PART 23.

62 1 2
                                    

"OGAH!"

saat itu Anggi langsung melarikan diri meninggalkan semua yang ingin ia masak. Akhirnya diselesaikan Gerald.

----------- --------

di ruangan lain. alias kamar Anggi dan Ara. Umar tengah sibuk menemani Ara. padahal cuma diem doang si.

"Lo ga bosen apa nemenin gue disini? gabut banget gitu kesannya"

"Ga bosen ko ra, lo juga pernah jagain gue waktu gue sakit, mulai sekarang gantian, gue yang harus bisa jaga dan rawat lo"

"Tapi gue ga suka berdua duaan sama cowo mau apapun kondisinyaa.. Anggi lo kenapa?!" tanya Ara yang melihat Anggi dengan muka merah seperti kepiting rebus.

yang di tanya menghamburkan diri dan memeluk Ara dengan isak tangis.

Ara menenangkan Anggi dan meminta Umar keluar.

 
                                 *****

Author pov.

Jakarta.

Hari ini mereka sudah kembali ke rumahnya masing masing dengan perasaan yang berbeda beda. Anggi yang masih menahan kesal. Umar dan Gerald yang menyembunyikan perasaannya. jangan di lupakan dua pasangan yang masih kasmaran itu.

Rumah Ara.

Hari ini Anggi menginap di rumah Ara setelah beberapa hari pulang dari Bali yang menyisakan rasa nyeri di hatinya.

"Ra gue nginep ya hari ini gue dah izin nyokap lo ko tenang aja" ucap Anggi memasuki kamar Ara.

"Mata lo kenapa gi? masih sembab gitu. lo masi mikirin Gerald? katanya ga suka. ko di tangisin? lo nyesel ga nerima dia?"

"Gue ga mikirin dia ko. gue juga ga suka sama dia. gue ga nangis. gue baik baik aja" ucap Anggi dengan berat hati.

"Dipikir kita anak kemaren sore apa. gue kenal sama lo udah dari ingusan. udah buruan kasih tau lo kenapa"

"Araa:(" ucap Anggi dengan nada sedih.

yang di panggil hanya menjawab "hm?"

" gue tuh suka sama dia cuma kan gengsi dong kalau nerima dia abis di tolak gitu. mending bilang gue ga suka kan. tapi.. ya gitu deh gue ga ngerti lagi sebenernya gue kenapa"

"jangan gedein gengsi, keburu telat baru tau rasa lo" jawab Ara di lanjutkan suara dering hp nya.

di layar hp Ara tertulis.

"Rey"

Ara segera menjawabnya.

"Wa'alaikumsalam, kenapa?"

"...."
"iya, kenapa?"
"...."
"okee"
"...."
"yauda hati hati yaa"
"...."
"yok. wa'alaikumsalam"

"siapa ra?" tanya Anggi.
"ada aja"
"Btw kaki lo gimana? udah enakan?"
"Udah ni gi udah bisa lari lari" jawab Ara.

"Gue cuma mau ngingetin lo jangan pernah nangisin cowo, lo kan tau jodoh dah ada yang ngatur, kaya ga percaya tuhan aja lo, taubat mending nanti pasti dateng yang lebih baik dari Gerald lagipula ni ya kan lo ud.." lanjut Ara panjang lebar menceramahi Anggi yang terpotong karna ada yang mengucap salam di pintu rumahnya.

"Assalamu'alaikum" kata seseorang yang baru memasuki rumah Ara.

"Wa'alaikumsalam BANG REEYY!!" ucap Ara menghambur ke pelukan abangnya itu.

Anggi terpaku di tempat.

"Eh kenalin gi ini abang gue, Rey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Eh kenalin gi ini abang gue, Rey. bang ini sahabat Ara, Anggi." ucap Ara memperkenal kan.

sementara Anggi hanya diam membisu karna ketampanan abang Ara itu.

"Gi?"
"Anggi! woi!"

"Eh Eh gue baru tau ra lo punya abang, ko lo ga pernah cerita?"

"Lo nya aja yang ga nyadar di setiap foto masa kecil gue ada abang ko, dan lo ga pernah nanya lebih lanjut, dia juga kuliah di Luar negeri jadi jarang pulang"

"Oh gitu.. ha..haii bang a..aku Anggi"
kata Anggi seraya mengulurkan tangan.

"Sorry nih gi, tapi gue ga bersentuhan sama yang bukan mahram" ucap Rey tanpa mengurangi rasa hormat.

"MasyaAllah lo bener ra" kata Anggi dengan mata berbinar.

"Apaan?"
"Suatu saat akan datang yang lebih baik.. bahkan baikkk banget ini ma"







HALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang