Sore itu Bandung diguyur hujan lebat disertai angin kencang. Agi masih tergeletak di kasur kesayangannya, matanya sayu-sayu menahan kantuk karena wajahnya diterpa angin dari luar jendela.
Ia baru sampai rumah pukul lima pagi, karena semalaman ia duduk di kursi perempatan jalan, menunggu wanita itu datang lagi. Tetapi hanya kekecewaan yang ia dapati, hingga pukul setengan lima pagi pun tidak ada yang datang.
Badannya bangkit dari kasur, berjalan terseok-seok menuju kamar mandi. Ia lemas sekali sore ini, entah kerena tidur terlalu lama atau karena dirinya memang merasakan lelah yang berlebihan.
Agi memutuskan untuk mandi dan berangkat menuju kedai kopi, karena hujan yang tak kunjung usai, ia memutuskan untuk membawa mobil jeep barunya yang ia beli baru-baru ini untuk keperluan Sakha berbelanja kebutuhan kedai. Jalanan bandung sepi sekali sore itu, Dago diguyur hujan habis-habisan, semua warga bersembunyi di balik rumahnya sendiri, ada yang berteduh di toko-toko pinggir jalan, ada yang menerobos hujan, ada yang dia terpaku dijalan.
Tidak membutuhkan waktu lama Agi pun sampai di kedai kopi, baru saja ia tiba di kedai, matanya kembali terpaku melihat kearah meja di ujung kedai, wanita itu datang lagi.
"namamu siapa?" Tanya Agi tak kuasa menahan kata-kata itu dari mulutnya
Wanita itu masih sama, wajahnya sudah membaik, ia terlihat lebih manusia dari malam itu, matanya berbinar-binar, pipinya merah merona, rambutnya terurai bebas kebelakang dan setengah menutupi wajahnya. Agi baru menyadari kalau wanita itu sangat cantik. Ia melihat kearah Agi lalu tersenyum.
"Alana" jawabnya sambil mengulurkan tangan. Agi tak menyangka wanita itu, yang baru ia tau namanya sekarang, Alana akan memberikan respon baik seperti itu.
Agi tak kuasa menahan rasa penasarannya untuk bertanya ada apa dengan dirinya tempo hari.
"mau makan?" Tanya Agi
"sudah" jawabnya kemudian.
"boleh duduk disini?" entah kenapa Agi sangat tertarik dengan Alana, entah kenapa matanya yang berbinar-binar itu memberikannya kesejukan. Alana tersenyum pertanda ia memperbolehkan.
"rumahmu dimana?"
"dekat "
"boleh nanti kuantar pulang?" entah apa yang ada difikiran Agi sehingga ia menawarkan hal tersebut kepada wanita yang baru dikenalnya detik itu. Ia tidak tahu, yang ia tahu ia hanya ingin melindungi Alana, walaupun ia juga tidak tahu kenapa ia harus melindungi wanita itu.
"tidak, terima kasih. aku bisa pulang sendiri" jelas. Tentu sangat jelas penolakan akan didapatnya, tentu saja. Pasti Alana pun akan berfikir seribu kali untuk menerima ajakan dari orang asing.
"baiklah.."Agi hanya diam disitu sejak tadi, duduk sambil membaca buku kesukaannya, begitupun dengan Alana. Mereka berdua hanya duduk dan menghabiskan waktu dengan saling membaca buku tanpa membicarakan apapun.
beberapa menit kemudian Alana bangkit dari kursinya, Agi tertegun."aku pulang dulu" kata Alana sambil membereskan barang-barang miliknya, menenteng tas hitam di tangan kanan dan bunga lili di sebelah kirinya.
"tidak perlu diantar" katanya melanjutkan
Ia jalan keluar menuju pintu, menyempatkan diri untuk menyapa Sakha untuk berterima kasih dan izin pulang, Badannya semakin lama semakin menghilang dari tatapan mata Agi. Ia membiarkan wanita itu pulang sendirian tanpa mendapatkan informasi apa-apa. Tidak, tidak juga. Setidaknya ia sudah mengetahui namanya. Alana.
YOU ARE READING
Alana
RomanceAgi hanya laki-laki yang tidak tahu harus melakukan apa setelah semua yang terjadi pada keluarganya. sedangkan ketika Alana datang, semua terasa begitu mudah.