Agi terbangun dari tidurnya, ia tak sadar sudah tidur satu jam lebih di jalan. Ia terbangun, melihat kanan dan kiri, tidak ada siapa-siapa. Beruntungnya dia tidak ada yang merampok barang bawaannya. Tiba-tiba matanya terpaku pada kursi di depan yang tak jauh dari miliknya, ada wanita disana, menggunakan dress hitam. Ia mengedipkan matanya berkali-kali, meyakinkan diri apakah wanita itu benar-benar manusia atau ternyata makhluk astral, karena pernah ia tak sengaja mendengar perbincangan pengunjung kedai bahwa dijalan ini sering terlihat penampakan. Agi melihat ke arah kakinya, memastikan apakah wanita itu menapakkan kakinya pada trotoar jalan atau ternyata malah mengambang. Ternyata kakinya menapak.
Agi melihat jam tangan miliknya, saat ini sudah pukul setengah dua pagi, ia tidak paham mengapa ada wanita pagi buta seperti ini yang duduk di jalanan dengan pakaian serba hitam, ia menerka-nerka kembali. Apakah wanita itu pemuja setan yang habis melakukan ritual? Ah yang benar saja!
Tak lama wanita itu menatap dirinya, ia yakin wanita itu sadar diperhatikan olehnya sedari tadi. Agi merasa tidak enak, apa yang akan ada dipikiran wanita itu? Pasti Agi akan di bilang laki-laki cabul.
nampak jelas wajah wanita itu, wajahnya merah merona, entah karena menggunakan make up atau.. ah matanya sembab, ia yakin wanita itu pasti habis menangis. Tak lama wanita itu tersenyum padanya, sambil mengusap air matanya sendiri. Agi bingung harus melakukan apa. Apakah ia harus mendekati wanita itu dan menawarkan bantuan? Atau ia lebih baik pergi menghindar? Waspada barang kali itu sebenarnya salah satu aksi penipuan.Agi tetap membisu disana. Wanita itupun kemudian mendongakkan wajahnya mengarah ke langit sambil sesekali mengusap air matanya. Agi tidak beranjak sedikitpun dari tempat duduknya, ada rasa yang menahan dirinya untuk tidak pergi meninggalkan wanita itu. Namun ia juga tidak melakukan apa-apa.
Tak lama kemudian, telepon genggam miliknya berbunyi, wanita itu melihat ke arah layar, ia mengangkat telepon, melihat ke arah kanan dan kiri, lalu sedetik kemudian berjalan pergi meninggalkan tempat itu.
Agi masih disana, memikirkan siapa wanita itu.. ada rasa penyesalan dalam dirinya karena ia tidak melakukan apa-apa.
Bagaimana jika wanita itu tersesat? Atau menjadi korban pencopetan? Atau malah menjadi salah satu korban asusila?
Agi segera menghilangkan fikiran buruk yang ada dalam fikirannya. Ia segera bangkit dari kursi itu lalu berjalan ke arah pulang. Kota Bandung malam hari itu dingin sekali, ia heran kenapa tadi ketika dirinya tertidur di jalanan seperti itu tidak mati membeku. Ia merapatkan jaket yang ia kenakan, berharap agar semakin hangat tubuhnya. Kakinya dengan cepat terus berjalan menuju rumah, ia ingin segera sampai dan merebahkan tubuhnya pada ranjang miliknya itu. Dilihatnya kembali jam tangan miliknya, sudah hampir pukul tiga pagi, ia belum mendapatkan tidur yang cukup beberapa hari ini, dan esok pagi pun ia harus segera datang ke kedai.
Ketika sampai dirumah ia segera bergegas masuk kedalam, mencuci kaki dan langsung menghempaskan tubuhnya di ranjang. Namun lagi-lagi wajah wanita itu terngiang-ngiang di kepalanya. Ia masih penasaran siapa wanita itu dan apa yang terjadi pada dirinya. Agi ingin mencari tahu siapa wanita itu, namun tak sedikitpun informasi yang ia punya. Apakah ia harus mencari melalui Google dalam pencarian orang hilang (dicari wanita bergaun hitam dengan rambut sebahu yang habis menangis di malam hari pukul setengah dua pagi di Dago) tidak masuk akal!
Lalu apa yang bisa ia lakukan? Datang esok hari di waktu yang sama dan berdoa agar wanita itu datang kembali?
YOU ARE READING
Alana
RomanceAgi hanya laki-laki yang tidak tahu harus melakukan apa setelah semua yang terjadi pada keluarganya. sedangkan ketika Alana datang, semua terasa begitu mudah.