"Kembalikan ponselku!"
Yerim menarik ponselnya dari genggaman seorang lelaki yang kini tengah berbaring di tempat tidurnya dengan keadaan telanjang dada.
"Hey, siapa Jungkook?"
Gadis bermarga Kim itu menatap tajam lelaki tersebut sambil menyuruhnya diam, ia kemudian menempelkan ponsel itu ke telinganya.
"Hai sayang, maaf tadi itu sepupuku hehe, dia sedang bermain game di ponselku dan iseng dia menjawab telponmu." Bohong yerim.
"Sepupu? Siapa? Apa itu Zay hyeong?"
Yerim berkeringat dingin. "Eeh, i-iya itu Zay oppa." Bohongnya lagi.
"Ooh, aku pikir kau bermain dengan laki-laki lain seperti dulu Yer. Mingyu dan Tzuyu selalu bilang kalau kau masih seperti dulu, itu tidak benarkan?"
"T-tentu saja tidak, mana mungkin aku begitu hehe." ucap Yerim berbohong untuk yang ketiga kalinya.
"Aku percaya. Oya boleh aku bicara dengan Zay hyeong? Aku sudah lama tidak berbicara dengannya."
Yerim melototkan matanya. Apa yang harus ia lakukan sekarang ?
"Halo? Jung? Suaramu putus-putus, akh sepertinya sinyal disini jelek. Aku matikan, dadah!"
"Sayang tun-"
Yerim mematikan telpon Jungkook sambil mengeluarkan smriknya. "Dasar bodoh!" Umpatnya.
[ Bagian ini telah di hapus, dikarenakan adegan tidak pantas ]
-
"Kenapa aku tidak begitu yakin kalau lelaki di telpon itu Zay hyeong?" gumam Jungkook.
"Ada apa Jung?" Eunbi menghampiri Jungkook sambil memegang sebelah bahu Jungkook.
Ia terkejut lalu membalikkan badannya menatap gadis tidak jelas alas usulnya itu. "A-aniya. Bukan apa-apa." ucap Jungkook lalu menatap layar ponselnya.
"Hm, Jungkook ini jam berapa?"
"Setengah tujuh. Ada apa memangnya?"
Eunbi melototkan matanya. "Kau serius?"
"Iya? Ada apa Eunbi--" ucapan Jungkook terpotong saat gadis itu menariknya pergi.
Sambil tersenyum senang Eunbi membawa Jungkook lari, sampai mereka tiba di sebuah pantai dekat kampus Jungkook.
"Tadaa!"
Jungkook menganga melihat pemandangan indah di pantai tersebut. Ombak yang begitu indah ditambah angin sepoi-sepoi menambah kesan menabjukkan disana.
"Woah, ini. Indah sekali." Seru Jungkook sambil beralih menatap Eunbi.
"Memang."
Eunbi mengerjapkan matanya berkali-kali, lalu duduk di pasir pantai sambil memeluk lututnya ia tersenyum seadanya menatap air laut.
Sama sepertinya, Jungkook pun ikut duduk di pasir tepat di sebelah Eunbi.
Namun kini raut wajahnya berubah saat melihat senyum Eunbi yang terlihat seperti memudar.
"Apa kau ingin berbagi cerita?" Tanya Jungkook.
"Sebelum jadi seseorang yang terlihat seperti cupid, dulunya aku manusia. Aku gadis paling bahagia di Seoul, rasanya semua kebahagiaan ada apa diriku. Aku punya keluarga yang menyayangiku, punya teman dekat yang baik, dan kekasihku.."
Eunbi tersenyum mengingat kenangannya semasa hidup dulu.
"..waktu itu aku sering kesini bersama kekasihku. Dia suka mengajakku ke tempat seperti ini, dia suka pantai. Dan, dia berkata jika dia seperti sunset. Apa bila aku rindu aku tinggal melihat sunset saja.."
Ia menutup matanya sekilas, dan setelah membuka matanya air matanya mengalir di kedua pipinya.
"..tahun 20XX aku meninggal akibat kebakaran yang terjadi dirumahku. Teman appaku benci karna kekayaan dan jabatan appa, karna kebenciannya ia membakar rumah kami. Dan saat itu aku ada di dalam rumah, aku sendirian, tidak ada yang menolongku.."
Eunbi menutup wajahnya, menangis sambil terisak itulah yang ia lakukan.
Lalu kembali menatap matahari. "..setelah kejadian itu aku meninggal dan entah kenapa aku di beri kesempatan untuk menjalani kehidupanku dengan syarat harus membahagia tiga orang manusia dalam masalah percintaannya. Dan apa kau tau?.."
Kini ia beralih menatap Jungkook.
"Apa?" tanya Jungkook penasaran.
Eunbi menampakkan deretan giginya sekilas kemudian kembali menatap matahari dan kini air matanya mengalir lagi.
"..orang kedua yang aku bantu dalam masalah percintaannya adalah kekasihku sendiri Jung."
Hati lelaki Jeon itu tersentuh saat mendengar cerita sedih Eunbi. Ternyata si gadis cupid ini mempunyai cerita pahit dalam kehidupannya.
"Apa kau tidak berniat untuk melupakannya ?" Tanyanya lembut kepada Eunbi.
"Aku sangat mencintainya Jung, dan.. aku menerima persyaratan ini agar aku bisa hidup kembali dan bisa bersamanya lagi."
Jungkook menarik Eunbi dalam pelukannya.
Tetapi, orang-orang yang berlalu lalang di pantai menatap Jungkook heran.
Mereka berpikir bahwa Jungkook gila karna memeluk angin saja padahal mereka tak tau ada Eunbi di pelukannya.
Itu karna mereka tidak bisa melihat keberadaan Eunbi.
Namun Jungkook tetap memilih memeluk Eunbi sampai gadis itu tenang saja. Masa bodoh dengan orang-orang.
"Sudahlah jangan menangis lagi. Bukannya ada aku disini?" gumam Jungkook.
"Kau milik orang Jung, kau bukan untukku."
Jungkook memegang kedua bahu Eunbi dan membuat jarak diantara mereka. Matanya menatap Eunbi dalam.
Perlahan ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Eunbi, pelan-pelan hidungnya mulai menyentuh hidung Eunbi.
Mata Eunbi seketika terajak untuk tertutup.
Menit berikutnya bibir Jungkook kini menempel sempurna di bibir Eunbi, sambil kedua tangannya menghapus air mata yang ada di pipi Eunbi.
Ia melumat pelan bibir cherry milik gadis langit itu, lalu berkata. "..aku tidak mengerti Eunbi, tapi aku menyayangimu." ucapnya di sela-sela ciuman mereka.
to be continued..

KAMU SEDANG MEMBACA
Sunrise
Short Storystart: december 2019 finish: mey 2020 Seperti Matahari, dia datang menjelang pagi dan akan menghilang ketika malam tiba. Best Rank; #1 - sinbgfriend [21/01/20] #42 - jungkookbts [08/02/20] #1 - hwangeunbi [20/02/20] #397 - shortstory [07/01/23] #2...