Kado yang Hilang

2.3K 112 4
                                    


Luar biasa, Arza terkejut mendapati suatu hal didepannya.

Belasan mainan, tumpukan kado yang diberi notes secara tertata, permen permen dan foto foto masa kecil juga ada disana.

Foto foto masa kecilnya juga ternyata masih ada. Melihat foto foto itu membuatnya bernostalgia lagi, tersenyum senyum sendiri.

Mainannya kebanyakan action figur, khas sekali mainan anak laki laki pada umumnya.

Entah kenapa dia jadi teringat 'Batman', sekarang.

Menelisik bungkusan kado yang ada, Arza tertarik. Tentu saja bukan pada isinya,tapi pada coretan tangan dikertas kertas sobekan atau memang kertas notes,entahlah. Isi tulisan disana lebih menarik.

Tulisannya jelek sekali, mirip seperti tulisan murid laki laki kelas dua SD-an .

Notes pertama yang dia buka berisi :

Superman, selamat ulang tahun ya!!

Jelek, jelek sekali tulisan 'Batman' ini. Seulas senyum kembali lagi hadir dibibir Arza, meski dadanya juga merasakan sesak. Ini malah membuatnya tergores luka lagi. Tapi ini saatnya menghadapi, kata pepatah 'Berakit rakit kehulu, berenang renang ketepian'.

Membuka lagi notes dikado sebelahnya,

Ini aku bawakan permen agar orang cengeng sepertimu tidak banyak menangis. Kau sudah 9 tahun sekarang, berhentilah cengeng

" Kau yang dulu sangat nakal, kenapa jadi aku yang dibilang cengeng,hah?".

Arza tertawa sambil berusaha membendung rasa yang entah lebih patut disebut apa. Terharu? marah? senang? atau hasil dari rindu yang ditabung sekian lama tertumpah kan.

Sumpah, kalau jika bukan karena rasa penasaran yang harus ditemukan jawabannya. Arza juga tak mau membaca hal hal yang membuat ini terkesan menyedihkan. Karena jujur, Arza sudah tidak mau menangis nangis lagi. Ini membawanya kepada jerembab kenangan lawasnya. Mengingatnya saja melelahkan,tapi melupakan cuma cuma juga tak bisa.

Ia menolak untuk melanjutkan membaca pesan selanjutnya tapi tangannya seolah ada kekuatan diluar tubuh yang mengendalikan.

Baiklah baca lagi.

Selamat ulang tahun, Superman!! Kado kali ini adalah buku gambar. Ibu membelikanku buku gambar saat kenaikan kelas kemarin. Saat ditoko, aku memaksa ibu agar membeli dua buku gambar supaya kau juga bisa menggambar. Aku pikir anak kelas 4 SD akan sering menggambar. Lagi pula gambar mu pasti akan tambah sangat bagus nanti nya.

" Bagaimana kau bisa memberikan buku gambar tapi tidak dengan alat gambarnya?", kini dia tidak bisa lagi menggunakan mulutnya. Batinnya diharap cukup bisa berkomunikasi dengan penulis pesan itu. Sekarang bibirnya terlipat kedalam mulut, menahan erangan tangis sekuat mungkin.

Kuat Arza.

Kuat.

'Jangan menangis', egonya memang sering menekannya seperti itu.

Mari, lanjutkan notes berikutnya.

Superman, cepat datang!! Kali ini aku memberimu permen satu bungkus dan itu aku beli dengan hasil mengumpulkan uang saku ku sendiri selama seminggu

Argh,payah!! Tangisnya malah menjadi jadi. Makin membuncah.

Anak kecil mana yang sudah berpikiran mengumpulkan uang untuk memberi hadiah paling istimewa seperti ini? Usaha mana yang tak terlihat?

ARZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang