Bersembunyi dibalik kebohongan bukan jalan terbaik untuk membuat diri merasa lebih baik.
-Aqila*****
Elano gelisah dengan kehadiran Rey disampingnya. Entah kenapa kali ini Rey tampak lesu.
"Ada yang mau gue omongin sama lo, sebentar doang." Ucap Rey lalu duduk disebelah Elano.
Elano hanya mengangguk.
"Jangan sekali-kali lo ninggalin Aqila!" Ucap Rey dengan mata yang menatap Elano dengan tajam.
Elano menyipitkan matanya tak suka, padahal dia sendiri yang meninggalkan Aqila "gak perlu lo bilang gue tau itu."
Rey mengangguk, "bagus kalau lo tau itu, tapi sayangnya gue gak percaya kalau cuma omongan doang."
Elano makin tidak suka dengan topik pembicaraannya dengan Rey kali ini, "hubungan kita bukan urusan lo. Kalau gak ada yang mau lo bahas, gue pergi!" Ucap Elano yang bangkit dari kursinya.
Baru saja satu langkah, ucapan Rey membuat langkahnya itu terhenti. "Lo gak ada rasa bersalah sama gue, Lan?"
Hembusan nafasnya terdengar lelah, Elano membalikkan badannya menatap Rey. "Gue gak salah! Lo sendiri yang ninggalin Aqila. Memang salah gue suka sama dia? Lagian dia bukan pacar lo lagi, Rey!"
Rey tertawa sinis, "segitu bencinya lo sama gue?"
"Mau bencipun rasanya susah jadi gue milih kecewa! Susah buat lupain semua, Rey!"
Lagi dan lagi Rey tersenyum sinis, "Lo bilang kecewa tapi lo milih sekolah ini. Egois!"
"Kenapa baru sekarang lo bahas lagi masa lalu? Karena Aqila? Karena gue pacaran sama Aqila lo mau bahas hal yang udah-udah?"
Rey menarik nafasnya lelah, lelah berdebat dengan Elano terus-menerus seperti ini. "Gue tau gue salah dan wajar lo mau benci, kecewa, marah atau apapun itu. Tapi gue minta satu hal, jangan tinggalin Aqila dalam keadaan apapun itu."
Belum sempat Elano menjawab, Rey sudah pergi meninggalkan banyak pertanyaan dibenak Elano.
***
"Tadi aku habis ngobrol sama Rey, Qil."
Aqila yang sedang asik membaca buku langsung bertanya, "oh ya? Kok bisa?"
Sebuah tangan hangat memeluk tangan Aqila. Elano memeluk tangannya hangat dan menatapnya tulus. "Ada sesuatu yang belum aku ceritain sama kamu, Qil."
"Bahagia apa sedih?"
"Aku gak tau, kan nanti kamu yang ngerasain."
Aqila mengetuk-ngetuk dagunya yang runcing, "ya udah ceritanya kapan-kapan aja. Mood aku lagi bagus." Ucap Aqila sambil tersenyum.
"Nanti aku gak sempat ceritanya, Qil. Sekarang aja, ya?"
Aqila memperhatikan raut wajah Elano yang tampak serius. "Kapan-kapan aja, kayaknya ceritanya serius banget."
Hembusan nafas Elano terdengar jelas, "aku sama Rey du---" ucapan Elano terputus karena Aqila sudah menyahut duluan.
"Please, Rey itu masalalu aku. Jangan bahas dia terus, Lan. Oke?"
Untuk kali ini Elano harus mengalah dan membiarkan rahasia ini akan selalu menjadi rahasia. Sepertinya ada waktu yang tepat untuk memberitahu Aqila.
KAMU SEDANG MEMBACA
AQILA (COMPLETED)
Подростковая литератураDON'T COPY MY STORY!!! ***** Semua berawal dari masuknya Aqila ke SMA Bakti Bangsa. Banyak hal yang terjadi di luar rencana awalnya. Rencana awal Aqila masuk ke sekolah itu hanya satu, yaitu kembali melanjutkan hubungannya dengan Rey, sang mantan. N...