Mamanya terus memeluk Jungkook karena beberapa menit lagi operasinya akan dimulai. Organ paru-paru untuk Jungkook sudah didapatkan, kondisi Jungkook yang beransur membaik, tidak ada alasan lagi untuk menundanya.
"Jungkook bisa, adek bisa kok, ya? Adek harus kuat.."
Mungkin terdengar egois tapi memang hanya kata-kata seperti itu yang bisa Papanya berikan. Sedangkan Mamanya sudah tidak bisa mengatakan apapun lagi. Wanita paruh baya yang masih cantik itu hanya bisa membelai dan juga mengusap wajah Jungkook beberapa kali.
Jungkook hanya bisa menikmati semua sentuhan dari kedua orang tuanya. Dia benar-benar merasa begitu nyaman saat ini.
Berbeda dengan Namjoon dan Yoongi yang tengah menatap mereka dengan tatapan sendu dan juga khawatir.
Setelah Mama dan Papanya, kini kedua kakak itu harus berjalan mendekat. Berada pada kedua sisi sang adik yang akan menjalani masa-masa sulit.
"Takut?" pertanyaan pertama keluar dari Namjoon.
Aku takut, Kak.
"Kali ini, Kak Namjoon tidak bisa bersamamu tapi Kak Namjoon tidak akan meninggalkanmu berjuang sendiri" sesungguhnya Namjoon kehilangan kalimatnya. Namjoon tidak yakin apa yang dia ucapkan cukup untuk menenangkan Jungkook.
"Jungkook pernah melakukan ini sebelumnya. Jungkook pernah sendiri berjuang dan sekarang tidak akan ada apa-apanya. Jungkook tidak akan merasakan apapun. Ketika nanti Jungkook membuka mata kembali, semuanya sudah selesai dan kami semua adalah yang akan kau lihat pertama kali" sambung Namjoon.
Tangan Namjoon yang awalnya mengenggam Jungkook kini dibalas oleh genggaman yang begitu lembut namun juga lemah dari Jungkook. Namjoon tau adiknya sedang mencoba meyakinkan kalau dia baik-baik saja.
Namjoon mencium punggung tangan itu. Dia ingin Jungkook benar-benar berjuang. Sekaligus sebagai tanda maaf karena Namjoon tidak bisa berbuat apa-apa.
Yoongi yang sedari tadi mengusap pelan kepala Jungkook hanya bisa tersenyum tipis. Kalau untuk kakaknya yang satu ini, Jungkook paham. Dia tidak akan bisa secerewet Namjoon.
Jungkook juga melakukan hal yang sama. Meski perlahan Jungkook menggerakan salah satu tangannya untuk meraih jemari Yoongi yang sedang mengusap pipinya.
Mereka saling tersenyum dan melemparkan pandangan sejenak. Kemudian Yoongi berucap, "semuanya baik-baik saja?" tanyanya.
Jungkook mengangguk sambil memejamkan kelopak matanya lemah.
"Jungkook percaya bahwa Jungkook itu jagoan, Jungkook bisa melewati semua ini. Jungkook akan sembuh dan membuka mata kembali?"
Jungkook tersenyum makin lebar lalu mengangguk lagi untuk kedua kalinya.
"Baik. Kakak menunggumu. Kakak ingin memelukmu. Jadi, Jungkook harus berjanji"
Yoongi mencium kening yang terdapat perban itu dengan dalam dan dengan waktu yang cukup lama.
Yeji membuka pintu perlahan dan memberikan isyarat pada Namjoon bahwa pembedahan akan segera dimulai dan Jungkook harus segera masuk ruang operasi.
Waktu itu mutlak.
Sepanjang koridor menuju ruang operasi Yoongi tidak pernah melepaskan genggamannya pada Jungkook, Namjoon berjalan di belakangnya sementara kedua oramg tua mereka masih fokus berdoa dan saling menguatkan satu sama lain.
Pintu itu memutus genggaman Yoongi dan Jungkook. Adiknya sudah masuk dalam ruangan.
Yoongi mematung. Namjoon mengangguk pada Yeji sebelum dokter cantik itu menutup pintu dan membiarkan mereka dalam perasaan cemas dan khawatir yang mengaduk ulu hati.
***
Sejujurnya aku takut.
Melihat lampu yang begitu terang mengarah padaku.
Melihat berbagai alat mengerikan di sekelilingku.
"Jungkook. Ini Kak Yeji. Kami semua akan berusaha yang terbaik untukmu. Kau juga harus berjuang agar bisa memeluk keluargamu lagi"
Melihat orang-orang dengan pakaian hijau mengelilingiku.
Aku takut.
Mendengar suara dari monitor tubuhku sendiri.
"Jungkook, kau mendengar Kak Yeji?"
Aku ingat, aku hanya mengangguk saja dengan tetap menatap lampu yang begitu terang didepanku.
"Sini, lihat Kak Yeji dulu"
Aku hanya melirikan bola mataku dan tidak aku sangka, Kak Yeji terlihat hebat dengan pakaian seperti itu.
"Tetap kuat dan jangan buat pernikahan Kak Yeji dan Kak Namjoon harus dirundung kesedihan, hm?"
Aku juga ingat kalau aku refleks tersenyum tipis saat mendengar kabar gembira itu.
"Jungkook, tarik nafasmu sedalam mungkin. Hanya ingat bahwa kau akan bangun lagi dan baik-baik saja"
Perlahan, aku mengikuti perintah Kak Yeji yang terus dia ulang untuk beberapa saat.
Aku masih bisa mendengar suaranya...
Aku masih bisa melihat lampu terang yang ada didepanku..
Aku masih ingat wajah kedua orang tuaku..
Rengkuhan mereka..
Kak Yoongi..
Kak Namjoon..
Aku masih merasakannya..
Bentuk kasih sayang mereka..
Aku..tidak! Aku mulai mengantuk.
Aku...
"Tanda-tanda vital bagus, Dokter"
"Operasi dimulai" []
KAMU SEDANG MEMBACA
SIBLINGS II (Complete)
FanfictionVersi pertama sebelum Moonchild, yang dulu pernah terpublish lalu harus dihapus karena satu dua hal. lalu sekarang kembali lagi ditengah kelabilan sang author. maaf~🌻❤ ------- Bagian dari kehidupan Yoongi, Namjoon, dan Jungkook sebagai saudara den...