AQILA (1)

2.6K 102 4
                                    

Semua ini aku lakukan agar bisa berdekatan denganmu.
- Aqila

*****

Flashback on

"Pa, bentar lagi Qila mau kelas 11. Qila pindah mau sekolah, boleh ya pa?" Ucap Aqila dengan tatapan memohon pada Adrian, Papa Aqila.

Adrian menggeleng.

Aqila mencari segala cara untuk membujuk Adrian, "Aqila janji akan rajin belajar. Janji!" Ucap Aqila penuh yakin. Apapun akan dilakukan agar bisa pindah sekolah.

"Kamu pindah sekolah begitu karena Rey kan? Pengen satu sekolah sama Rey lagi kan?" Ucap Adrian yang sangat yakin itu alasan Aqila.

Sudah hampir satu tahun hubungan Aqila dan Rey berakhir, tapi Aqila tak pernah lupa akan sosok sang mantan itu.

Aqila mengangguk, alasannya pindah sekolah hanya satu, karena Rey! "Aqila gak akan cuma fokus buat Rey doang kok Pa. Aqila janji Pa!"

Adrian geleng-geleng kepala melihat sikap putri semata wayangnya itu, "kamu itu sudah putus lama dengan Rey, apalagi yang mau kamu cari darinya?"

Aqila tahu Adrian tak pernah marah pada Rey, walau sebenarnya Adrian ngin sekali memukul anak itu karena sudah membuat putrinya jadi galau berkepanjangan.

"Papa masih suka juga kan Rey sama aku?"

Adrian mengangguk, "memang iya Papa suka liat kalian berdua, tapi jika Rey tidak ingin melanjutkannya untuk apa lagi Qil?"

Aqila menghembuskan nafasnya kesal, "Papa kenapa gak mau bujuk Rey buat deket sama Qila lagi? Kan Papa bisa bilang ke Om Agus kalau Qila gak mau pisah sama Rey. Katanya Papa deket sama Om Agus, tapi kenapa susah banget sih Pa buat ngelakuin itu aja? Udah berapa kali Qila minta hal itu, tapi pasti Papa gak pernah mau."

Memang benar, Aqila sangat sering meminta hal itu. Menyuruh Adrian membujuk Agus, Papa Rey agar mereka kembali bersama. Menyuruh Adrian membujuk Agus agar Rey mau bertemu Aqila. Intinya permintaan Aqila selalu sama, membujuk Agus demi hubungannya dengan Rey.

"Qila, Papa ngelakuin itu buat kamu. Gak baik memaksakan kehendak. Jika Rey tidak mau, kenapa selalu memaksanya? Papa memang dekat sama Om Agus bahkan kita sangat dekat, tapi bukan berarti Papa menyuruh dia buat maksa anaknya sendiri. Itu bukan hal yang baik Qila." Ucap Adrian lembut takut jika Aqila akan semakin marah padanya.

"Ya sudah, Papa tinggal pilih. Bujuk Om Agus atau Qila pindah ke sekolahnya Rey?" Sifat pemaksa Aqila sudah turun temurun dari Nina, Mamanya.

Tak ada lagi pilihan, jika membujuk Agus sama saja memaksa Rey. Itu tidak baik.

"Sesudah menerima rapot, kamu boleh pindah." Ucap Adrian. Menurutnya ini adalah pilihan terbaik.

Aqila langsung memeluk Adrian dengan sangat erat. Aqila tahu dia salah dengan sifat pemaksanya ini, namun tak ada cara lain selain ini.

"Btw, kalau Qila suruh Mama ngomong sama Tante Helen gimana Pa? Siapa tau Rey mau denger omongan Mamanya." Ucap Aqila yang masih saja membahas ini. Aqila tak pernah menyuruh Nina karena pasti Mamanya tak enak hati dan tidak berani. Terlalu lancang jika dia meminta hal-hal aneh seperti itu.

Adrian menarik hidung mancung Aqila dengan pelan, "Mama kamu mana berani ngelakuin hal kayak begitu, Qila. Sudahlah, lagian Papa sudah memberi kamu izin untuk pindah sekolah. Apa kamu mau Papa berubah pikiran?"

AQILA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang