna mondar-mandir di ruang TV beberapa kali. Dirinya terlalu khawatir dengan keadaan Ryujin saat ini.

Ckklek!

Orang yang sejak tadi Yuna tunggu akhirnya datang.

"Eonni, dari mana aja? Aku khawatir!"

"Jangan memanggilku dengan sebutan eonni!"

"Ah, mi-mian. Aku akan memanaskan makan malam untukmu."

"Tidak usah, aku sudah makan di luar," ucapnya dengan dingin seperti biasa dan melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar.

Yuna hanya bisa tersenyum maklum. Yuna menyiapkan es di dalam baskom dan sebuah sapu tangan untuk mengompres hidung Ryujin. Kata dokter, harus sering-sering dikompres agar dapat cepat berfungsi seperti semula.

Ketika Yuna masuk, Ryujin sudah mengganti pakaiannya dan sedang duduk di pinggir ranjang sembari memainkan ponselnya. Sepertinya gadis itu baru selesai menyegarkan tubuhnya.

"Jin, besok jadwal ketemu dokter Choi, kan?" tanya Yuna yang sudah memulai aktivitas nya, yaitu mengompres hidung Ryujin.

Ryujin hanya berdehem menanggapi pertanyaan Yuna dan masih fokus dengan ponsel di genggamannya.

"Aku anter, ya?"

"Gak perlu."

"Ta-"

Ryujin memberikan tatapan dinginnya kepada Yuna.

"Ok aku di rumah aja tunggu kamu pulang."

"Udah. Aku mau tidur, capek," Ryujin menghempaskan tangan Yuna dan membaringkan tubuhnya di atas kasur memunggungi Yuna.

Yuna membiarkannya karena Yuna paham mengapa Ryujin bisa menolak sampai seperti itu. Jika boleh jujur, Yuna juga awalnya tidak setuju dengan perjodohan yang dilakukan Jeongyeon dan Chaeyoung, namun Chaeyoung begitu memohon bahkan hampir berlutut agar Yuna menerima perjodohan ini. Rasanya tidak etis jika menolak keinginan orang tua, apalagi jika sudah sampai memohon-mohon seperti itu.

Yuna ikut berbaring dan tidur membelakangi Ryujin.

Yuna ikut berbaring dan tidur membelakangi Ryujin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

K

eesokan harinya Yuna bangun dan tidak menemukan Ryujin yang biasanya masih terlelap di sampingnya.


Mungkin sudah berangkat ke dokter. Pikir Yuna dengan positif.

Kebetulan, karena hari minggu dan Yuna bosan berdiam diri di apartemen, akhirnya Yuna memutuskan untuk pergi ke rumah orang tuanya.

Yuna membereskan setiap ruang di unit apartemen nya yang sedikit berantakan, sesegera mungkin ia bersiap-siap untuk berangkat ke rumah orang tuanya.

ICYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang