Sudah seminggu aku bolak-balik mengikuti konseling dengan Ka Ares membuat kondisi perasaanku serasa lebih baik. Tapi, seiring berjalannya waktu aku berlalu-lalang berkunjung ke rumah sakit untuk berkonsultasi dengan Ka Ares kini tatapan para staff rumah sakit terlihat sinis kepadaku. Aku buru-buru pergi meninggalkan tatapan tajam menusuk tersebut.
Aku memutuskan untuk tidak pergi berkonsultasi dan terapi lagi dengan perjanjian diharuskan untukku rutin mengonsumsi obat sesuai resepnya. Aku menyetujui hal tersebut. Mungkin kita bisa berkonsultasi di tempat lain selain di rumah sakit. Aku segera merapihkan buku kemudian beranjak pergi mengunjungi kampus sebentar untuk meminjam buku,
Sesampainya disana dan meminjam buku aku berjalan pulang kembali, kemudian berhenti sejenak menghampiri pedagang aksesoris lalu menatap sebuah gelang berbentuk sabit. Ketika, aku hampir meraihnya seseorang meraih gelang itu duluan sambil bergumam
"Prasangkaku 'kenapa yang indah terjadi hanya sekali saja' ternyata salah ya?"
Aku terdiam mematung menatap sepatunya. Kemudia setelah ia membayar gelang tersebut ia meraih pergelanganku dan memakaikannya disana. Aku membeku. Tak bergerak melawannya. Ia mengelus punggung tanganku lembut lalu membawaku pergi ke arah bangku taman. Aku menangis.
"Al? Kok nangis? Maafin aku ya?hm?" ujarnya lembut membuat pertahanan, emosi serta rasa egoisku luluh.
Selama beberapa jam kedepan kami saling bercerita satu sama lain. Rey menceritakan banyak pengalaman hidupnya di sana hingga percakapan tersebut berakhir dengan kata-kataku yang membuatnya menatapku seketika sendu.
"Rey, pernah ga kamu berfikir kita ga jodoh?"
Rey bungkam. Aku bangkit berdiri.
"Al, kenapa kita ga buat plan selama aku pulang?" ujarnya mengalihkan topik. Aku menatapnya sinis. "Maksud kamu Rey?"
"hal-hal apa aja yang mau kita lakuin mulai besok"
"Maaf. Aku sibuk Rey."
"Lusa kamu libur kan sampe dua minggu" katanya membuatku bungkam
"Aku beri kamu 10 Permintaan." Kata Rey membuatku melongo bingung
"Kok, bukannya seharusnya aku yang minta?"
"Kan aku Jin nya jadi aku dong yang ngasih" ujar Rey yang akhirnya membuatku pasrah menyetujuinya.
"Oke, Rencana pertama..."
֍
Waktu yang di tunggu telah tiba. Dua hari yang berlalu begitu cepat membuatku menggebu untuk melakukan rencana pertama bersama Rey yaitu bermain di Dunia Fantasi yang bertempat di Jakarta. Seolah rasanya seperti mimpi indah yang muncul tiba-tiba ketika momen bersama kita bisa berkunjung bersama kesini.
Rey menggenggam tanganku erat. Dengan penuh semangat ia mengajakku menaiki satu persatu wahana yang ada di sekitar kami. Mulai dari wahana yang biasa saja hingga wahana yang memacu adrenalin membuatku harus menahan sedikit rasa sakit yang di dera. Entah mengapa tapi rasanya sakit saja. Mungkin efek kupu-kupu setelah bermain wahana tersebut.
Setelah puas bermain dan berteriak kini, giliran kami menjajali wahana air. Aku sudah mohon-mohon pada Rey agar berdiam disini saja dan memandangnya dengan alasan aku tidak membawa ganti. Tapi Rey bersikeras membawaku bersamanya. Hingga akhirnya aku pasrah dan mengikuti ucapannya.
Selepas bermain dan bercucuran keringat karna berdesakan saat mengantri, kini waktunya makan sore. Karena lamanya antrian membuat kami harus menunda rasa lapar dan mengakhiri permainan.
"Abis ini mau kemana?" tanya Rey
"Pulang aja Rey" kataku lesu
"Kamu gapapa kan?" tanyanya khawatir
Aku segera menyeringai lebar. "Gapapa Rey".
֍
Rey segera mengantarku kembali ke kos-an kemudian pamit pulang. Aku berjalan lunglai memasuki kos-an. Kesadaranku perlahan hilang. Aku masih merasa ini adalah efek kupu-kupu dan mual yang ditimbulkan setelah bermain tadi. Setelah merasa baikan aku buru-buru melangkah besar dan memasuki kos-an.
"Han?"
"Jihan?" panggilku lagi namun tidak ada sahutan.
Kulihat ada catatan kecil yang menggantung di depan kulkas.
"Gue pulang ke kampung ya. Maaf liburan ini gue tinggal. Ada urusan mendadak di rumah dan emak gue minta untuk balik. Jaga kesehatan Al.. Miss you, jihan"
Aku melempar kertas tersebut ke lantai. Lalu berjalan memasuki kamar. Kemudian tak lama aku tertidur.
֍
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang, Pergi dan Perasaan
Teen FictionPulangmu untuk pergi. Pergimu untuk tinggalkan kenangan. Termasuk aku. Bayanganmu. Dan, segudang perasaan.