AQILA (16)

733 42 4
                                    

Rasa suka bisa berpindah tempat. Tapi sayangnya hatiku tak bisa berpindah tempat selain ke hatimu.
-unknow

*****

"Gue butuh bantuan lo!" Suara dengan nada emosi itu terdengar menakutkan. Bukan hanya dari ucapannya, melainkan wajah sinisnya itu tak henti-hentinya membuat nyali setiap orang yang menatapnya ciut.

Gadis yang diajak berbicara itu memperhatikan dari bawah hingga atas penampilan orang yang membutuhkan bantuannya, "ternyata kalo sedekat ini lo memang sinis." Ucapnya.

"Lo bener pacarnya Rey itu kan?" Tebak gadis yang meminta bantuan tadi.

Tika, yang notabennya pacarnya Rey mengangguk. Siapa yang tidak mengenal Tika di sekolah ini? Bukan hanya sebagai ketua cheerleader saja, tapi semenjak berpacaran dengan Rey hampir satu sekolah mengenalnya.

"Gue Renita, pacarnya Elano. Lo tau kan?" Gadis yang meminta bantuan tadi adalah Renita. Si pemilik wajah sinis.

Tika kembali mengangguk, "ya siapa sih yang gak kenal ketua osis itu."

Renitapun juga ikut mengangguk mendengar ucapan Tika, "lo tau kan apa yang gue pengen?"

Senyuman sinis ikut terbit di wajah Tika. Sedari awal pembicaraan mereka, Tika tahu betul apa yang dibicarakan Renita padanya.

"Gue tau, lo benci juga kan sama cewek genit itu?" ucap Renita yang langsung diangguki oleh Tika.

"Kita harus buat hal yang memalukan buat dia!" Lanjut Renita dengan mata yang berapi-api.

Tika menepuk pelan pundak Renita, "soal begituan lo gak salah pilih gue. Hari ini juga kita bisa buat dia jadi malu."

"Kita atur waktu yang pas untuk itu," balas Renita dengan senyuman sinis andalannya.

Senyuman sinis itu sungguh menakutkan. Baik Renita ataupun Tika benar-benar membuat bulu kuduk merinding.

Di sisi lain, Aqila berjalan santai dengan senandung-senandungan kecil yang dilontarkannya. Senyuman manis tak lepas dari wajahnya yang mungil.

Aqila mengeluarkan ponselnya dari dalam saku rok, bersiap-siap untuk mengambil selfi pertama di hari ini. Saat mengecek hasil foto-fotonya yang baru saja diambil, sosok lelaki di belakangnya yang ikut ke potret membuat Aqila tersenyum lebar.

Langkah kaki Rey terhenti saat dirinya menabrak punggung mungil di hadapannya. Terlalu sibuk bermain ponsel, membuat Rey tak sadar bahwa dari tadi Aqila jalan di depannya.

Aqila yang kini sudah menghadap Rey, lalu tertawa kecil melihat raut wajah Rey, "makanya jangan sibuk main hp terus, tuh sampek nabrak punggung aku jadinya."

"Lo aja yang sengaja berhenti di depan gue!"

"Memangnya salah aku berhenti? Ada yang ngelarang?"

"Gak!" ucap Rey kemudian melanjutkan kembali langkahnya.

Aqila tak hanya tinggal diam saat melihat Rey yang kembali jauh darinya. Aqila mensejajarkan jalannya dengan Rey, "kamu gak tidur?" ucap Aqila melihat mata Rey yang sedikit bengkak.

"Gak usah nanya-nanya. Lo itu bikin gue emosi aja terus."

"Mata kamu agak bengkak Rey, makanya aku nanya."

"Gak usah nanya-nanya gue!"

"Aku gak nanya, cuma khawatir."

"Qila, gue it---" ucapan Rey terhenti saat melihat Aqila tertawa kegirangan.

AQILA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang