Rasa sakit itu seketika hilang, saat dia berada di hadapanku lalu menyapaku walau hanya dengan wajah datarnya.
-Aqila.*****
Sepulang sekolah Aqila dan Elano sudah siap untuk menghabiskan hari ini bersama. Yang awalnya Aqila akan pergi dengan Rey tapi malah berakhir dengan Elano.
"Tadi Rey bilang apa pas lo bilang gue gak bisa jalan sama dia sekarang?" Ucap Aqila yang kini sudah duduk di bangku penumpang dengan Rey yang fokus menyetir disebelahnya.
Elano mengingat ucapan Rey tadi dengan sangat jelas kata demi katanya.
"Harusnya jalannya gak usah ditunda, tapi langsung aja batalin!"
Aqila hanya mengangguk lesu. Bingung bagaimana lagi caranya tetap berjuang walau Rey sudah benar-benar melupakannya.
Menyadari raut wajah Aqila yang tampak lesu Elano membuka kembali suaranya, "gak usah dipikirin, lagian gue rasa Rey masih ada rasa kok sama lo."
Aqila menoleh semangat ke arah Elano yang masih asik mengemudi, "lo tahu dari mana? Emang lo yakin?"
Elano mengangkat bahunya, "feeling doang sih." Ucap Elano sambil menyengir.
Aqila memukul pelan lengan Elano, "gue itu serius Elan!"
"Gak baik terlalu serius, Qila." Balas Elano menirukan gaya bicara Aqila.
Aqila menghembuskan nafanya, "pantesan Rey mutusin gue! Mungkin gue orangnya terlalu serius."
Elano melirik sekilas ke arah Aqila, "dia aja yang gak suka lawakan!"
Aqila melirik ke arah Elano, menatap tajam kearahnya walau Elano tak menatap balik Aqila karena sibuk menyetir, "Rey itu lucu tau! Lo aja yang gak tau dia gimana."
"Dikit-dikit jelekin, dikit-dikit ngebelain. Pusing ah sama Qila!" Ucap Elano yang dibalas tawa oleh Aqila.
Aqilapun bingung dengan sikapnya yang seperti ini. Memang rasa sukanya pada Rey membuat semua tampak memusingkan.
Tanpa mereka ketahui, Renita mengikuti laju mobil Elano dari belakang. Wajah marah, kesal, sinis tercampur menjadi satu dan itu semua karena Aqila.
***
Aqila dan Elano memilih mall sebagai tempat menghabiskan waktu bersama. Aqila ingin membeli aksesoris sedangkan Elano ingin membeli jam tangan.
"Beli jam dulu apa aksesoris dulu?" Tanya Aqila sambil sibuk melihat-lihat baju yang terpampang cantik di depannya. Aqila menyukainya.
Elano menyadari Aqila tertarik dengan baju itu, "ambil aja kalau mau."
"Eh?" Aqila kelabakan sendiri, rasanya ingin sekali baju itu tapi uang yang dibawanya tidak cukup, atm-pun tidak dibawanya.
Elano menyadarkan lamunan Aqila dengan menepuk pundaknya pelan, "udah gak usah malu-malu, malah malu-maluin jatuhnya, Qil."
Aqila tersenyum malu mendengar ucapan Elano, "gue gak bawa atm. Besok gue ganti deh uangnya."
Elano tersenyum penuh arti, "kalau gue kasi gratis, lo mau?"
Dengan cepat Aqila mengangguk dan tersenyum dengan senang, "tapi inget ya Lan, gue itu bukan matre!"
"Gak matre tapi mau nerima yang gue kasih."
Aqila menginjak keras kaki Elano, "kan tadi lo yang nawarin! Ya udah gak jadi!" Ucap Aqila menggembungkan pipinya. Ngambek.
KAMU SEDANG MEMBACA
AQILA (COMPLETED)
Подростковая литератураDON'T COPY MY STORY!!! ***** Semua berawal dari masuknya Aqila ke SMA Bakti Bangsa. Banyak hal yang terjadi di luar rencana awalnya. Rencana awal Aqila masuk ke sekolah itu hanya satu, yaitu kembali melanjutkan hubungannya dengan Rey, sang mantan. N...