Agi menjemput Alana pukul delapan pagi. Ia menjemput Alana disebuah toko roti ditengah kota, setelah itu mereka berjalan pulang menuju Bandung. Banyak sekali yang mereka tinggalkan beberapa hari ini. Agi mencoba untuk menerka-nerka hal apa yang harus ia lakukan pertama kali sesampainya di Bandung. Yang pasti yang harus ia lakukan pertama kali adalah menceritakan kepada tante Lana bahwa ia sudah bertemu dengan ayahnya. karena ia tahu tante Lana pasti khawatir dan menunggu-nunggu jawaban dari Agi.
Perjalanan menghabiskan waktu 4 jam, Alana tertidur sepanjang jalan.
Agi memandangi wajah wanita itu. Ia tidak menyangka bisa jadi sedekat ini dengannya. Sesampainya di Bandung semua berjalan seperti biasanya, seperti yang sudah direncanakan Agi langsung menceritakan kepada tante Lana tentang apa yang telah terjadi, bagaimana bisa ia bertemu dengan ayahnya itu. Tante Lana pun merasa lega bahwa ternyata ayah Agi menerima kehadiran Agi, ia pun bangga dengan sikap Agi yang dewasa, menjalani semua kerumitan ini dengan ikhlas.Dua bulan sudah berlalu Agi dan Alana menjadi semakin dekat, mereka menjadi semakin serius dengan hubungan yang mereka jalani. Sore itu Alana mengajak Agi untuk makan malam dan bertemu ayahnya disebuah restoran makan bergaya jepang, karena ternyata ibu Alana adalah warga negara Jepang. Agi merapihkan pakaian dan memangkas rambutnya, ada sedikit kecemasan dalam diri Agi, apakah ayah Alana akan menyukainya atau malah ternyata sebaliknya?
Agi menjemput Alana pukul tujuh malam dengan menggunakan kemeja hitam berlengan pendek, rambutnya sudah ditata rapih menggunakan minyak rambut, begitupun dengan Alana, ia menggunakan gaun hitam dengan potongan selutut dan rambut yang di ikat setengah, ditelinganya terdapat anting dengan mutiara kecil yang membuat penampilannya semakin manis, tidak lupa juga kalung dilehernya yang menambah penampilannya semakin sempurna.
"kamu cantik sekali hari ini" Agi memuji saat pertama kali Alana memasuki mobil
"jadi kemarin-kemarin aku gak cantik??" Alana cemberut
"hahaha. kemarin cantik, sekarang semakin cantik!" Agi terssenyum memandang wajah Alana
Mereka berjalan menuju restoran Jepang itu. Ada disebelah deretan PVJ, tidak begitu jauh dari rumah mereka namun memakan waktu lama karena macet yang tak kunjung usai. Ayah Alana sudah sampai dari 15 menit yang lalu. saat mereka tiba di restoran, Agi semakin gelisah. Mereka masuk ke ruangan VIP, direstoran tersebut terdapat banyak ruangan yang disediakan khusus untuk di sewa pada acara-acara tertentu. Disana sudah ada laki-laki berkemeja putih dengan garis garis lurus berwarna hitam, badannya menutupi mereka berdua
"Ayah" Alana memanggilnya sambil berjalan mendekat. Laki-laki itu menoleh ke arah Alana dan memeluknya.
Mata Agi tercekat. Nafasnya terhenti sementara. Beberapa detik kemudian laki-laki itu juga melihat kearahnya. Mereka saling bertatapan. Dunia mereka runtuh seketika. Alana tidak mengerti mengapa Agi dan Ayahnya terdiam tidak saling menyapa. Mereka hanya diam tidak berbicara apa-apa.
"ayah?" Alana menoleh kearah ayahnya itu sambil memegang punggungnya.
Dalam hati Agi berkata "tolong, jangan ucapkan kata-kata itu"
"ayah kenalin ini Agi, laki-laki yang tempo hari aku ceritakan" Alana melanjutkan. Ayahnya berdiri, dan mempersilakan Agi untuk duduk.
Namun mereka tetap tidak saling berbicara. Alana bingung apa yang terjadi dengan ayahnya dan Agi saat itu. Mengapa mereka terlihat seperti memendam perasaaan yang entah dirinya sendiri tidak tahu apa.
"ada apa dengan kalian berdua?"
"Agi, Ayah. Tolong jawab aku." Alana terus berbicara
"Agi ada apa? Apa yang telah terjadi??" Alana semakin frustasi
Agi hanya menunduk dan mengacak-acak rambutnya.
"ayah! Kenapa kalian seperti ini. Tolong jawab pertanyaanku." Alana terus bertanya
Ayahnya hanya diam dengan tatapannya yang kosong
"Agi, tolong katakan padaku apa yang sudah ayahku perbuat? Kenapa kalian seperti ini? Tolong jangan membuatku bingung dan menjadi orang yang paling bodoh diantara kalian" Alana terus melanjutkan, suaranya sudah semakin terdengar ingin menangis.
"Alana, dia ayahku yang tempo hari pernah aku ceritakan" Agi mengucapkan kata-kata itu dengan nada yang terdengar putus harapan.
Alana mendengar itu terkejut bukan main. Ia tidak mengerti kenapa bisa seperti ini. Hatinya hancur, nafasnya sudah tidak teratur lagi. ia langsung lari keluar, entah kemana ia hanya ingin keluar. Ia tidak ingin melihat Agi dan ayahnya. Ia tidak mengerti kenapa mereka bisa memiliki ayah yang sama.
Alana lari entah kemana. Ia menangis tersedu-sedu. Bagaimana bisa seseorang yang sangat ia cintai saat ini ialah kakaknya sendiri? Bagaimana bisa mereka bagian dari keluarga? Bagaimana bisa mereka satu darah yang sama?
YOU ARE READING
Alana
RomanceAgi hanya laki-laki yang tidak tahu harus melakukan apa setelah semua yang terjadi pada keluarganya. sedangkan ketika Alana datang, semua terasa begitu mudah.