four: the number you're calling is not reachable

6.3K 1.5K 544
                                    

𝙏𝙃𝙀 𝙉𝙐𝙈𝘽𝙀𝙍 𝙔𝙊𝙐'𝙍𝙀 𝘾𝘼𝙇𝙇𝙄𝙉𝙂 𝙄𝙎 𝙉𝙊𝙏 𝙍𝙀𝘼𝘾𝙃𝘼𝘽𝙇𝙀

𝙏𝙃𝙀 𝙉𝙐𝙈𝘽𝙀𝙍 𝙔𝙊𝙐'𝙍𝙀 𝘾𝘼𝙇𝙇𝙄𝙉𝙂 𝙄𝙎 𝙉𝙊𝙏 𝙍𝙀𝘼𝘾𝙃𝘼𝘽𝙇𝙀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


















jihoon menatap signal bar pada layar ponselnya. kosong. tidak ada sinyal.

disaat junkyu dan seoyeon sibuk memandang ke arah depan, membaca keadaan, jihoon malah bertanya-tanya mengapa sinyal ponselnya hilang saat melewati lorong pipa tersebut.

there's something wrong, batinnya.

ia mengguncang-guncangkan ponselnya beberapa kali, terlihat sangat tidak peduli dengan situasi sekitar. sedangkan di waktu yang sama, junkyu dan seoyeon saling tatap dengan pandangan heran.

"kita... nggak ngelewatin lorong itu." ujar seoyeon.

junkyu mengangguk, matanya berkedip beberapa kali, masih mencerna apa yang baru saja terjadi.

"hah?!" tanya jihoon, netra cokelat gelap itu memandang seoyeon dan junkyu bergantian.

"kita balik lagi ke tempat semula, kita cuma balik arah." seoyeon menjelaskan.

"maksudnya?" jihoon bertanya lagi. "ck, ini lagi sinyal gue ilang." protesnya.

seoyeon membalikkan badan, mendapati lorong pipa itu berada di depannya. ia melangkah maju, diikuti oleh junkyu dan jihoon.

sebuah tembok.

hanya ada sebuah tembok di dalam lorong pipa itu. yang berarti apa yang mereka cari adalah jalan buntu.

"ya elah, kagak ada apa-apa." sesal jihoon. "udah yuk ah balik, nggak ada sinyal nih."

"aneh." ujar seoyeon seraya menyipitkan matanya ke arah tembok besar tersebut sebelum ia ditarik pergi oleh jihoon.

mereka memutuskan untuk kembali, junkyu memimpin jalan di depan, memberi penerangan dengan senter ponselnya. jihoon masih pusing memikirkan sinyal, sementara seoyeon merasa ada yang janggal dengan kejadian ini.

junkyu membuka pintu tempat mereka masuk tadi, kemudian menutupnya setelah kedua temannya keluar.

namun, ketika pandangannya menuju ke arah depan—tepat dimana ia memarkirkan mobilnya beberapa saat yang lalu—bola matanya membesar karena panik.

"WOI, MOBIL GUE MANA?!"






































"udah setengah jam semenjak live-nya mati, kok mereka belum balik, ya?" wang yiren membuka suara diantara keheningan yang menyelimuti taman belakang rumahnya.

36 pasang mata melirik gadis itu, mengangkat bahu.

jujur saja, yiren agak panik. sebagai tuan rumah, ia pasti harus bertanggung jawab pada apapun yang terjadi terhadap ketiga temannya.

the upside down | 00 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang