part 5. kata hati Lucy

108 9 0
                                    

.
.
.
.
    Didalam kamar yang bernuansa biru langit, banyak boneka beruang dengan ukuran besar, serta hiasan bunga-bunga Lusy terlihat membaca buku novel, tapi tidak dimengerti karena pikirannya tertuju kepada satu orang, siapa lagi? Tentu saja Raga. Dia tidak berhenti tersenyum, entahlah kejadian disekolah tadi seperti dejavu.

Tok tok

   Hayalan Lusy terganggu karena ketokan di pintu kamarnya, ia bergegas membukanya.

"Mama?" Lusy teekejut, mama nya ada di rumah? Tentu saja dia senang.

" Lusy?? Ayo siap-siap nanti malam kita diundang ke acara kolega nya papa!" Ucap mamanya serius.

"Lagi? Lusy capek ma! Lusy banyak tugas!" Lusy heran ibunya akan pulang kerumahnya jika ada maunya dengan Lusy, dan Lusy capek pergi ke acara seperti itu, Lusy merasa seperti boneka, yang digiring mamanya untuk memperkenalkannya. Lusy benar-benar muak.

" Mau jadi apa kamu? Ini juga demi kepentingan kamu kelopak perusahaan papa!! Biar kamu dapat pengalaman!" Bentak mama Lusy

"Ma, Lusy capek, Lusy gak mau bisnis mah, kan ada kak Lion" bujuk Lusy

" Dasar anak tidak tau di untung!! Cepetan ganti siap-siap" mamanya menarik Lusy dengan paksa, Lusy menyentak tangan Lusy lalu berlari menjauhi mamanya, Lusy tidak tahan, ia berlari menuruni tangga dan keluar dari rumah. Berpapasan dengan mobil kak Lion yang masuk pintu gerbang Lion. Lion merasa cemas, pasti mamanya berbuat ulah lagi.

"Lusy!!! Mau kemana kamu?" Teriak mamanya. Lion turun dari mobil, berniat mengejar adiknya tapi sudah menghilang. Padahal hari semakin sore.

     Lusy berjalan tanpa alas kaki, entah berapa jauh dia berlari, ia tidak mau bertemu mamanya. Dia merasa tidak dianggap, dia kesal. Dia lelah, mamanya datang bukan karena merindukannya tapi karena membutuhkannya, dulu Lusy kecil selalu diperalat seperti itu kemudian jika tidak dibutuhkan ditinggal sendiri di rumah besar itu, Lusy menangis dengan suara tertahan, lusy tidak perduli jika ada yang melakukan kejahatan kepadanya, ia ingin mati saja. Ia terduduk dengan lemah dipinggir jalan yang sepi dan pohon-pohon yang tinggi. Lusy menyembunyikan wajahnya diantara kedua lututnya yang ditekuk.

∆∆∆∆∆

     Raga yang berada dibelakang taman bersama teman-temannya dikagetkan dengan Lusy yang tiba-tiba meneleponnya, anugerah apakah ini? Tidak pernah Lusy menelepon nya, ia pun menjauh dari teman-temannya untuk mengangkat telepon Lusy. Tangannya gemetar, ia ingin tersenyum.

"Halo?" Eh kenapa suara cowok?

"Lo Raga kan? Ini gue Lion, kakaknya Lusy"

" Oh, ada apa yah?" Raga mengernyitkan kening, perasaannya tidak enak. Lion menceritakan kejadian nya saat Lusy berlari sambil menangis, tapi tidak membawa HP nya, dan untung saja hp Lusy tidak punya password, dan dikontraknya hanya ada, Raga dan Puput. Raga langsung menyambar kunci motornya, yang diteriaki oleh teman-temannya.

"Ga mau kemana Lo?" Teriak mereka.

"Bentar ada urusan" balas Raga sambil berlalu mengambil jaketnya.

      Sudah lima belas menit Raga berkeliling mencari Lusy dengan perasaan cemas, mata hari sudah mulai tenggelam, ia takut terjadi yang tidak-tidak kepada gadis itu. Raga membolakkan motornya ke arah jalan pintas yang ia lalui dulu bersama Lusy, matanya menangkap sosok gadis yang ia cari, firasatnya benar. Ia memelankan laju motornya,

     Lusy tersentak saat sebuah jaket tersampirkan dipundaknya, ia mendongak.

"Kak Raga?" Lusy buru-buru menghapus air matanya. Raga duduk dihadapan.

RagaKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang