PART 20.

66 1 3
                                    

Bali.
Jalanan padat.
orang orang berlalu lalang.
Ara menyadari dirinya patut bersyukur berjalan di belakang sosok tinggi bernama Umar.
Ya karna terik sistur. ehhehe. g.

"Mar ini jalanan kenapa rame banget pengunjung ya?" tanya Ara.
"Iya, di jalanan sekitaran pantai gini biasanya banyak toko toko baju murah berkualitas atau sekedar tempat nongkrong kaya restoran tadi" jawabnya santai dan tetap fokus pada jalanan.

"AWH!" teriak Ara saat kakinya tak sengaja tersandung batu yang cukup keras dan besar.
Ara jatuh bukan hanya karna tak sengaja tersandung melainkan juga tak sengaja terdorong saat ada anak anak kecil yang berlarian.
Hingga akhirnya ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh dengan kencang.

"Eh! Ara! lo kenapa bisaa jatoh kaya gini? coba gerakin kakinya, gmana? apa yang kerasa?pusing ga?" Umar panik dibuatnya.
"Aw aw aw" rintih Ara saat mencoba menggerakan kaki dan memegang kepalanya.
"Sakit.." ucap Ara dengan lemas dan menahan sakit karna kakinya yang keseleo dan sangat sakit jika di gerakan serta nyeri di kepalanya akibat terjatuh.

Tanpa basa basi Umar mengambil tanga Ara dan melingkarinya di lehernya.

Tak sampai beberapa menit.

Ara sudah tepat berada di gendongan punggung Umar.

dengan kondisi Ara yang sudah sangat pusing, Umar berjalan dengan cepat tapi hati hati ke arah mobil dan meminta supirnya untuk mengantar mereka ke penginapan terlebih dahulu.

"Eh eh eh ladala.. mba Ara kenapa to mas?" tanya supirnya dengan kemedokannya.

"Nanti saya jelasin pak sekarang anter ke penginapan dulu ya pak, rada ngebut juga gaapa" ucap Umar.

Di kamar Ara.
Setelah mengabari teman temannya bahwa mereka pulang duluan walaupun tidak jujur dengan alasannya. Umar takut teman temannya jadi khawatir.

Umar memandangi wajah Ara yang matanya nasih terpejam.
Ia sudah mengompres kepala Ara yang sedikit berdarah karna jatuh kerasnya.
Ia juga tak lupa meluruskan kaki Ara.

"Ya ampun ra, lo ada ada aja sih. waktu itu kecebur di kolam renang, sekarang gue madep belakang lo udah kesakitan. untung lo ra, kalau kaga mana mau gue gendong.

nah karna gendongan gue mahal harganya. lo bisa dapet gratis kalau lo bangun.

cepet bangun ya cantik"

ucap Umar dengan suara pelan seraya mengusap lembut kepala Ara.

HALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang