Part 16. marahan atau udahan?

46 7 0
                                    

Pagi yang sangat melelahkan, Lusy merasa letih, hari ini Helen tidak masuk karena izin acara keluarga dikampung halamannya. Ia malas untuk berpindah tempat menuju kantin mungkin ia akan berkeliling koridor untuk melihat-lihat.

Walaupun kelasnya masih ramai, teman-teman sekelasnya juga membawa bekal dan memilih makan dikelas daripada harus mengantri di kantin.

Lusy melangkahkan kakinya keluar kelas, menyusuri koridor dengan buku novelnya.

"Ekhm"

Lusy mendongak melihat seseorang yang menghadang jalannya.

"Lo gak kekantin?"

"Eh kak aziel, ngapain?" Seseorang itu tak lain ialah aziel. Cowok yang mengantarkannya kemarin.

"Lo yang ngapain? Jalan sendirian mending jalan berdua bareng gue"

Lusy terkekeh, bukannya baper ia hanya menganggap itu basa basi untuk menghiburnya.

"Gue lagi males banget dikelas jadi mau jalan-jalan aja"

"Gak kekantin?" Lusy menggeleng sebagai jawaban. "Kakak sendiri? Gak kekantin?"

"Males gue, mau jalan-jalan" seru aziel dengan senyum lebar.

"Yeh ikut-ikutan"

*****

Raga dan teman-temannya sedang konser ria dipojok kantin, mereka tertawa dan berceloteh seolah kantin adalah milik mereka.

"Gue kemaren kenalan sama cewek cantik guys" ucap Senio dengan antusias.

"Lo sama Dita aja deh, gak usah sok-sokan mau kenalan sama cewek" ejek Erik, Dita itu teman sekelas mereka yang cupu dan bergigi kelinci yang besar, rambut kepang dua dan kacamata mines. Tapi Dita ini sangat tergila-gila dengan Senio, sampai-sampai Senio ingin menitipkan Dita dikelas lain. Tidak luput anak itu menjadi bulan-bulanannya.

"Heh Lo aja Sono!!" Geram Senio, moodnya bisa hancur seketika jika mendengar nama nerd itu.

"Gaa?? Lo santai banget deh, Lo masih marahan sama Lusy?" Ucap Regan. Ia memperhatikan Raga yang lebih sering menghabiskan waktu dengan ponselnya yang berisi game favoritnya hingga lupa bertegur sapa dengan Lusy. Berkirim kabar saja sepertinya tidak pernah lagi.

"Gak lah gue biasa aja, gak harus 24 jam gue chatingan terus kan? Dan gak harus 47 jam juga gue barengan kan?" Jawab Raga santai sambil memakan kuaci dengan lahap.

"Oh iya, kemarin kan si Lusy diantar pulang sama anak kls XII. Gak tau gue namanya katanya sih anak futsal" sahut Erik.

Raga tersedak biji kuaci, dan langsung menyambar air mineral didekatnya.

"Kata siapa?" Tanya Raga dingin.

"Lah? Gue kira Lo tau, Lo kan udah kaya gak care sama Lusy"

Raga menggenggam botol mineral nya dengan kuat hingga botol itu menumpahkan setengah airnya.

"Itu kemaren si Bagas tetangga gue, dia tanyain Lo udahan blom sama Lusy, soalnya dia liat mereka barengan"

Raga menggertakkan giginya kuat hingga mengeluarkan suara gemelutuk.

"Gue duluan!" Pamit Raga sedikit berlari, ia baru menyadari bahwa akhir-akhir ini sangat jarang melihat keberadaan Lusy, kabar nya pun ia tak tahu.

Temannya menggelengkan kepala melihat kelakuan Raga yang membuat mereka pusing tujuh keliling.

Apa Lusy tidak kekantin? Lusy tidak makan siang?

Raga sampai dikelas Lusy, tapi tidak menemukan keberadaan Lusy. Hatinya tidak tenang, ada sedikit rasa tidak suka saat mendengar kabar Lusy bersama pria lain selain dirinya.

RagaKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang