Napak Tilas

2.1K 111 6
                                    

" Robert? ",

Ya, Robert ternyata.

Zava melongo.

" Udah siap? Yuk,berangkat ",

Zava masih mematung ditempat dan Robert sudah berdiri dari sofa dan berjalan kearah pintu.

" Zav? ", pria ini jadi ikut berhenti dan memutar lehernya menghadap Zava.

" Eh iya, ayo",

Sembari jalan menuju motor yang terparkir didepan gerbang rumah, Zava menanyakan sesuatu yang memang ingin ia tanyakan.

" Robert, tau darimana gue tinggal disini?", sumpah Zava masih gugup dipertemuan keduanya.

" Lo lupa?bukannya lo sendiri yang bilang tinggal diperumahan ini?",

" Oh yang pas itu lo nganter gue sampe jalan depan sekolah gara gara ada tawuran bukan? ",

" Yaiyalah, kita baru ketemu dua kali ini. Yang jelas pertemuan pertama ya cuma kejadian itu kan Zav ", Robert sedikit tertawa disana.

" Yuk naik,nih helmnya ", tambahnya.

" Makasih ",

Robert melajukan motornya. Bertanya banyak hal tentang gadis dibelakangnya ini. Ternyata gadis ini murah tawa juga. Dan bagi Zava, ternyata Robert mudah mencairkan suasana canggung mengingat mereka adalah orang baru dalam kehidupan satu sama lain. Terbukti dengan perbincangan hangat mereka sepanjang perjalanan.

" Eh, gue baru sadar yah. Gue nggak inget ngomong nomor rumah ya ke lo, atau jangan jangan lo buntutin gue ya?hayooo ngaku nggak lo ", dibarengi tawa kecil keduanya.

" Lo emang nggak kasih tau, cuman pas lo bilang tinggal diperumahan Griya Satria gue keinget ada temen disitu ya sekalian gue tanya. Siapa tau dia kenal kan? Eh ternyata malah tetangga sebelah rumah lo", tawa mereka makin membuncah.

" Segampang itu ya kita ketemu lagi ",

" Ini emang udah dibuat skenario, ada tujuan tersembunyi dibalik ini semua ", tawa Zava terhenti dan meninggalkan seulas senyum. Robert hampir saja memperlihatkan senyum smirknya,tapi lantas dia langsung menutupnya dengan senyum simpul.

" Maksudnya?",

" Ya maksudnya ini bagian rencana Tuhan,biar kita makin deket ",

" Jadi, kenapa sengaja jemput gue tadi?".

Seakan tak mendengar, Robert membalas pertanyaan gadis itu, " Eh iya,kita dah nyampe nih. Maaf nggak bisa ngaterin sampe kedalem ".

" Gue yang malah harusnya makasih banget ke lo, pertama karena udah nolongin gue buat ngejauh dari massa tawuran saat itu. Dan yang kedua, karena lo dah nganterin gue kesekolah jadi gue bisa ngirit uang jajan. Makasih ya ", kata Zava sambil melepas kaitan helm dan turun dari motor.

" Oiya, gue mau nitip ini ke lo. Maaf ya ngerepotin lagi ", Zava membuka tas dan mengeluarkan sebuah jaket.

" Lo temennya Arza juga kan? Gue males balikin langsung kedia, nggak tau juga hari ini dia masuk apa nggak. Makanya gue kasih ke lo, siapa tau pas nongkrong bareng kalian ketemu ",

Dengan senang hati Robert menerima uluran jaket itu dan memasukan ketas sekolahnya juga.

" Nggak papa kok, Zav. Tenang aja,lo bisa andelin gue ",

Zava tersenyum ramah.

" Dan lo, bisa gue andelin ", tambah Robert.

Tentu saja mengandalkan atau mengontrol Zava jadi langkah awalnya sekarang.

ARZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang