Taehyung masih menangis dalam diam. Dia tidak pernah membayangkan jika esok hari dia akan sendiri dalam acara wisuda yang juga menjadi impiannya. Padahal Jungkook sudah berusaha keras untuk menyusulnya. Taehyung juga sudah membayangkan betapa membahagiakannya jika dia dan Jungkook wisuda bersama.
Mereka berdua sama-sama mahasiswa dengan keringanan biaya karena prestasi. Mereka berdua datang dari Korea dan bersaing dengan mahasiswa asing demi gelar yang akan mereka raih nantinya. Kerja keras dan usaha mereka begitu sulit untuk dirangkai melalui kata-kata.
Dengan kondisi Jungkook yang seperti ini, Taehyung pastikan bahwa Jungkook tidak akan pernah menghadiri acara wisuda mereka. Taehyung juga sudah bisa memastikan, setelah ini Jungkook akan membencinya. Seandainya Taehyung menunggu Jungkook saat menyebrang dulu maka dia pasti selamat dari si pengendara gila yang mabuk itu.
Taehyung dan Hopie sudah mendapatkan kabar Jungkook mengamuk dari Seokjin dan Jimin. Sampai pada hari keenam setelah dia mengamuk, Jungkook masih belum ingin ditemani oleh siapapun. Dia menolak keberadaan semua orang. Jungkook hanya diam dan tidak mau membuka suara satu huruf pun.
Besok, hanya tinggal besok. Taehyung rasanya tidak sanggup untuk hadir disana. Sahabat karipnya sedang dirundung duka teramat dalam. Tidak akan mungkin Taehyung akan merasa bahagia saat membayangkan Jungkook kini ada dimasa yang sulit.
Maka dengan membawa serta perasaan sakit itu, Taehyung memutuskan untuk meraih jaketnya dan meraih kunci mobil untuk menuju rumah sakit. Selarut apapun malam ini, Taehyung tidak peduli.
"Jangan membenciku, Kook. Aku mohon"
***
Jungkook memunggungi mamanya yang sedang duduk menemani dirinya. Setiap hari yang Jungkook lakukan hanya diam, lalu menangis, lalu diam lagi, terakhir dia akan mengusir siapapun yang menemaninya.
Tapi Jungkook tetaplah Jungkook yang terlalu menyayangi keluarganya. Dia tidak bisa mengusir mamanya dengan kejam sehingga dia lebih memilih untuk tidak melihat wajah dari wanita yang sudah melahirkannya itu.
"Jungkook.."
Yang dipanggil kini tengah meremat bantalnya dan berusaha menyembunyikan wajah sembab karena menangis.
"Mama dan Papa tidak akan berubah. Kakak dan semua yang menyayangi Jungkook juga tidak akan berubah-"
"Aku yang berubah, Ma!" jawabnya ketus sambil berusaha menahan isakan. "Mungkin, bagi Mama atau Papa bahkan semuanya. Kalian sangat mudah mengatakan semuanya baik-baik saja, kami tetap menyayangimu! Tapi kenyataannya aku akan menyusahkan kalian! Aku cacat!!"
"Jungkook-"
Kini, Jungkook memutuskan untuk menyibak selimut dan menolehkan kepalanya pada mamanya.
"Apa yang Mama dan Papa harapkan dari anak cacat sepertiku nantinya? Apa Mama dan Papa tidak akan kerepotan mengurusku? Kak Yoongi dan Kak Namjoon sudah punya kehidupan sendiri dan selamanya aku akan mentusahkan kalian. Aku akan menjadi anak tidak berguna, Ma!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SIBLINGS II (Complete)
FanfictionVersi pertama sebelum Moonchild, yang dulu pernah terpublish lalu harus dihapus karena satu dua hal. lalu sekarang kembali lagi ditengah kelabilan sang author. maaf~🌻❤ ------- Bagian dari kehidupan Yoongi, Namjoon, dan Jungkook sebagai saudara den...