10.Kecewa

37 26 0
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi menandakan kegiatan belajar mengajar telah selesai.Murid-murid berhamburan meninggalkan kelasnya masing-masing.

Amel baru ingat jika pulang sekolah ini ia akan mengajak Fani menjenguk Tasya.Amel pun segera menuju parkiran.Tetapi waktu Amel melewati koridor,ia sempat bertemu dengan Fani.

"Fan,lo bisa nggak ikut jenguk Tasya?"

"Bisa dong."

"Yaudah ,lo sekarang ikut gue ke parkiran."

"Syiap atuh neng."celetuk Fani kepada Amel seraya bergaya seperti orang yg sedang hormat.

Amel pun langsung melangkah mendahului Fani,sedangkan Fani mengikutinya dari belakang.

Sesampainya di parkiran,Amel langsung mengambil mobilnya.Dan Fani menunggu diluar parkiran.

"Masuk mobil gih!"ucap Amel seraya membuka kaca mobil.

Fani pun akhirnya melangkah masuk mobil Amel.Di perjalanan mereka sangat tidak sabar bertemu Tasya karena sangat merindukan nya,walaupun hanya 1 hari tidak betemunya. Terbilang cukup alay,iya.Namanya juga sahabat^^.

Di tengah obrolan mereka,tiba-tiba ponsel hitam yg berada digenggaman Fani berdering menunjukkan jika ada panggilan masuk.Fani yg dalam kondisi setengah kaget,akhirnya menggeser logo berwarna hijau bertuliskan mama yang tertera di tengah layar ponselnya.

"Iya,halo ma."

"Nak kamu udah pulang?maaf papa kamu nggak bisa jemput ,soalnya papa kamu sekarang di rumah sakit."ucap wanita paruh baya di sebrang sana.

"Papa kenapa ma?"

"Papa kamu tadi pas dikantor pingsan.kamu kalo udah pulang,langsung kerumah sakit Anwar medika ya!."ucapnya seperti orang yg sedang panik.

"Iya ma,aku sekarang segera kesana."

Tutt tutt.
Panggilan terputus.Fani yg menerima telpon dari mamanya jika papanya dilarikan di rumah sakit langsung membicarakan hal ini kepada Amel.

"Mel,maaf gue ga bisa ikut jenguk Tasya.Papa gue dirawat di rumah sakit.Sekarang,gue harus kesana.Lo bisa nggak mel anterin gue ke rumah sakit?kalo lo gabisa gakpapa kok,gue bisa naik taksi."jelas Fani pada Amel.

"Bisa kok Fan gue.Apasih yg nggak bisa buat sahabat gue sendiri."ucap Amel dengan tersenyum manis.

"Makasih banget ya mel.Yaudah sekarang kita kerumah sakit!"

"Oke."

Amel pun mengarahkan mobilnya menuju rumah sakit.

Sesampainya dirumah sakit,Fani langsung menuju meja resepsionis untuk bertanya ruangan dimana papanya dirawat.

"Mbak,ruangan atas nama Pak Burhan ada dimana ya mbak?"tanya Fani gelisah.

"Sebentar ya mbak,saya cek dulu."ucap resepsionis tersebut.

Resepsionis tersebut langsung mencari data pasien atas nama Pak Burhan.

"Nama ruangannya,ruang mawar nomer 9.Nanti mbak belok kiri lurus aja."

"Makasih ya mbak."ucap Fani yg langsung berlari mencari ruangan dimana papanya dirawat.

"Aduhhh Fan tungguin gue dong."teriak Amel mengejar Fani.

Setelah sampai diruang mawar nomer 9,Fani langsung masuk begitu saja dan melihat ayahnya yg sedang terbaring lemas ditemani mamanya yang berada disamping kasur.

"Papaa."ucap Fani seraya berlari menghampiri papanya.Ia memeluk papanya erat,kemudian mencium kedua tangan papanya.

Kemudian Amel datang menghampiri Fani.

"Fan,lo yg sabar ya.Papa lo pasti sembuh."

"Makasih mel.O iya mel,lo kan mau jenguk Tasya.Kalo lo pergi,pergi aja.Gakpapa kok.Nanti lo bilangin Tasya ya ,kalo gue gabisa jenguk soalnya papa gue lagi sakit."

"Iyaa tenang aja.Lo gausah khawatir."ucap Amel sambil tersenyum.

"Yaudah gue pergi dulu ya.Salam ke papa sama mama lo."lanjutnya kemudian membalikkan badan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

*****
Setelah sampai di rumah bernuansa modern tersebut,Amel segera memarkirkannya dipekarangan rumah Tasya.Amel kemudian memencet bel rumah Tasya.

Dingdong..
Kemudian ada seseorang yg membukakan pintu rumah Tasya.Dan ternyata itu adalah mamanya Tasya.

"Hai tante."ucap Amel ramah.

"Eh Amel.Ada perlu apa kesini?"tanya mama Tasya bingung.

"Katanya Bu Reni,Tasya tadi nggak masuk karna sakit .Tasya sakit apa tan?"

"Sakit biasa kok."ucap mamanya agak tidak peduli dgn kedatangan Amel karena Amel yg membuat ini semua terjadi.

"Yaudah masuk ajaa."lanjut mama Tasya mempersilakan Amel masuk.

"Makasih tante."

Amel pun akhirnya masuk kedalam rumahnya Tasya.

"Oiya ,Tasya mana tan?"tanya Amel basa basi.

"Lagi dikamar."ucap mamanya Tasya singkat.

"Boleh disamperin nggak tan?

"Boleh kok.Keatas aja."

Amel pun menuju kekamar Tasya yg berada diatas.Ia menaiki tangga demi tangga untuk sampai kekamar Tasya.
Sesampainya didepan pintu ,ia mengetuk nya.

Toktoktok..
"Iyaaa bentar."ucap seseorang didalam sana.

Setelah Tasya membuka pintu kamarnya,ia melihat seorang perempuan yg sangat ia kenal sejak kecil dan selalu membuatnya tertawa.Tapi sampai sekarang dia membuatnya sakit hati dan kecewa.

Siapa lagi kalo bukan Amel,sahabat kecilnya.

"Amel?"ucap Tasya yg masih sempat tersenyum kecil kepada Amel.
Sebenarnya ia masih sangat terluka dengan kehadiran Amel disini.

"Eh sya lo sakit apaa?gue khawatir banget sama lo.Oh iy Fani gabisa jenguk,soalnya papanya lagi sakit."ucap Amel heboh seraya merangkul tasya erat.

Tasya melepaskan pelukan Amel kepadanya dengan agak kasar.

"Mel,mending lo keluar aja deh dari kamar gue.Gue mau istirahat!"ucap Tasya seraya memalingkan wajahnya dari pandangan Amel.

"Lo ngusir gue sya?lo kenapa.Kok beda banget sama Tasya yg sering gue kenal."ucap Amel bingung dengan perlakuan Tasya yg seperti itu.

Tak terasa jika kedua air mata Tasya tiba-tiba jatuh perlahan dari kedua matanya tersebut.

"Udah lah mel.Gue bilang pergi ya pergi.Gue mau istirahat,capek gue."ucap Tasya dengan agak emosi.

"Oke.Gue pergi Sya.Cepet sembuh,Assalamualaikum."ucap Amel langsung pergi keluar dari kamar Tasya.

"Wa-alaikumsa-salam."jawab Tasya terputus-putus karena menangis.

***
"Tan,saya pamit dulu."

"Kok cepet banget mel?"

"Udah sore tan.Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Sebenarnya mama Tasya sangat tau mengapa Amel pulang dengan raut wajah yg cemberut.Pasti Tasya yg menyuruhnya pergi karena Tasya sangat sakit hati sekali.


  Bitter Sweet [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang