PART 15.

86 2 3
                                    

Berbeda dengan Ara Umar yang lagi aneh anehnya. Pasangan yang ini kayaknya emang aneh deh. Dari awal mereka ngobrol di pintu, mereka berantem karna Anggi ga suka sahabatnya di boongin, tapi setelah Gerald ngasi tau khasiatnya ia senang juga.

Sekarang tercium wangi enak dari ruang makan mereka berdua berjalan bersama menuju ruang makan.

"Aduh masak aja udah berdua duaan, moga cepet cepet dah yaa" ucap Gerald

"Aaamiinn boss, ternyata ke usilan lo bisa buat gue seneng juga" jawab Umar yang lagi bantu Ara ngelap piring.

"Cepet apanya Rald?" Tanya Anggi polos.

"Kita cepet jadian Gi" jawab Gerald enteng.

"Emang gue mau sama lo?" Jawaban polos Anggi yang kali ini memecahkan gelak tawa Ara dan Umar.

"Nanti akan ada saat nya lo mau" jawab Gerald penuh semangat.

"Ra lo belajar masuak mmndimana si (ra lo belajar masak dimana si)" tanya Anggi sambil mengunyah.

"Kunyah dulu boss" suruh Umar.

"UHUKK" yap. Anggi keselek.

Umar yang fokus makan sambil menatap Ara tak menghiraukannya. Beda lagi dengan Gerald ia secara gercep langsung mengambilkan Anggi minum. Bahkan Anggi minum dengan gelas yang masi dipegangi oleh Gerald.

Namun batuk batuk Anggi tak kunjung reda. Gerald pun menepuk nepuk pelan punggung Anggi hingga batuknya sudah tak terdengar.

"Udah enakan?" Tanya Gerald.
"Makasih"

Dalam makananya Anggi menaruh cukup banyak saos sambal. Iya mengambil gelasnya. Yang ia tak duga. Gelasnya masih penuh. Ia melirik gelas Gerald yang sudah tinggal seperempatnya.

"Ini kan milkshake ke sukaan dia, ko dia mau ngasi gue si? Apa tadi dia salah ngambil gelas? Ga mungkin. Ya Allah ni orang baik banget sih. Eh eh Anggi! Inget!
Lo harus jual mahal!" Ucap Anggi dalam hati.

Yaa itulah faktanya. Mereka saling suka. Bahkan sejak baru masuk SMA. Tapi Anggi tetap bersikeras untuk jual mahal hingga sekarang. Dulu pernah ia ingin jujur, tapi sayang, Gerald pernah curhat hanya ingin pacaran di semester depan. Jadi Anggi sudah memutuskan buat berkata jujur dan menerima Gerald tepat di semester depan.

Kuliah semenyenangkan itu.

"Alhamdulillah kenyang banget gue
" ucap Anggi.

"Alhamdulillahilladzi at'amana watsaqona wajaalna minal muslimin (doa setelah makan umat muslim)" ucap Umar dan Ara serempak sambil melihat Anggi.

"Gue dah baca dalem hati ko"

"Gi" panggil Gerald yang sedang ada di ruang santai sambil menonton netflix.

"Lo mau ngajak nonton gendre apa?" Tanya Anggi.

"Horror"

---------

Posisi Anggi dan Gerald awalnya rada jauh. Hingga beberapa scene horror yang membuat Anggi takut. Anggi mendekat ke Gerald. Gerald dengan senang hati manyambut. Tangannya terulur di sofa belakang Anggi. Terlihat seperti merangkul Anggi.

Mungkin suatu saat nanti.

"Lo takut?" Bisik Gerald.
"Pake nanya lagi lo"

"Gi tenang dong"
"Mana bisa gue tenang si rald."

"Ada gue disini gi" ucap Gerald dalem hati.

"Siapa juga ga ga tenang, orang gue lebih merhatiin cowo di samping gue daripada filmnya hehehe" ucap Anggi dalam hati.

----

HALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang