Part 21. IM lost

40 6 0
                                    

"Lo?"

"bisa gak sih kalian gak kekanakan, ini tuh sekolah bukan tk ngerti gak sih?" cerocos Kanaya, ya orang itu Kanaya sendiri yang hendak menuju kelasnya setelah membeli minuman dari kantin. Kanaya mendahului mereka dan melanjutkan langkahnya dengan santai.

"oh god, calon istri gue galak buanget" cerocos sambil menyusuk langkah kanaya.

*****
Pukul 14.25

Sore ini Lusy terlihat lesuh, ia baru saja mendapat undangan yang selalu mamanya berikan. Tapi sepertinya ini diluar batas, acaranya akan diadakan di singapura. Lusy mengambil ponselnya dan menghubungi mamanya.

"halo? Kenapa? Mama sibuk nih, kita ngomong pas mama dirumah aja, ntar malem mama pulang"

Lusy menghela nafas sedih, belum juga ia mengatakan kemauannya mamanya sudah menutup telpon. Ia merasa sangat sedih, semua kemewahan ini tidak berarti apa-apa baginya. Ia hanya membutuhkan kasih sayang yang utuh, tidak seperti ini.

Dirumah yang luas ini, dia sendirian kesepian, dingin dan menyedihkan. Sekali lagi ia menghela nafas, airmatanya menetes dan segera ia hapus dengan kasar. Lusy bukan gadis cengeng, ia bisa bertahan.

Ponselnya bergetar lagi, Raga.

"hai hun,  sore ini suasananya indah banget" Raga berujar dengan semangat diseberang sana, Lusy tersenyum hangat,  setidaknya ia masih memiliki Raga sebagai pegangannya untuk lebih kuat.

"tapi lebih indah kamu lah" lanjutnya lagi. Lusy terkekeh gemas.

"han hun han hun,  nama aku Lusy yah bukan hun hun" ucapku pura-pura kesal. Kudengar tawa Raga berkumandang.

"iss itukan panggilan kesayangan honey"

"jijik banget dengernya"

"udah yah ngomongnya, mendingan lo turun kebawah gih,  capek gue tuh berdiri didepan pintu"  Lusy membelalakkan mata kemudian segera berlari menuju pintu.

"hai,  wow cantik" ucap Raga setelah pintu berhasil dibuka. Lusy mempersilahkannya masuk,  Raga membawa banyak cemilan dikantung kresek yang ia pegang dan satu paper bag.

"ngapain lo kesini? " tanya Lusy heran.

"lah emang kenapa?  Ngapelin pacar sendiri juga, daripada gue ngapelin cewe lain hayo? " Lusy menyusul Raga yang duduk manis disofa.

"coba aja" balas Lusy dengan nada mengancam.

"gak deh,  udah ada yang punya"

"siapa yang punya? "

"kamu kan? "

Lusy berdecak sebal. "gimana sih ngomongnya? Tadi lo-gue terus aku-kamu.  Gak jelas deh"

Raga hanya cengengesan. Sambil membuka paper bag yang berisi sekotak kue bronis dengan aroma yang menggugah selera.

"waah brownies" ucap Lusy antusias.

"nih makan gih, calon mertua lo yang bikinin" gumam Raga sambil mengelus rambut Lusy.

"bentar yah aku ambil piring sama sendok" Lusy bergegas kearah dapur dan kembali dengan membawa dua gelas orange jus.

Lusy mulai melahap brownies nya dengan mata yang berbinar senang.

"enak? " tanya Raga. Lusy mengangguk mantap. "makannya pelan-pelan dong sayang" Lanjut Raga, berhasil membuat Lusy tersedak makanan. Raga segera menyodorkan minuman dengan telaten membantu Lusy minum. Kemudian meminumnya lagi.

RagaKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang