5.Perdebatan

59 33 0
                                    

Malam ini,cewek yg kini tengah dikelilingi rasa senang hanya menghabiskan waktunya di balkon kamarnya.Ditemani dengan teh hangat yang ia racik sendiri.Tasya duduk di kursi kayu yg ada di balkon kamarnya,menikmati angin malam bersama rasa senang didalam dada.

Tentang Alfin yg mengajaknya bertemu dgn mamanya.Dan mamanya merestui hubungannya dgn Alfin.Tapi Tasya sedih tidak bisa bertemu dgn papa Alfin karena disibukkan dengan pekerjaan.

Ponsel putih yang berukuran cukup besar miliknya sejak tadi berada digenggamannya.Tiba-tiba panggilan telepon masuk ke dalam ponselnya.Kebiasaan Tasya adalah menonaktifkan nada deringnya,sehingga ia hanya bisa melihat layar ponselnya menyala seraya menunjukkan nama Alfin di layarnya tsb.senyum manis pun terukir di wajah cantik Tasya karena ia mendapat panggilan telepon dari sang pacar.Barulah ia menggeser logo hijau pada layar ponselnya.

"Halo sayang."ucapnya lembut.

"Iyaa."jawab seseorang dari sebrang sana.

"Ada apa kamu nelpon malam²?"

"Cuman mau ngucapin."

"Emang aku mau ultah?"

"Mksutnya ngucapin' Selamat malam sayang' gitu."

"Ooo.Selamat malam juga sayang."

"Yaudah tidur gih."

"Syiap 86 sayangku Alfin bawel."

"Hemmm."

Setelah itu Tasya menutup sambungan teleponnya.Jam dinding menunjukkan pukul 21.00 WIB.Ia segera tidur agar besok pagi tidak bangun kesiangan dan tidak telat lagi.

*****
Pagi ini Tasya berangkat sekolah dengan diantar abangnya lagi.Setelah melewati perjalanan yg lumayan lama,Tasya dan Wildan sampai didepan gerbang sekolah.Tasya pun turun dari mobil hitam tsb,sedangkan Wildan memarkirkan mobilnya ditempat parkir.

Sesampainya dikelas,Amel dan Fani menyambut kedatangan Tasya dengan ejekan yg membuat Tasya jengkel.

"Tumben lo udah dateng! Biasanya jam 7 lo baru masuk."

"Lo mah gue dateng awal salah,dateng telat salah.Serba salah deh gue."

"Aelah lu mah ,becanda kitaa.Gitu aja marah.Pms ya lo?"

"Kalo iya emang kenapa."

Amel dan Fani pun tidak menjawab pertanyaan Tasya tsb,karena jika Tasya sedang Pms,mereka bisa dimakan hidup².

Bel masuk berbunyi,semua siswa-siswi masuk dengan berlari-larian.Karena pelajaran akan segera dimulai.Beberapa menit berlalu.

Bel istirahat pun berbunyi.Murid-murid segera berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin.

Dikantin...
Leon menuju ke kantin mang Asep untuk makan bakso.Setelah ia pesan semangkok bakso,ia langsung berbalik badan untuk duduk di bangku.

Bruk
"Hihh".Seorang dari samping Leon menggeram kesal.

Leon menoleh kesamping dan mendapati Tasya dgn wajah sebalnya karena batagor yg ia bawa berhamburan di lantai.

"Ngapain sih lo ngikutin gue lagi."Tanya Tasya sebal diiringi pelototan tajam.

"Siapa yg ngikutin lo?"

"Gue kan ngomong sama lo,ya lo yg ngikutin gue."tunjuk Tasya tepat dihadapan Leon.

"Pede amat sih lo jadi cewek."

"Gue gak pede,buktinya kan sekarang lo ada disini.Dan setiap gue ketemu lo,gue slalu sial."

"Emang gue gak boleh kesini? Ya kalo lo sial,berarti lo banyak dosa."

Tasya mengepalkan tangannya erat.
Mencoba menahan emosinya.

"Ya lo kan tau gue sering kesini,ngapain lo ngikutin gue kesini?."

"Emang ni kantin punya nenek moyang lo?"ucap Leon tak mau kalah.

"Kalo iya,emang kenapa?"Tasya berdecak pinggang.

Bukannya menjawab,Leon justru mengambil batagor milik Tasya yang tadi jatuh kelantai .Leon berjalan cepat meninggalkan Tasya yg bingung.

Tasya berlari mengejar Leon dari belakang.Ternyata Leon menuju meja mang Asep untuk membayar makanan yg sudah dibeli.

"Mang,bakso yg saya pesen tadi sama ni batagor dibayar sama dia."Leon bicara enteng kepada mang Asep sambil menunjuk Tasya disampingnya.

"Apa apaan lo,seenak jidat aja kali ya."ucap Tasya mendelik.

"Iya seenak jidat lapangan basket punya lo."Leon menyentuh kening Tasya dengan telunjuknya.

"Enak banget lo.Minta bayarin gue lagi."

"Katanya ni kantin punya nenek moyang lo."

Tasya menyesal didalam hatinya.Tapi ia tidak mau kalah dengan Leon.

"Nggak bisa gitu dong."Tasya menggelengkan kepalanya.
"Mang,punya dia ya biar dibayar sendiri."ucapnya seraya melirik Leon.

"Eh lo jangan lari dari omongan dong.Lo sendiri kan yg bilang klo ni kantin punya nenek moyang lo."

"Udah² daripada kalian ribut,mending kalian berdua sweet ,nanti yg kalah bayar."ucap mang Asep.

"Okey siapa takut."ucap Tasya berdecak pinggang.

Leon dan Tasya akhirnya sweet dan ternyata Tasya kalah.Tasya menggerutu kesal pada dirinya sendiri.

"Nah lo kalah."ucap Leon bangga.

"Nah,neng Tasya kan kalah.Jadi neng yg harus bayar."

"Yaudah² gue bayar.
Anjjirrrrr lu upil onta."

"Anjirrrr lu upil monyet."

Setelah perdebatan tsb bel masuk berbunyi,murid ² pun masuk ke kelasnya masing².Tasya yg masih kesal hanya meronta ronta tidak jelas.

"Ngapain lu Sya cemberut gitu?"tanya Amel dan Fani bersamaan.

"Itu Leon si cowok nyebelin."

"Ooo cowok yg waktu itu nabrak lo dikantin?"

"Iyaa."

"Emang ngapain lagi tu cowok?"

"Masak iya gue suruh bayar makanan dia."

"Lah emang ceritanya gimana sya?."

"Tau ah,panjang pokonya."

"Mungkin lo jodoh kali ya sama tu cowok."ucap Amel asal ceplos.

"Paan sih lo.Jangan ngada² deh lo."

🕑🕑🕑

                                       TBC

Vote and Comment yaww

See you next part...

  Bitter Sweet [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang