Empat-Balas Dendam yang Gagal

46 12 0
                                    

Kembali bersekolah, tidak cukup sulit melampaui hari-hari yang telah ku lalui dengan sedikit menahan rasa malu jika terkadang bertemu dengannya. Saat menyusuri koridor kulihat mading sekolah ramai dikerumuni berpuluh siswa. Penasaran aku ikut menghampiri melihat ada apa disana.

“minggu depan, acaranya.. bisa latihan dari sekarang?”

“lu kira acara besar gitu buat main-main doang?”

Kulihat, sederet kata tertulis disana ‘PEKAN OLAHRAGA DAN SENI’ hah? Olahraga? Seni? Bakatku tidak berada di sana semua, lalu untuk apa ikut mendaftarkan diri? Baru saja aku ingin pergi, tiba-tiba tubuhku ditarik paksa kebelakang.

“ngalangin aja si” ujarnya sakartis. Aku memicingkan mata melihat siapa pelakunya.
Ya ampun! Cowok itu! desakan tubuh lautan manusia benar-benar mendorongku ke luar lingkaran. Menyebalkan! Aku berinisiatif menunggunya dari luar lingkaran tersebut, hendak membalas perbuatannya.
Sekitar lima menit aku menunggu akhirnya manusia itu keluar. Aku mengekorinya berjalan hingga akhirnya ia berhenti menjejalkan kaki yang kemudian membuatku menabrak punggung miliknya.
“Aw” ringisku pelan sambil mengusap pelipis.

“lu ngapain si ngekorin gue, gue bukan indung lu” katanya

“lu pikir gue anak ayam? Sialan” kataku sewot

“kok sewot? Lu ngikutin gue, disebut anak ayam bukan?” jawabnya menantangku

Aku terdiam kikuk. Lalu menengok ke kanan dan kiri. Berusaha pergi dari situasi kalah telak ini.

“kenapa usaha balas dendam gua jadi gagal gini sih” batinku menyesal

“Eum, yaudah kalo gitu gua pamit pergi dulu” kataku buru-buru dan mengambil langkah besar.

“ lo suka bukan sama gue, jadi ngikutin gue gitu?” katanya sambil tertawa.
Aku menghentikan langkahku sejenak.

“suka?gue?”. spontan aku membalikkan badan sambil memberi isyarat tidak dengan menyilangkan kedua tanganku kearahnya.

“jangan harap ya lo, sorri” ujarku lalu melangkah pergi
֍

Pulang, Pergi dan PerasaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang