Khafi Putra Kylie, bangun pagi seperti biasanya, pukul 5 dini hari. Khafi bangun, menegakan tubuhnya. tangannya terulur menuju meja nakas, menjangkau lampu tidurnya dan kemudian menghidupkannya. Ruang kamarnya yang tadi temaram, kini tampak lebih tereng.
Khafi mulai beranjak dari atas ranjangnya, dan segera bergegas untuk mencuci muka.
Khafi hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk menyelesaikan aktifitas paginya. Setelah mengganti baju rumahannya dengan baju olahraga, Khafi pergi keluar dari kamar. Kakinya melangkah pelan menuju pintu disebelah kamarnya, kamar Ella, adiknya.
Disana, diruang yang juga tampak temaram itu, ia melihat adiknya Ella sedang bergelung nyaman dengan selimutnya. Dan jangan lupakan kedua adiknya yang lain, Kenzo dan Kennan, yang selalu memilih tidur di kamar Ella. Melihat hal itu, Khafi hanya bisa geleng-geleng kepala. Ia sadar, mereka ber-empat memang terlalu menyangi adik perempuan satu-satunya itu.
Tidak ingin kesiangan, Khafi kembali menutup kamar Ella, dan segera beranjak untuk keluar rumah. Disana, tepat di depan pintu masuk rumah mereka, ia sudah mendapati saudara kembarnya, Kalvin, yang sedang melakukan pemanasan. Memang, yang punya kebiasaan joging di pagi hari di rumah mereka, hanya mereka berdua. Papanya lebih memilih olahraga nge-gym di lantai empat rumah mereka, sedangkan Kenzo dan Kennan lebih memilih untuk bermain bola, jika ingin membakar kalorinya.
"Ngecek Ella dulu?" sapaan pertama Kalvin, saat mendapati Khafi sedang berjalan mendekatinya.
Khafi hanya mengguman pelan, dan mulai mengikuti gerakan Kalvin untuk melakukan pemanasan. Sesaat, Khafi mengingat permasalahan yang merusak hubungannya dengan Kalvin, jika mereka sudah bersama seperti ini. Mengingat itu, membuat Khafi meringis pelan. Ia tidak tahu, efek ngebucin bisa sampai bisa menghancurkan hubungan persaudaraan, membuatnya lupa akan segala hal, termasuk kenyataan bahwa ia jauh lebih menyangi adiknya, Ella ketimbang dirinya.
Khafi pantas bersyukur, Ella menyadarkannya dengan kenyataan pahit yang selama ini dilakukan Ara 'mantan pacar' nya diam-diam, selama mereka berhubungan, membuatnya tampak konyol di mata dunia, karna terlalu percaya dengan wajah polos yang di tampilkan Ara.
Khafi menghembuskan nafasnya pelan, berusaha menormalkan kembali emosinya, saat ia teringat dengan Ara. Ia memilih mengikuti langkah Kalvin yang sudah lari sejak dua menit yang lalu.
^^^
"Hai Iroh.... Siang" sapa Khafi ramah pada Iroh, salah satu security perempuan yang biasanya bertugas menyapa orang-orang yang datang.
"Hallo selamat siang pak. Bapak tampak ganteng seperti biasanya" ucap Iroh membalas sapaan boss-nya dengan ramah. "Pak, itu ada perempuan yang sudah dari tadi nungguin bapak" Iroh menunjuk salah satu sofa yang berada di lobi kantor Khafi, dan dibalas gumaman oke olehnya.
Kakinya melangkah tegas menuju tempat perempuan yang sudah menunggunya. Disana, Ia mendapati Ara, si mantan sialannya, yang kini berdiri setelah melihat kedatangan Khafi.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Khafi datar, matanya memandang tajam ke arah Ara.
"Khaf, maafin aku!" ucap Ara pelan. Kedua matanya kini sudah meneteskan air mata.
Khafi berdiri kaku disana. Rahang tajamnya tampak mengeras. Tapi tidak ada sama sekali tatapan kasihan dari matanya, seakan air mata Ara sama sekali tidak berarti dengannya.
"Kamu tampak menyedihkan" ucap Khafi santai. Matanya memandang Ara dari atas sampai bawah. Ada tatapan cemoan pada matanya, seakan merendahkan perempuan yang berdiri di depannya.
Mendengar itu, Ara semakin menangis. Membuat mereka berdua kini menjadi bahan perhatian oleh orang-orang yang sedang hilir di Loby.
Ara membungkuk, kedua kakinya di tekuk, hingga posisinya terlihat seperti sedang bersujud. Bibirnya bergetar, dan kedua matanya masih saja menangis.
"Maafin aku Khaf. Tolong beri aku satu kesempatan lagi, please! Aku janji tidak akan mengulanginya. " pinta Ara mengiba. Ia bahkan tidak mempedulikan urat malunya, saat sedang bersujud minta maaf dengan Khafi seperti saat ini.
Menghembuskan nafasnya pelan. Khafi kembali membuka mulut. "Semuanya sudah berakhir, jangan mempermalukan dirimu sendiri" ucapnya dingin, kemudian pergi berjalan menuju lift, dan meninggalkan Ara yang masih saja tampak bersujud.
Khafi tidak percaya dengan orang yang bisa berubah, apalagi berubah secepat ini. Sekalinya brengsek, pasti tetap akan brengsek. Apalagi yang di lakukan Ara selama di belakangnya, sudah seperti kebiasaan gadis itu. Ingat, kebiasaan sulit untuk di ubah. Ceritanya dengan Ara sudah lama selesai, walaupun ia tahu, perasaannya kepada Ara tidak segampang yang ia pikirkan untuk disingkirkannya. Sial!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
About Her
Chick-LitFOLLOW DULU, BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA. Khafi Putra Kylie, Merupakan putra sulung dari Thomas Kylie, yang memiliki obsesi terhadap seorang gadis, yang bernama Ara. Sebuah peristiwa di masa lalu memaksa Khafi harus memilih antara Ar...