part 8. Lusy marah.

78 8 0
                                    

∆∆∆∆∆

Sudah jam istirahat, tapi Raga belum melihat Lusy, setelah tadi 3 jam penuh mendapat hukuman dari guru BK yang tak lain wali kelasnya dan diperkenalkan secara tidak hormat saat apel tadi, dan sekarang harus membersihkan lapangan sekolah beserta koridor-koridonya. Tapi tidak apa-apa mereka kan cowok-cowok yang bertanggung jawab. Raga bingung semua panggilan teleponnya tadi malam tidak dijawab oleh Lusy, smsnya bahkan diabaikan seperti perasaannya, dan linenya sudah berjamur. Sampai detik ini ia tidak melihat ujung hidung Lusy yang minimalis tapi manis, eh?

Dan disini lah Raga dengan kawan-kawannya, Raga membuka baju seragam disampirkan dipundak, ia hanya memakai kaos lengan pendek warna putih, duduk diatas tempat sampah yang berukuran besar sambil mengibaskan tangannya,sebelah tangannya memegang sapu lidi dan keringat bercucuran yang membuat siswi-siswi gigit jari. Regan, Erik dan Senio pun melakukan hal yang sama

"Seumur-umur gue yang tiap hari tambah ganteng, gue gak pernah disuruh bokap nyokap bersihin kamar, lah ini? Bersihin sekolah satu Minggu berturut-turut? Bisa mati muda gue dengan ketampanan yang astaga naga" ucap Senio dengan wajah merah akibat cahaya matahari.

"Lo gak liat gue? Kalau gue mati gara-gara nyapu sekolah, Lusy bisa jadi janda muda. Nggak rela gue" Raga ikut menimpali.

" gue mah enggak mau mati. Jadi kalian aja duluan, gue janji bawain bunga setiap setahun sekali. Itupun kalo gue lagi mood" kata Regan

"Sialan!!" Ucap mereka bersamaan.

"Kenapa?" Tanya Regan

"Mulut Lo perlu disekolahin"

"Ini lagi sekolah" balas Regan polos.

"Gan Lo jangan ngomong sama gue, bisa-bisa ginjal gue pindah tempat gara-gara Lo" ucap Raga mulai emosi dengan Regan yang gantengnya asdfghjkl dan kadar otaknya yang #($!_8$("(')!!*

"Ohh bagus-bagus, disuruh nyapu malah leha-leha" Bu Herlin tiba-tiba datang dengan wajah angkuh dan tatapan tajamnya.

"Kita emang bagus Bu, hehe." Ucap Raga malu-malu.

"Kita gak leha-leha Bu, kita cuman lagi santuy"lanjut Erik.

"Kalian ini bener-bener yaa!! Dikasih hati malah minta jantung" bentak Bu Herlin mengundang perhatian dari siswa siswi.

"Gak Bu!! Kita gak pernah minta hati, kita gak mau nyari masalah sama suami ibu" rahang Bu Herlin sepertinya menyentuh tanah sekarang, ia melotot tidak percaya mendengar penuturan Regan barusan. "Lagi pula tipe kita bukan cewek pas-pasan" lanjut Regan. Raga, Senio dan Erik menutup mulut Regan. 

"Lo jangan bilang apa-apa, soalnya mulut Lo itu jujur tapi menyakitkan, kita bisa kena gawat yang ke 104" bisik Raga kepada Regan yang tengah dibekap. Regan hanya mengangguk seperti anak kecil.

Bu Herlin melenggang pergi sambil mengelus perutnya yang buncit dan berdoa dalam hati agar diberi ketabahan dan meminta pada ilahi agar anaknya kelak tidak bersifat seperti anak-anak berandal seperti mereka.

Raga cs menghela nafas lega setelah kepergian Bu Herlin, dan disambut kecewa oleh siswa siswi karena tontonan sudah selesai. hampir saja mereka dapat masalah lagi, bukan karena takut dihukum, tapi mereka hanya tidak ingin hukuman ditambahkan dan berakhir mengenaskan, mereka kan anak baik-baik dan tidak sombong yang bertanggung jawab. Iyakan?

Trriingg trinngg sekarang waktunya istirahat trriingg

Bel sekolah pun berbunyi menandakan jam istirahat dimulai, mereka berempat melompat dan berlari ke kantin dengan semangat tidak sabar meneguk air dingin yang memanjakan tenggorokan.

RagaKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang