02. Norah

1.4K 117 7
                                    

Loby kantornya sudah mulai melenggang, setelah ia memutuskan untuk mengakhiri drama pagi yang dilakukan oleh Ara. Khafi, masih dengan tatapan tajamnya, kini memandang deretan angka yang berubah pada lift. Kepalanya sedang penuh. Ia bahkan sudah tidak memiliki mood untuk bekerja. Beruntungnya, ia sedang sediri saat ini di Lift, sehingga tidak ada yang bisa memperhatikan bagaimana keruhnya wajah Khafi saat ini.

"Bapak baik-baik aja?" ucap sebuah suara.

Khafi ternyata salah. Ia sedang tidak sendiri.

Kepalanya menoleh kebelakang, dan melihat seorang gadis mungil yang berpakaian hitam putih kini memandangnya.

"Bapak baik-baik aja?" ulangnya kembali, saat masih tidak mendengar jawaban Khafi.

"Bisa tolong acuhkan saya?" pintanya tanpa basa-basi. Kali ini Khafi menatap gadis itu dengsn tatapan datar.

"Sepertinya tidak!" gumam gadis itu, tanpa mengindahkan ucapan Khafi.

Khafi mengerutkan keningnya, hingga kedua alisnya hampir menyatu. Siapa gadis ini? Tidakkah gadis ini tahu, siapa dia? Tidak ingin membuat moodnya semakin down, Khafi kembali menghadap depan, tidak mempedulikan gadis yang bersamanya di dalam lift.

"Mengapa lama sekali" batin Khafi sambil melihat urutan angka yang berada di depannya. Ia tidak tahu, lift yang berada di kantornya, ternyata selelet ini.

Khafi kembali menurunkan pandangannya, dan melihat gadis yang berada di belakangnya melalui dinding cermin yang terselip diantara pintu. Gadis itu kini memandang Khafi, sambil sesekali bersiul. Ia bahkan sama sekali merasa tidak canggung. Khafi tidak tahu apa yang ada di isi kepala gadis itu tentangnya, tapi apapun itu, tindakan gadis itu salah, karna masih memperhatikan penampilan Khafi dari atas sampai bawah.

"HMMM..." dehemnya. "Tidak baik melihat orang dengan terlalu intens nona" peringatnya.

Norah, gadis itu, baru saja hendak bersuara, mengatupkan bibirnya. Gadis itu bergerak untuk maju beberapa langkah, hingga kini ia dan Khafi tampak berdiri sejajar.

"Kamu siapa? Kenapa bisa masuk sini?" Khafi kembali bersuara, membuat Norah yang tadinya menunduk ingin memperbaiki tali sepatunya terpaksa berdiri tegak dan memandang Khafi.

"Bisa tolong abaikan saya?" ucapnya mengikuti perkataan Khafi tadi.

"Sialan!!!" umpat Khafi dalam hati saat mendengar ucapan gadis itu. Tidak ingin berurusan dengan bocah, Khafi keluar saat pintu lift terbuka. Ia tidak peduli sedang berada di lantai berapa.

^^^

"Guys, tolong perhatiaanya! Perkenalkan ini Norah, salah satu mahasiswa UNJ yang magang di divisi kita mulai hari ini" jelas Jo, yang merupakan kepala divisi.

Ucapan Jo jelas mendapat teriakan heboh oleh kariawan lain. Pasalnya, di divisi mereka memang sangat jarang ada perempuan yang di tempatkan, karena hampir sebagian besar, bagian IT memang di minati oleh kaum Adam. Kedatangan Norah di sarang penyamun seperti ini sungguh kabar baik.

Norah yang mendapatkan sambutan baik oleh yang lainnya tak henti-henti mengumbar senyum. Program magang yang memang harus di lakukannya sungguh menyita hampir seluruh perhatian Norah. Ia tidak pernah segugup ini. Ia takut jika selama kegiatan magang berlangsung, ia tidak terlalu di terima, atau bahkan ia selalu di perintahkan melakukan tugas yang sebenarnya bukan sesuatu yang harus di lakukannya.

Tujuan dari magang adalah untuk pelatihan kerja, yang menghasilkan mahasiswa yang kompeten di bidangnya. Tentunya, Norah ingin sekali terjun kedalam dunia IT, bekerja sama dengan para kariawan lainnya yang lebih berpengalaman.

"Nah Norah, meja kamu sementara disini dulu ya" Jo memperlihatkan meja bulat besar yang berada di ruangan mereka. "Nanti saya suruh OB buat antarin meja tambahan" jelas Jo.

"Kalian, kalau mau kenalan, silahkan ya! kenalan sendiri kayaknya lebih enak darpada saya kenalin rame-rame" ucap Jo lagi untuk menarik perhatian bawahannya.

"Norah, udah punya pacar belum?" tanya seseorang dari sudut ruangan, yang Norah tidak tahu itu siapa.

Norah tersenyum manis. "Belum bang. Mau daftar?" tanyanya bercanda, dan lagi-lagi mendapat teriakan heboh oleh yang lainnya.

Norah, yang merupakan contoh salah satu gadis ceria pada umumnya. Ia ramah, dan sopan. Norah memang tidak cantik, ia lebih termasuk kedalam golongan cewek manis khas jawa, apalagi jika ia sudah tersenyum, kedua dimples-nya terlihat dan menambah kadar kemanisannya.

Di kampusnya, Norah juga lumayan populer, karna memang terkenal ramah dan cerdas, apalagi Norah termasuk salah satu mahasiswa yang aktif berorganisasi, sehingga membuat ia banyak di kenal.

"Hai, gue Fadli" sapa seseorang dari arah belakangnya,

Norah menoleh dan membalas salaman Fadli. Bibirnya seperti biasa, tersenyum ramah. "Norah bang. Panggilnya Ara aja" jelasnya.

Fadli beranjak dari tempatnya, dan memilih duduk di sebelah Norah. "Gue juga lulusan UNJ. Tapi udah angkatan tua, mungkin lo enggak pernah dengar" jelas Fadli.

Norah tersenyum. "Mungkin bang" ucapnya pelan.

"Untuk sekarang, bang Jo nyerahin lo ke gue. Dia ngingat kita sama-sama dari kampus yang sama. Jadi, untuk hari ini lo cukup kenalin ruang dan orang-orang sini aja, anggap aja tahap adaptasi. Besok baru gua ajarin, oke, gimana?"

Norah mengangguk. "Oke bang" ucapnya.

About HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang